42 PENGORBANAN SHIRA

216 28 6
                                    

Shira Cepol rambutnya, lalu dia bersimpuh di sisi Naren.

Pertama-tama Shira tatap Vanilla lekat dan Vanilla langsung memalingkan wajah sembari dengan cepat menarik ketiga remaja yang ada disana menjauhi Shira.

Sedangkan Earth yang cepat memahami situasi juga ikut menarik Zen. Lalu Mask yang tanggap, segera memiting tangan Reiver, menjatuhkan dan menahan temannya itu di lantai.

Mereka semua seketika bisa merasakan energi kuat, gelap namun menenangkan yang menguar ketika Shira menempelkan kedua tangannya di perut Naren.

Reiver dan teman-teman Shira yang akhirnya mengerti, mulai berontak hendak menghentikan Shira. Ketiga pria yang menahan mereka masing-masing sangat kewalahan. Terutama Vanilla dan Mask.

"Hentikan! Hrom!" Teriak dan berontak Reiver sekuat tenaga. Namun Mask mengerahkan seluruh tenaga dan energinya untuk menahan Reiver. Bahkan urat-urat Mask sampai tercetak jelas dibawah kulit.

"Shira jangan!" Teriak Mosa, Matteo dan Zen bersamaan. Sedangkan Lisly sudah menangis histeris dan gemetaran.

"Reiver, maaf...sepertinya aku akan butuh darahmu lagi." Ujar Shira sembari tersenyum sebelum akhirnya menembakkan seluruh energinya kedalam tubuh Naren.

"Naren sembuh, pulih dan sehat kembali." Itulah ucapan terakhir Shira sebelum akhirnya dirinya ambruk di samping Naren dengan kondisi tubuh sepucat mayat.
.
.
Earth selesai meminumkan beberapa ramuan—yang berhasil dia buat—kepada Shira. Sementara Reiver masih diam terduduk di kursi, tepat di sisi ranjang tempat Shira terbaring. Terlihat jelas ekspresi frustasi di wajah lelaki berambut hitam legam ini.

Reiver tatap wajah gadis muda itu yang tidak ubahnya seperti wajah mayat. Beruntungnya Shira, karena kapal pesiar ini memiliki fasilitas pengobatan yang sangat memadai. Bahkan termasuk pengobatan tradisional.

"Jujur saja Reiver, Shira itu sangat kuat. Dia punya tekad hidup yang luar biasa. Kau tidak perlu khawatir, dia akan bertahan." Ujar Earth apa adanya dan Reiver pun menyadari itu, hingga dia tertawa pelan.

"Aku tahu. Buktinya adalah segala hal gila yang bisa dia lakukan." Jawab Reiver yang membuat Earth tersenyum simpul.

Earth meletakkan beberapa botol ramuan diatas nakas ranjang Shira. Reiver lirik botol-botol kecil berisi cairan hijau muda itu.

"Aku tidak menyangka, murid perguruan bela diri kuno Gajah Putih bisa melakukan pengobatan seperti ini." Komentar Reiver yang sejak tadi melihat bagaimana cekatannya Earth menangani Shira dan Naren bergantian.

"Rupanya kau tahu perguruanku."

"Caramu bertindak dan ketenanganmu menghadapi situasi. Setiap alumni perguruan bela diri pasti punya ciri khas tersendiri dari sikap mereka."

"Di perguruan aku juga bekerja sebagai relawan bencana. Pengobatan modern tidak akan langsung tersedia ketika bencana baru saja selesai terjadi. Sementara aku tidak punya ability genezing. Itu sebabnya aku mempelajari pengobatan kuno yang memanfaatkan alam dan kemampuan pemulihan tubuh manusia itu sendiri, agar ketika pengobatan modern atau dokter modern tidak ada, orang-orang tetap bisa diselamatkan."

Reiver tersenyum mendengar penuturan Earth. Jika saja Naren yang berbicara seperti itu, sudah pasti Reiver akan tertawa terbahak-bahak.

"Kau lelaki yang mulia rupanya. Berbeda dengan bajingan yang terkapar di kamar sebelah. Padahal kalian sama-sama bekerja untuk menyembuhkan orang."

"Setiap orang punya prinsipnya sendiri Reiver. Aku tidak mau mengomentari Naren meski kami sama-sama bekerja di bidang kesehatan. Berikan ramuan ini kepada Shira setiap dua jam sekali. Aku akan mengecek Naren dulu."

SECOND LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang