Part 64

778 64 1
                                    

Aveline dan Nathan baru saja pulang berolahraga setelah menghabiskan waktu selama sejam berjogging mengelilingi Stadion GBK.

"Kamu mau aku buatin sarapan apa?" Tanya Nathan.

"Apa aja aku sukaa, tapi lagi gak mau makan nasi goreng..." Jawab Aveline

"Aku buatin kamu pancakes aja yaa..." Ucap Nathan tersenyum.

"Yes, please..." Jawab Aveline mencium pipi Nathan.

Aveline menunggu Nathan masak dan menyiapkan sarapan untuknya sambil menonton TV. Aveline bukan tidak mau membantu Nathan, tapi Nathan selalu melarangnya.

"Ayo, babe! Makanan mu sudah siap..." Ucap Nathan.

Aveline berjalan menuju ke meja makan dan duduk menunggu Nathan memberikan sarapannya.

"Ini sarapan mu..." Ucap Nathan memberikan sepiring pancakes sesuai request-nya Aveline.

"Thanks, Nat.." Jawab Aveline tersenyum.

"Kamu cobain dulu, kurang apa..." Ucap Nathan.

Aveline memotong pancakes menjadi bagian kecil untuk ia makan.

"Enak, aku suka..." Jawab Aveline mengacungi jempolnya.

"Ahaha ayo habiskan..." Ucap Nathan tertawa gemas melihat Aveline.

Aveline hanya tersenyum pada Nathan dan melanjutkan sarapannya. Selesai sarapan, Aveline dan Nathan ingin menghabiskan waktunya dengan menonton TV seharian. Mereka terlalu lelah untuk pergi kemana-mana setelah olahraga.

"Umm babe, aku dan Rafa sudah berbaikan..." Ucap Nathan.

"Oh ya? Good to hear that..." Jawab Aveline.

"Yaa, aku tidak ingin membuat tim kita makin kacau karena masalah ku dengannya..." Ucap Nathan.

"Benar, aku juga mengkhawatirkan itu..." Jawab Aveline.

"Rafa, juga udah cerita semua soal pertemuan kalian terakhir kali. Kamu yang memintanya untuk berbaikan dengan ku..." Ucap Nathan mengelus lembut rambut Aveline.

"Yaa, dia mencoba untuk menyelesaikan masalahnya dengan ku. Aku meminta sesuatu padanya, tapi dia malah memberi ku syarat..." Jawab Aveline kesal. Nathan tertawa melihat Aveline kesal.

"Ahaha syarat yang dia minta dari mu?" Tanya Nathan.

"Aku memintanya untuk berbaikan dengan mu, tapi dengan syarat aku harus membayar hutang makan Subway-nya waktu itu. Menyebalkan..." Jawab Aveline.

"Aku sudah berbaikan, sekarang kamu harus membayar hutang mu padanya..." Ucap Nathan tertawa.

"Emangnya kamu gak masalah, kalo aku pergi bersamanya lagi?" Tanya Aveline.

"Tidak, babe. Asal dia tidak mencoba untuk merebut mu lagi..." Jawab Nathan.

"Nathan...." Ucap Aveline.

"Ahaha aku hanya bercanda, babe. Aku hanya ingin mengenal Rafa sebagai sahabat ku dan tidak peduli dia dulu pernah menjadi kekasih mu..." Jawab Nathan.

"Okayy, itu terdengar sedikit sarkas..." Ucap Aveline.

Nathan hanya tertawa memeluk Aveline dengan erat. Ia benar-benar mencintai Aveline dan tidak ingin melepaskan Aveline lagi selamanya.

"Nathan, aku bisa mati dipeluk kamu kayak gini..." Ucap Aveline berusaha melepaskan pelukan Nathan.

"Tidak, aku gemass..." Jawab Nathan masih memeluknya.

Aveline membiarkan Nathan memeluk tubuhnya dengan erat. Setelah puas memeluk Aveline, ia menatap wajah merah Aveline yang begitu lucu.

"Thanks, Ave..." Ucap Nathan menatap Aveline.

"For what?" Tanya Aveline bingung dengan perkataan Nathan.

"Thanks for choosing me, Ave. For wanting to be with me even when there could be other people that are a better fit for the person you are. For making me see, no matter what happens, you will always choose me..." Jawab Nathan menyentuh halus pipi Aveline.

Perlahan Nathan mendekatkan wajahnya pada Aveline dan mencium bibir Aveline dengan lembut. Aveline membalas ciuman yang Nathan berikan.

I don't want anyone else but you...

Middle || Rafael Struick - Nathan Tjoe A OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang