22. TDLB 🐦

187 39 19
                                    

***
Jgn lupa vote dan komen. Kalo ada kata2 yg kurang atau typo tolong ditandai😁

 Kalo ada kata2 yg kurang atau typo tolong ditandai😁

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

"Anda hebat sekali. Tampan dan kuat!"

Servian menatap risih ke arah seorang perempuan yang tadi bersorak dan bertepuk tangan untuknya. Padahal ia pikir itu adalah Rayyan. Tapi ternyata bukan.

"Apa saya boleh tahu siapa nama Anda?"

Setelah selesai melawan juara bertahan, tak ada lagi penantang yang mau melawan Servian. Jadi pria itu berhasil mengantongi 100 keping koin emas itu dengan mudahnya. Dan sekarang di sinilah ia, di depan sebuah kedai bir dengan seorang gadis desa yang terus membuntutinya.

"Jangan menggangguku."

"Suara Anda juga sangat maskulin. Saya menyukainya." Bahkan gadis itu tak segan-segan mengedipkan sebelah matanya pada Servian. Hanya semakin membuat Servian merasa jijik. Kenapa wanita-wanita begitu mengerikan? Mereka seperti predator saja menurut Servian. Ia lebih baik menghadapi puluhan pemberontak seorang diri daripada harus berhadapan dengan seorang wanita seperti ini.

"Aku bilang, jangan menggangguku. Apa kau tidak bisa bahasa manusia?" sindir Servian tajam. Ia menatap tak suka perempuan itu.

"Lelaki memang seperti itu, tapi pada akhirnya mereka menolak melepaskan saya. Anda akan mendapatkan saya dengan mudahnya. Tidak perlu merasa malu." ucap perempuan itu. Wajah cantiknya memang memukau. Sepertinya ia juga cukup berada karena mengenakan gaun yang mahal dengan perhiasan yang cukup mencolok.

"Aku tidak pernah menginginkan perempuan sepertimu," ucap Servian sebelum berdiri.

Ia melihat sosok Rayyan yang berjalan ke arahnya di kejauhan. Lalu senyum miring terbit di bibirnya.

"Saya tidak akan membuat Anda menyesal Tuan. Apa Anda tidak melihat seberapa bagus tubuh saya?"

Sayangnya Servian malah semakin mual dibuatnya. Tubuh bagus tapi kelakuan buruk, untuk apa?

"Aku sudah memiliki istri. Dan menurutku, kau tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan istriku." ucap Servian. Ia menatap si perempuan itu dengan tatapan meremehkan.

"Memangnya secantik apa istri Anda?" Perempuan itu tersenyum sensual. Kemudian, tak lama setelah itu Rayyan sampai di depan keduanya.

"Vian, apa yang kau lakukan di si--"

"Hmph!" Mata Rayyan membulat sempurna saat ia merasakan benda kenyal dan hangat mendarat di atas bibirnya. Belum lagi ia dipaksa membuka bibirnya untuk menerima sesuatu yang basah dan lembut di dalam mulutnya. Ia tak bisa mencerna apa yang tengah terjadi sekarang. Otaknya kelu. Dari sini matanya bersibobrok dengan sepasang mata ungu menakjubkan yang sangat familiar.

Mata Servian.

"Ngh!" Rayyan merasa aneh. Sekujur tubuhnya seperti gemetar pelan. Terutama ketika Servian meremas bongkahan pantatnya. "Umh!" Ia merasa sangat geli.

The Duke's Little BirdWhere stories live. Discover now