Broken

190 13 31
                                    

BRUK!

Mery tersungkur di atas tanah kotor sebuah sel yang berukuran cukup kecil. Para pengawal yang membawanya tadi seketika langsung menutup pintu sel dan menguncinya. Mery dengan cepat berdiri di depan sel dengan tatapan memohonnya,

"Dimana Pangeran?? Biarkan aku berbicara dengannya! Tolong jangan bawa ibuku ke penjara bawah tanah!" ucap Mery memohon pada pengawal tersebut.

Pengawal itu menatap Mery dengan tajam,

"Pangeran tidak punya waktu untuk berbicara denganmu! Nikmatilah hukuman mu gadis muda" balas pengawal itu yang langsung pergi meninggalkan Mery.

Mery mencoba kembali memanggil namun para pengawal itu pergi meninggalkan gadis itu di dalam ruangan yang kotor dan cukup gelap tersebut.

Mery terduduk dan mulai menangis mengingat sang ibu. Ia takut jika ibunya mendapat hukuman dan disiksa. Ini semua salahnya.. Seharusnya Mery tidak terjebak oleh permainan Selena sejak awal..

"Ibu..." lirihnya dengan perasaan yang sakit.

~~

BRAK!

Devon menaruh botol wine nya dengan keras keatas meja setelah meneguknya dengan cepat. Cengkraman tangan Devon di botol itu terlihat begitu kuat seakan botol tersebut hampir remuk di tangannya.

Pria itu menatap kearah jendela dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada rasa marah yang besar, kekecewaan yang dalam dan juga rasa sakit disana. Devon kembali meneguk botol winenya sampai habis dan melempar botolnya kearah tembok sampai hancur berkeping-keping,

PRANG!!!!!!!!

Serpihan kaca terlihat berserakan di lantai seperti gambaran hati Devon saat ini. Hatinya yang perlahan terbuka karena cinta, disaat bersamaan juga langsung hancur tak tersisa..

Ia merasa marah dan kecewa pada keadaan saat ini. Awalnya, ia mulai mempercayai apa itu cinta.. Tapi kepercayaannya itu hanyalah sia-sia.. Pria itu.. telah ditipu oleh seseorang yang telah berhasil membuka pintu hatinya, namun juga berhasil menjadi seseorang yang membuat hatinya hancur..

Devon mengepalkan tangannya dan memukul meja dengan kuat,

BRAK!!!!

"Bajingan!" desis pria itu tajam.

Devon terduduk di lantai dan menyandarkan punggungnya di meja. Pria itu terlihat cukup mabuk dan berantakan. Devon tersenyum sinis sambil mencengkram rambut atasnya,

"Kau benar-benar keterlaluan.." desis pria itu dengan rasa sakit.

"Setelah membuatku terbang di angkasa.. kau langsung menjatuhkan ku ke dasar jurang" lanjutnya.

Pria itu kembali menunduk dan mencoba menenangkan hatinya yang hancur dengan kembali meraih botol wine lain dan meneguknya. Siapa sangka, pria kuat seperti Devon terlihat begitu hancur saat ini karena seorang wanita yang telah menipunya..

Akankah Devon kembali percaya pada cinta?? Sepertinya itu sangat mustahil. Dan, yang hanya mengetahui jawaban itu adalah Devon sendiri..

~~

Sinar matahari masuk melalui sedikit celah tembok yang retak di dalam salah satu sel tahanan istana. Seorang gadis terlihat mengerjakan matanya dan terbangun dengan mata yang cukup sembab.

Mery perlahan menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku dan kotor saat ini. Dinginnya tanah sel tahanan membuat Mery merasakan seluruh tubuhnya mati rasa. Rambut gadis itu cukup berantakan, dan bibirnya terlihat mengering. Bahkan bekas luka tamparan Selena tadi malam masih terlihat di sudut bibirnya.

Permaisuri Palsu Tawanan Sang PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang