Mery menghela nafasnya dengan kesal sambil berjalan keluar dari ruang makan tadi. Christy yang sedang menunggu di luar seketika mengangkat wajahnya dan langsung mengikuti langkah cepat Mery,
"Nona, apa sarapannya sudah selesai??" tanya Christy berjalan mengikuti Mery.
Mery menghela nafasnya dan menjawab pertanyaan Christy tanpa menghentikan langkahnya,
"Sudah, sungguh sarapan yang membuat suasana hatiku menjadi buruk!" desis Mery.
Christy mengernyitkan keningnya mendengar suara Mery yang terlihat kesal,
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu di dalam?" tanya Christy lagi.
Mery masih terus melangkah jauh menuju taman belakang istana bagian barat yang menuju kearah sebuah danau. Mery berdiri di dekat danau dan mencoba mengatur nafasnya, sedangkan Christy memilih diam dan membiarkan Mery menenangkan dirinya.
Selang beberapa menit, Mery pun mulai terlihat tenang sambil menutup matanya dan menghela nafasnya pelan,
"Para bangsawan disini benar-benar sombong dan tidak punya perasaan!" ucap Mery pelan namun sinis.
Christy menatap punggung Mery dan memilih diam sambil menunggu Mery melanjutkan ucapannya. Mery menyentuh keningnya dan berbalik menatap Christy,
"Tadi.. aku menemukan menu buatan ibuku di meja makan" ucap Mery yang membuat Christy terkejut.
"Benarkah??" tanyanya.
Mery pun mengangguk dan kembali menatap kearah danau dengan tatapan kesal dan kecewa,
"Tapi.. Para putri kerajaan itu mencemooh makanan ibuku dan mengatakan bahwa singkong adalah makanan untuk rakyat menengah kebawah! Mereka juga mengatakan makanan itu aneh dan tidak cocok disajikan di meja makan para bangsawan!" kesal Mery lagi.
"Apalagi wanita bernama Laura itu! Dia bahkan membandingkan makanan ibuku dengan makanan para tahanan bawah tanah!" lanjutnya lagi.
Christy terlihat terkejut dan mulai mengerti dengan kekesalan Mery. Gadis itu mencoba menyentuh bahu Mery untuk menenangkannya,
"Jangan terlalu dengarkan mereka" ujarnya mencoba menenangkan.
Namun Mery terlihat masih kesal dan ada tatapan kecewa yang dalam di matanya,
"Aku tidak bisa tenang! Aku benci para bangsawan!" ucapnya sinis.
"Mereka benar-benar angkuh dan sombong!" kesalnya lagi.
Christy hanya diam dan membiarkan Mery meluapkan kekesalannya. Mery kembali menghela nafasnya dan menunduk diam untuk beberapa saat,
"Sepertinya.. Aku harus segera mencari ibuku.. Aku benar-benar yakin sekarang bahwa ibuku ada disini" ucap Mery tiba-tiba yang membuat Christy menatapnya.
"Aku tidak yakin bahwa aku bisa lolos ke penyisihan 3 besar berikutnya" ucap Mery lagi sambil menatap Christy.
"Maka dari itu, sebelum terlambat, aku harus segera menemukan ibuku" ucapnya lagi dengan tatapan sendu.
Christy menghela nafasnya dan mencoba menenangkan Mery,
"Nona, mengapa anda menyerah sekarang? Semua belum selesai Nona. Anda masih punya kesempatan.. Dan lagi, jika Nona gegabah, penyamaran Nona bisa terbongkar. Dan hal itu akan membuat Nona ataupun ibu Nona berada dalam masalah" ucapnya.
Mery terlihat frustasi dan menggeleng,
"Tapi aku yakin aku pasti akan gagal dan akan tersingkir tidak lama lagi! Jika sudah seperti itu, apa Ratu Selena tetap mau membantuku mencari dan membebaskan ibuku??" tanyanya balik yang membuat Christy terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permaisuri Palsu Tawanan Sang Pangeran
RomanceMery, gadis berusia 17 tahun yang mempunyai tekad kuat untuk pergi dan masuk ke dalam istana Pearland, untuk menemukan ibunya yang di culik oleh para penjaga istana 2 tahun yang lalu. Mery pun rela mengorbankan dirinya dibawa oleh penjaga istana unt...