First Meet

234 18 2
                                    

Mery keluar dari istana barat dengan mengendap-endap. Ia juga berhasil melewati pengawal yang berjaga di pintu istana barat tadi. Gadis itu dengan cepat melangkah kearah sebuah lorong yang akan membawanya menuju istana bagian utama.

Saat berbelok Mery terlihat berhati-hati dan sedikit mengintip ke depan. Ada beberapa pengawal yang tengah berjaga di lorong itu. Mery terlihat berpikir dan mencari cara agar ia bisa melewati lorong itu tanpa di ketahui oleh para pengawal disana.

Tatapan Mery pun seketika menatap kearah sebuah lonceng yang tengah tergantung diatas tembok. Mery pun tau bagaimana caranya membuat para pengawal disana lengah.

Dengan berhati-hati, Mery berjalan kearah lonceng itu dan bersembunyi di balik tiang tembok. Lalu, gadis itu perlahan melompat mencoba untuk menggapai tali lonceng itu agar berbunyi. Namun sayangnya, tinggi badan Mery masih kurang untuk bisa menggapai tali lonceng itu.

Mery tidak menyerah dan kembali berpikir bagaimana caranya agar dia bisa membunyikan lonceng itu,

"Ayo Mery berpikir..." bisik Mery pada dirinya sendiri.

Lalu Mery pun seketika melihat beberapa batu kecil yang berada di bawah kakinya. Gadis itu perlahan mengambil batu itu dan mencoba untuk melemparnya kearah lonceng agar berbunyi. Mery mencari posisi yang aman dan mencoba mengarahkan batu yang di pegangnya agar terlempar tepat kearah lonceng itu.

Mery mulai melompat sambil melempar satu batu kearah lonceng. Namun sayang, loncatan pertamanya tidak berhasil mengenai lonceng di depannya. Mery tidak menyerah dan terus melempar batunya.

Dan, akhirnya setelah beberapa kali percobaan, batu Mery pun terlempar tepat pada lonceng di depannya,

TENG!!

Seketika para pengawal yang tengah berjaga di lorong langsung menatap kearah lonceng,

"Apa itu?" ucap salah satu penjaga.

Dua orang pengawal pun berjalan kearah lonceng dan dengan cepat Mery mundur kebalik tembok dan bersembunyi. Saat pengawal itu melewatinya, Mery langsung berjalan mundur dan mengendap berjalan ke lorong.

Dua pengawal lain terlihat hanya menatap kearah lonceng dan mulai tidak fokus pada sekitar. Mery mengambil kesempatan itu untuk berjongkok dan berjalan mengendap melewati mereka. Suasana lorong yang tidak terlalu terang menjadi keuntungan bagi Mery.

Namun, baru sedikit Mery melewati kedua pengawal itu, tiba-tiba salah satu pengawal berbalik dan menatap punggung Mery,

"HEY! BERHENTI!" teriak pengawal itu yang membuat Mery terkejut dan terkesiap.

Dengan cepat Mery menegakkan tubuhnya dan berlari sekencang mungkin untuk meloloskan diri. Dua pengawal yang berteriak tadi seketika mengejar Mery,

"ADA PENYUSUP! CEPAT TANGKAP DIA!" teriak seorang pengawal yang membuat Mery semakin panik dan berlari tak tentu arah.

'Sial!! Bagaimana ini?' pikir Mery dalam hatinya dengan panik.

Nafas Mery memburu dan ia terus berlarian tak tentu arah memasuki lorong demi lorong luar istana utama. Bahkan, penutup kepalanya telah terbuka karena Mery yang berlari kencang.

"Aku harus kemana!" ucap Mery panik.

Mery menatap lorong yang mengarah kedua arah. Ia pun memilih lorong sebelah kiri dan kembali berlari. Teriakan pengawal masih terdengar di belakangnya. Dan.. tanpa berpikir panjang Mery pun berbelok. Namun, sayangnya tubuh gadis itu seketika menabrak sesuatu yang keras dan membuatnya terpekik,

"Akkhh!" pekik Mery.

Suara pekikan seorang pria juga terdengar di telinga Mery bersamaan dengan sebuah tangan besar yang secara refleks memeluk pinggangnya dan membuat tubuh mereka menempel dan saling bertabrakan,

Permaisuri Palsu Tawanan Sang PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang