Billie masuk ke dalam ruangan pribadi Devon sambil membawa sesuatu yang berbentuk kotak cukup besar dengan warna keemasan. Pria itu menatap Devon yang tengah duduk di ruang kerjanya sambil membaca sebuah dokumen,
"Selamat pagi Tuan" sapanya yang hanya dibalas anggukkan pelan dari Devon.
Billie tersenyum dan meletakkan kotak itu di meja Devon,
"Aku mengantarkan pakaian Tuan yang akan di pakai pada pesta dansa malam ini" ucap Billie yang membuat Devon terdiam dan menatap kotak di depannya.
Devon pun hanya kembali mengangguk pelan,
"Tolong letakkan kotak itu di kamarku" ucapnya datar.
Billie mengangguk dan kembali menatap Devon yang terlihat kembali membaca dokumen di tangannya,
"Ekhem.. Bagaimana perasaan Pangeran saat ini? Apa.. Apa Pangeran sudah memiliki sinyal tentang siapakah calon istri Pangeran?" tanyanya yang membuat Devon langsung menatap kearahnya dengan dingin.
Billie seketika berdehem dan menunduk pelan,
"Maaf jika aku terlalu lancang, aku hanya menyampaikan pertanyaan dari Ratu Rebecca" ucapnya sedikit bergidik.
Devon tidak menjawab pertanyaan Billie dan terdiam sejenak,
"Apa ayah sudah berada di istana?" tanya Devon tiba-tiba merubah tema pembicaraan.
Billie terdiam sejenak dan mengangguk,
"Sudah Pangeran, Raja Charles sudah kembali kemarin malam dan akan ikut merayakan pesta nanti malam" jawabnya yang membuat Devon kembali terdiam.
Billie menatap Devon dan kembali berdehem,
"Oh iya, ada satu lagi.." ucap Billie terhenti sejenak sambil mengeluarkan sesuatu dari balik jas nya.
"Tadi, aku berpapasan dengan Putri Laura, dan dia memintaku untuk memberikan ini pada Pangeran" lanjutnya sambil memberikan sebuah kotak yang berukuran sedang.
Billie meletakkan kotak itu diatas meja. Devon hanya menatap kotak itu sekilas dan kembali menatap dokumennya,
"Jika sudah selesai kau boleh keluar" ucap Devon yang membuat Billie langsung menegakkan tubuhnya dan mengangguk.
"Baik Pangeran, kalau begitu, aku permisi" ucapnya sambil membungkuk dan berlalu pergi.
Devon meletakkan dokumennya dan menghela nafasnya pelan. Malam ini adalah malam dimana ia harus mulai menentukan pilihan hatinya pada salah satu calon permaisuri atau calon istrinya.
Sebenarnya, hati Devon sudah memilih satu wanita yang selalu berada di dalam pikirannya akhir-akhir ini. Wanita yang membuatnya merasakan keanehan di tubuhnya, terutama di dalam hatinya. Wanita yang selalu mengganggu pikirannya dan membuatnya resah karena rasa rindu.
"Sebenarnya.. Apa ini yang dinamakan jatuh cinta?" tanya pria itu pelan pada dirinya sendiri.
Devon mengusap rambutnya dan menghela nafasnya dalam. Ia pun memutuskan berdiri dan keluar dari ruangannya untuk mencari seseorang yang membuatnya tak karuan..
~~
John tengah berjalan di pinggir taman sambil membawa beberapa buku yang akan ia bawa ke universitas. Ia sudah mulai fokus sekolah kedokteran hewan akhir-akhir ini. John lebih sering menghabiskan waktunya di universitas daripada di istana belakangan ini. Ia juga belum bertemu dengan Devon semenjak kejadian malam itu, malam dimana ia bertemu dengan Mery/Melisa.
Sejujurnya, John masih merasa patah hati, tetapi ia mencoba menghilangkan perasaan itu dengan menyibukkan dirinya untuk belajar. Saat John hendak berbelok, seketika langkah pria itu terhenti saat ia berpapasan dengan Mery.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permaisuri Palsu Tawanan Sang Pangeran
RomanceMery, gadis berusia 17 tahun yang mempunyai tekad kuat untuk pergi dan masuk ke dalam istana Pearland, untuk menemukan ibunya yang di culik oleh para penjaga istana 2 tahun yang lalu. Mery pun rela mengorbankan dirinya dibawa oleh penjaga istana unt...