Part 25

1K 72 2
                                    

Setelah kejadiannya dengan Rafael 2 hari lalu, Aveline masih belum mendengar kabar darinya. What happens in Jakarta stay in Jakarta, hanya itu yang Rafael katakan terakhir kali.

He's a jerk! Dia selalu datang, membuat masalah, pergi begitu saja tanpa alasan atau pun maaf, dan dia bisa datang lagi seakan tidak ada masalah. Yap, Rafa selalu menjadi orang yang seperti itu. Ucap Aveline dalam hati memikirkan kemana laki-laki itu pergi.

Tokk! Tokk!

Aveline mendengar suara ketukan dari luar pintu apartemen Aveline.

"Yaa, sebentar..." Ucap aveline.

Aveline menghampiri pintu dan membuka pintunya melihat Rafael berdiri di depan apartemennya, tuhan seakan-akan membaca pikirannya. Setelah 2 hari menghilang, laki-laki itu datang di hadapannya seakan tidak terjadi apa-apa. Aveline benar-benar tidak mengerti apa maunya sekarang.

"Hey, aku baru saja selesai berolahraga. Nathan meminta ku mampir ke supermarket, membeli beberapa makanan untuk mu..." Ucap Rafael sambil membawa beberapa kantong belanja.

"Sini, biar ku bantu..." Jawab Aveline membantu Rafael membawa beberapa kantong.

Di dapur Aveline mengeluarkan beberapa makanan instant dan snack yang Rafael atau Nathan beli untuknya.

"Maaf aku merepotkan mu..." Ucap Aveline.

"Tidak masalah, aku hanya membantu Nathan..." Jawab Rafael dengan santai.

See? Kok bisa ya? Dia selalu bersikap biasa-biasa aja setelah melakukan kesalahan?. Ucap Aveline sambil memperhatikan Rafael yang membantunya mengisi kulkas.

"Umm hari ini kamu gak kerja?" Tanya Rafael basa-basi.

"I'm not feeling well, jadi aku izin hari ini..." Jawab Aveline.

"Kamu sakit?" Tanya Rafael dengan khawatir.

"Cuma kecapekan karena overtime, tapi nanti juga sembuh..."

Rafael menatap Aveline, menempelkan punggung tangannya pada kening Aveline.

"Kamu demam, Ave..." Ucap Rafael.

"Its okay, nanti juga mendingan..." Jawab Aveline.

"Sekarang kamu duduk dulu di sofa. Aku keluar dulu beli obat sebentar..." Ucap Rafa menuntun Aveline untuk duduk di sofa.

Mau Nathan atau Rafael kalo ngeliat orang sakit pasti pada lebay, kesannya kayak besok mau meninggal. Gatau aja mereka, kalo orang Indonesia itu udah pada tahan banting. Ucap Aveline dalam hati. Rafael keluar untuk membeli obat-obatan untuk Aveline.

Aveline menunggu Rafael sambil menonton TV, memang kepalanya terasa pusing dan badannya juga lemas tapi ia merasa ini bukan sakit yang parah. Tidak lama, Rafael pulang membawakannya obat.

"Iyaa Nat, aku sudah membelikannya obat... Pagi ini belum sarapan, nanti aku buatkan makanan... Iyaa pasti aku akan cek suhunya secara berkala..." Ucap Rafael sambil berbicara melalui handphone dan Aveline bisa menebak itu dari Nathan.

Setelah berbicara dengan Nathan melalui handphone, Rafael menyiapkan sarapan untuk Aveline sebelum minum obat.

"Nathan?" Tanya Aveline.

"Yaa, aku mengabarinya kalo kamu sakit. Kamu gak bilang ke dia?" Ucap Rafael kembali bertanya.

"Cuma sakit biasa kok, aku gak mau dia khawatir..." Jawab Aveline.

"Tetap aja dia khawatir kalo ada apa-apa sama kamu, Ave..." Ucap Rafael.

"Iyaa, maaf..." Jawab Aveline.

"No worries, Nathan benar-benar sayang pada mu ya? Ahaha." Tanya Rafael tertawa cemburu.

Aveline memilih untuk tidak menjawab pertanyaan bodoh Rafael, ia tau laki-laki itu cemburu. Rafael membawa bubur dan obat untuk Aveline ke sofa.

"Kamu bisa masak?" Tanya Aveline.

"Bisa, walaupun gak sejago Nathan..." Jawab Rafael menyebalkan.

Aveline mengisi perutnya dengan bubur sebelum ia minum obat.

"Ini obatnya, kamu minum dulu..." Ucap Rafael sambil memberikan Aveline obat.

"Stop treating me like a baby..." Jawab Aveline.

"Aku cuma disuruh Nathan..." Jawab Rafael, membawa nama Nathan lagi.

Kali ini Aveline benar-benar jengkel dengan ucapan Rafael. Kalo tidak karena terpaksa dirawat olehnya, ia pasti sudah mengusir laki-laki itu sekarang. Aveline meminum obatnya dan kembali istirahat di sofa.

"Kamu mau istirahat disini?" Tanya Rafael.

"Iyaa gapapa, disini aja..." Jawab Aveline.

"Sebentar, aku ambil bantal dan selimut dulu..." Ucap Rafael.

Rafael menuju ke kamar Aveline untuk mengambil bantal dan selimut, memastikan Aveline bisa beristirahat dengan nyaman.

"Get well soon, Ave..." Ucap Rafael tersenyum.

"Thanks, Rafa..." Jawab Aveline.

Please Rafa, jangan lo acak-acak hati gue buat Nathan...

Middle || Rafael Struick - Nathan Tjoe A OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang