Part 23

1K 67 3
                                    

Rafael terbaring lemas di tempat tidur Aveline. Ia membantunya membuka jaket, tas dan sepatunya. Ia tidak tahan dengan aroma alkohol menyengat di baju Rafael.

"Rafa, baju mu bau banget alkohol..." Ucap Aveline.

Rafael langsung membuka dan melempar semua pakaiannya ke lantai, hanya menyisakan celana pendeknya saja. Aveline tidak percaya apa yang Rafael lakukan di depannya, ia berusaha untuk tidak menatap pada badan Rafael yang sekarang terlihat membesar daripada terakhir kali ia melihatnya.

"Sebentar, aku ambil baju bersih punya Nathan..." Ucap Aveline, beranjak dari tempat tidur.

Rafael menarik tangan Aveline dan memeluk pinggulnya. Aveline terdiam dan shock melihat apa yang dilakukan Rafael padanya.

"Aku tidak menginginkan Nathan. Please don't go, Ave..." Jawab Rafael.

Ucapan Rafael begitu lembut dan rapuh, membuat Aveline luluh dan terdiam dalam pelukannya. Ia tau ini hal yang salah, tapi terkadang ia juga merindukan pelukannya.

"Apa yang membuat mu kayak gini?" Tanya Aveline.

"Aku tidak tahu..." Jawab Rafael masih belum sadarkan diri.

Aveline menatap Rafael yang masih memeluk erat pinggulnya, tangan Aveline menyentuh rambut ikal milik Rafael. Kali ini ia benar-benar membiarkan laki-laki itu terus memeluknya.

"Just stay with me, Ave. I really miss you..." Ucap Rafael dengan suaranya yang serak. Membuat Aveline semakin tidak tega meninggalkannya.

"Rafa, kamu mabuk..." Jawab Aveline, tidak ingin perasaannya semakin luluh karena ucapan Rafael.

"Aku minta maaf karena meninggalkan mu. Aku tidak ingin pergi dari mu lagi..." Ucap Rafael dengan menyedihkan.

Drunk words, are sober thoughts. Rafael tidak akan ingat apa yang ia ucapkan malam ini.

"‪Apologies are never gonna fix this‬. We are not the same person anymore, El..." Jawab Aveline.

Rafael benar-benar merindukan panggilan itu dari mulut Aveline. Ia melepaskan pelukannya dan mengajak Aveline untuk duduk di tempat tidur. Sekarang ia berada di posisi yang sama dan bisa menatap Aveline dengan jelas.

"I don't care, aku cuma mau kamu..." Ucap Rafael menyentuh lembut pipi Aveline. Mungkin kalo Rafael dalam keadaan sadar, sudah pasti Aveline akan menamparnya atau mendorong tubuhnya untuk menjauh.

"I can't..." Jawab Aveline.

Aveline melepaskan tangan Rafael dari pipinya. Ia tidak ingin terbawa suasana, ia tau Rafael hanya mabuk. Aveline berdiri dari tempat tidurnya, merapihkan pakaian Rafael yang berserakan di lantai.

"Kamu bisa pakai kamar ku, aku akan tidur di sofa." Ucap Aveline.

"No, please stay with me tonight..." Ucap Rafael memohon padanya.

"Rafa please, I don't want to hurt you and Nathan's feeling..." Jawab Aveline.

"What happens in Jakarta, stay in Jakarta Ave. I promise..." Ucap Rafael kembali mengenggam tangan Aveline.

Aveline tau ini begitu salah, ia tidak tahu harus apa. Ia tidak ingin menyakiti Nathan, tapi Rafael terus memohon padanya untuk tinggal. Ini bukan pilihan yang mudah. Aveline kembali duduk di tempat tidurnya dan menatap Rafael.

"I died when you left me, El. You're the one who broke my heart. You're the reason my world fell apart. You're the one that made me cry. We need to move on...." Ucap Aveline, menahan air matanya.

Ia tau perkataannya akan menyakiti Rafael, tapi ia ingin Rafael sadar kalo sekarang Aveline bukan miliknya lagi.

"I know, Ave. I'm sorry, you can blame me for that. I fucked up. Please forgive me, Ave..." Jawab Rafael menatap Aveline dengan penuh penyesalan.

Aveline masih terdiam, mengingat rasa sakit saat Rafael meninggalkannya. Ia hanya menunduk dan menangis, Aveline masih membutuhkan waktu untuk berdamai dengannya.

"Please don't cry..." Ucap Rafael mengangkat wajah Aveline yang menunduk.

"lf you love me, why did you leave me?" Tanya Aveline.

"I don't know, Ave..." Jawab Rafael.

Rafael menatap mata Aveline yang sembab. Tatapan Rafael begitu dalam, membuat Aveline semakin luluh. Rafael mencium Aveline tanpa berpikir apapun, ia membuat Aveline membalas ciumannya. Ciuman yang Rafael rindukan selama bertahun-tahun. Aveline mendorong Rafael untuk menghentikan ciumannya, ia sadar apa yang dilakukannya salah.

"I'm sorry, Ave..." Ucap Rafael menyesal dengan apa yang ia lakukan.

"Aku akan tidur diluar..." Jawab Aveline.

"‪No, please stay with me tonight. I don't want you to leave‬..." Ucap Rafael kembali memohon pada Aveline. Ia terdengar sangat menyedihkan.

Aveline masih terdiam setelah apa yang baru saja terjadi. Pikirannya begitu kacau, ia tidak bisa berpikir dengan jernih. Ia hanya ingin tidur dan melupakan kejadian malam ini. Aveline berbaring di sebelahnya, memunggungi Rafael.

"I know, you will hate me tomorrow..." Ucap Rafael.

"I already hate you, Rafa..." Jawab Aveline.

What happens in jakarta, stay in jakarta...

Middle || Rafael Struick - Nathan Tjoe A OnWhere stories live. Discover now