Part 55

1.1K 104 32
                                    

Tidak lama setelah itu Nathan selesai mandi, ia menghampiri Aveline yang ada di sofa.

"Umm Ave, do you mind if I stay for a night? Aku hanya tidak ingin pulang malam ini..." Tanya Nathan.

Nah kan, ada aja ini idenya tiba-tiba minta nginep disini. Ucap Aveline dalam hati. Sebenarnya ia ingin menolak permintaan Nathan, tapi entah kenapa Aveline juga menginginkan Nathan ada disini bersamanya. Ia tahu Nathan baru saja mengalami hari yang berat dan membutuhkan tempat untuk berpulang.

"Yaa, sure..." Jawab Aveline.

"Baiklah, aku akan tidur di sofa..." Ucap Nathan.

Aveline sedikit lega karena Nathan tidak memaksa Aveline untuk selalu berada di dekatnya. Mungkin Justin benar, Nathan masih butuh waktu dan ruang untuk dirinya sendiri. Sama seperti apa yang Aveline lakukan saat ini.

"Okayy, kalo begitu. Good night, Nat..." Jawab Aveline menuju ke kamarnya.

"Good night, Ave..." Ucap Nathan tersenyum.

Aveline masuk ke kamar, berbaring di tempat tidurnya. Ia merasa Nathan begitu dekat dengannya, tapi terasa jauh. Kehadiran Nathan sekarang membuatnya semakin bingung harus berbuat apa sekarang. Aveline merasa bersalah karena bersikap menyebalkan pada Nathan daritadi, tapi ia sendiri juga takut kalo Nathan akan benar-benar meninggalkannya lagi nanti setelah keadaan kembali normal.

"Ave..." Ucap Nathan mengetuk pintu kamar Aveline.

"Yaa??" Jawab Aveline dari dalam kamarnya.

"Boleh aku masuk?" Tanya Nathan dari luar pintu kamarnya.

"Sebentar..." Jawab Aveline.

Aveline beranjak dari tempat tidur, membuka pintu kamarnya.

"Ada apa??" Tanya Aveline menatap Nathan.

"I miss you so fuckin bad, baby..." Jawab Nathan memeluk erat Aveline.

Aveline hanya diam membiarkan Nathan memeluknya. Seketika semua usaha yang ia lakukan untuk menjauh dari Nathan kembali runtuh. Aveline membalas pelukannya, ia juga merindukan laki-laki tersebut.

"Aku minta maaf, Ave. Aku menyesali apa yang aku lakukan pada mu, aku mohon kembali lah pada ku..." Ucap Nathan masih memeluk Aveline.

"It's okay, Nat. I'm sorry for hurting you too..." Jawab Aveline.

Nathan tersenyum menatap Aveline, ia kembali memeluknya dengan erat. Nathan mengajak Aveline masuk dan berbaring di tempat tidur bersamanya.

"Aku merasa bodoh, meninggalkan dan membiarkan mu kemarin..." Ucap Nathan mengelus rambut Aveline yang memeluknya.

Nathan merasa bodoh melepaskan Aveline dengan mudahnya kemarin, padahal ia sendiri merasa tersiksa selama sebulan ini tanpa bertemu dan memeluk Aveline. Nathan sadar, apa yang dilakukannya kemarin sama brengseknya seperti apa yang dilakukan Rafael dulu pada Aveline.

"Aku marah, tapi aku juga terlalu egois. Aku terlalu mendorong mu jauh, padahal aku masih sangat mencintai mu..." Ucap Nathan.

"It's okay, aku tau kamu marah. Aku cuma sedih, karena aku ga expect kamu bakal marah selama ini dan se gak mau itu ketemu aku. Aku tau kamu biasanya gak pernah sampai segininya kalo kita berantem, aku jadi terus-terusan ngerasa bersalah dan menyesal akan hal itu..." Jawab Aveline menangis.

"Hey, don't cry baby. Aku sudah memaafkanmu, Ave. Berhenti lah untuk menyalahkan dirimu sendiri, okay?" Ucap Nathan menghapus air mata di pipi Aveline.

"Umm okay..." Jawab Aveline.

Nathan tersenyum mengelus rambut Aveline. Aveline merasa cengeng terus-terusan menangis di pelukannya, tapi ia juga merasa sangat menyesal pernah menyakiti Nathan.

"Sekarang boleh kah kita membahas soal masalah di hari itu? Aku hanya ingin menyelesaikannya..." Ucap Aveline.

"Sure..." Jawab Nathan tersenyum.

"Kamu tau banyak soal aku dan Rafa, bahkan banyak hal juga yang aku gak tahu sama sekali. Kenapa kamu gak marah dan ngomong sama aku lebih dulu soal itu?" Tanya Aveline.

"Aku hanya memberi mu waktu untuk menceritakan semua dan ternyata banyak hal juga yang kamu sendiri gak sadar dan tau. Aku benar-benar marah soal Rafa yang mencium mu waktu itu dan kamu menutupi soal itu..." Jawab Nathan.

"I'm so sorry, Nat. Aku bingung harus bilang ke kamunya gimana..." Ucap Aveline.

"Aku lebih baik mendengar cerita itu dari mulut kamu daripada Rafa, karena itu jauh lebih menyakitkan buat ku Ave..." Jawab Nathan.

"I'm sorry..." Ucap Aveline.

"Its's okay, Ave. I know everyone makes mistakes in life, but that doesn't mean they have to pay for them the rest of their life. Aku tidak membenci mu atau Rafa, aku hanya marah pada kalian berdua dan aku butuh waktu untuk berpikir dengan tenang kenapa semua itu bisa terjadi..." Jawab Nathan.

Aveline hanya memeluk Nathan. Nathan membiarkan Aveline terus memeluknya dengan erat. Ia hanya tidak ingin membiarkan Aveline pergi darinya lagi.

"Umm Nathan?" Tanya Aveline.

"Yaa?" Jawab Nathan.

"Thank you for giving me another chance. I just want you to know that I've been waiting for a man like you all my life and I love you so much..." Ucap Aveline menyembunyikan wajahnya. Ia terlalu malu menatap Nathan saat ini.

"Aww so sweet. I love you more, Ave my baby..." Jawab Nathan mengelus rambut panjang Aveline dan menciumnya.

Middle || Rafael Struick - Nathan Tjoe A OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang