Devon tengah berjalan di area taman belakang istana setelah selesai mengadakan rapat dengan para tetinggi tadi. Pria itu berjalan sambil sedikit memikirkan perkataan Hery sebelumnya tentang tanah leluhur keluarga ayahnya. Apakah.. dia harus membicarakan hal ini dengan sang ayah? pikirnya.
Namun seketika Devon menggelengkan kepalanya, Tidak! Tentu saja tidak! Ia tidak sudi berbicara dengan pembohong itu, pikirnya.
Devon pun menghela nafasnya pelan dan seketika melihat John yang tengah membawa seekor kuda berwarna hitam yang ia tau milik siapa itu. John menatap Devon dan mengangkat sebelah tangannya untuk menyapa pria itu,
"Selamat siang Pangeran" sapa John dengan senyumannya.
Devon berhenti di hadapan John,
"Jangan berbicara formal John, aku tidak nyaman mendengarnya" ucap Devon datar.
John menatap pria itu dan tersenyum pelan,
"Baiklah Devon" balas John.
Devon menatap kuda di samping John,
"Bukankah ini kuda milik George? Kenapa kau membawanya?" tanya Devon.
John menatap kuda di sampingnya dan menghela nafasnya pelan,
"George memintaku untuk menyimpannya di kandang dan membersihkannya. Dia baru saja kembali dari kunjungan ke istana seberang" jawab John.
Devon menghela nafasnya tidak suka,
"Kenapa kau mau melakukannya? Kau adalah penjaga kuda pribadiku, George tidak berhak mengatur dan memerintah mu tanpa seizin ku!" ucap Devon tidak suka.
John hendak membuka mulutnya untuk menjawab, namun seketika seorang pria datang menghampiri Devon dan John dengan wajah angkuhnya,
"Memangnya kenapa? Apa kau keberatan Devon?" tanya George tajam.
Devon menatap George dan menghela nafasnya dengan malas,
"Tentu saja! John adalah perawat kuda pribadiku, kau tidak berhak mengaturnya tanpa seizinku!" balas Devon tajam.
George seketika tersenyum mengejek,
"Belum menjadi penerus tahta saja kau sudah sangat angkuh dan sombong. Asal kau tau, aku berhak menyuruh bawahan manapun untuk melayaniku, dan.. itu semua sudah mendapat persetujuan dari Bibi Rebecca, kau paham!" ucap George angkuh.
"Hey kau! Cepat bawa kuda ku ke kandangnya!" teriak George pada John sambil berlalu pergi.
Devon seketika mengepalkan tangannya dan hendak kembali melawan George, namun John menahan bahu pria itu,
"Sudahlah Devon, jangan ladeni dia, dia hanya sedang memancing mu" ucap John menenangkan.
Devon menghela nafasnya pelan dan mencoba mengatur emosinya,
"Jika saja dia bukan sepupuku, mungkin aku sudah menghabisinya!" bisik Devon marah.
John hanya tersenyum pelan mendengar ucapan Devon,
"Oh iya.. ada kabar bagus" ucap John tiba-tiba yang membuat Devon menatap kearahnya.
"Kabar apa?" tanya Devon sedikit tidak tertarik.
John menatap Devon dan tersenyum penuh arti,
"Tadi aku tidak sengaja melihat, sudah ada beberapa Putri Kerajaan yang tiba di istana" ujar John dengan nada menggoda.
Seketika Devon menatap John dan menghela nafasnya sedikit kasar,
"Sungguh kabar yang sangat 'bagus' " ledek Devon tajam yang membuat John tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permaisuri Palsu Tawanan Sang Pangeran
RomanceMery, gadis berusia 17 tahun yang mempunyai tekad kuat untuk pergi dan masuk ke dalam istana Pearland, untuk menemukan ibunya yang di culik oleh para penjaga istana 2 tahun yang lalu. Mery pun rela mengorbankan dirinya dibawa oleh penjaga istana unt...