Hukuman?

279 16 1
                                    

"Kau tau apa yang kau lakukan itu berbahaya untukmu?" tanya pria itu lagi dengan tajam yang membuat Mery seketika terdiam.

Devon terdiam beberapa saat dan kembali menatap Mery,

"Apa kau begitu peduli pada para pelayan itu sampai-sampai kau harus menyamar seperti ini?" tanyanya dingin.

Mery hanya diam dan menunduk semakin dalam. Ia benar-benar merasa otaknya tidak dapat berpikir saat ini untuk membuat sebuah pembelaan. Devon pasti sangat mencurigainya..

"Aku.. Aku hanya ingin membantu para pelayan itu, apakah salah?" tanya Mery balik dengan pelan.

Devon mengamati wajah Mery dan tersenyum sinis,

"Sampai kau harus menyamar seperti ini? Lagipula.. Darimana kau mendapatkan pakaian itu?" tanya Devon lagi yang membuat Mery semakin tersudut.

'Sial, sekarang apa yang harus aku katakan??' pikir Mery frustasi.

Devon memicingkan matanya dan mulai berdiri dari duduknya. Pria itu memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana dan perlahan berjalan menghampiri Mery.

Devon berdiri di samping Mery dan menatap gadis itu dengan sinis,

"Kau terlihat gugup. Apa ada sesuatu yang sebenarnya kau rencanakan?" tanya pria itu lagi yang semakin menyudutkan Mery.

Mery menutup matanya dan menghela nafasnya frustasi. Gadis itu pun memberanikan diri menatap Devon yang berada di sampingnya,

"Apa aku terlihat begitu mencurigakan?" tanyanya Mery balik.

"Mohon maaf Pangeran jika apa yang aku lakukan itu membuatmu terganggu. Tetapi, aku melakukan hal ini murni karena aku ingin membantu pelayan yang tertindas tadi" ucap Mery dengan tatapan sungguh-sungguh.

"Dan pakaian ini.. Aku mendapatkannya dari Christy, pelayan pribadiku.. Dia membantuku untuk mendapatkan pakaian ini. Aku tidak tau bagaimana dia mendapatkannya, tetapi.. Yang jelas tujuanku hanya untuk menolong pelayan tadi, tidak ada maksud yang lain" lanjut Mery.

Devon menatap Mery dengan intens,

"Bukankah kau sudah melaporkan hal itu padaku, kenapa kau masih repot-repot ingin turun tangan dan mengorbankan dirimu sendiri?" tanya Devon tajam.

Mery terlihat diam dan mencoba kembali mencari jawaban yang masuk akal. Devon menatap gadis itu dengan intens dan membuat Mery sedikit hilang konsentrasi untuk berpikir,

"Karena.. Karena sepertinya Pangeran tidak percaya dengan ucapan ku" jawab Mery cepat.

Devon menatap Mery serius dan semakin mendekatkan dirinya pada gadis itu. Mery yang menjadi gugup seketika berjalan mundur dan tubuhnya pun telah membentur meja di belakangnya.

Devon dengan cepat menaruh kedua tangannya di sisi tubuh Mery dan mengurung gadis itu. Mery yang terkejut dengan refleks memalingkan wajahnya dari pria itu,

"Pangeran.. Apa yang anda lakukan?" tanya Mery cepat dan gugup.

Devon masih menatap wajah Mery dengan tatapan dinginnya,

"Nona Melisa.. Apa kau melakukan hal ini untuk mencari perhatian ku?" tanya Devon tiba-tiba dengan dingin dan membuat Mery seketika mengernyitkan keningnya.

Gadis itu kembali menatap Devon dengan tatapan bingungnya,

"Apa maksud anda?" tanya Mery tidak mengerti.

Devon pun tersenyum sinis mendengar pertanyaan Mery,

"Nona Melisa.. Kau adalah gadis yang mencalonkan diri untuk menjadi calon istriku. Apa kau melakukan hal ini untuk mencari perhatian ku dan membuatku tertarik padamu?" tanyanya lagi dengan nada pelan.

Permaisuri Palsu Tawanan Sang PangeranWhere stories live. Discover now