Seorang gadis terlihat mencoba membuka matanya secara perlahan. Seketika rasa pening begitu terasa di kepalanya. Seluruh tubuhnya terasa sakit dan kaku. Ia pun berusaha kembali membuka matanya dan menatap ke sebuah ruangan yang terlihat cukup gelap.
Leher gadis itu terasa pegal dan sakit. Ia sedikit merintih dan mencoba untuk menyentuh lehernya. Namun, gadis itu membeku seketika menyadari bahwa tubuhnya tengah terikat di sebuah kursi.
Gadis itu mencoba melepaskan diri namun ikatan itu begitu kuat dan membuatnya merasa sesak. Gadis itu menatap ke sekitar dan berubah panik saat ia menyadari tidak ada siapapun di ruangan itu selain dirinya.
"Di... Dimana aku?" bisiknya dengan suara bergetar.
Gadis itu mencoba mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya. Lalu, ia pun teringat saat dirinya bertemu dengan seorang pelayan di depan pintu, dan tiba-tiba pelayan itu menyuntikkan sesuatu padanya.
Mery mencoba kembali menatap ke sekitar dan meminta pertolongan,
"To.. Tolong!" teriaknya mencoba melepaskan diri.
Lalu selang beberapa menit, tiba-tiba pintu di depannya terbuka dan memperlihatkan seorang wanita yang sangat tidak asing di mata Mery. Mery memicingkan matanya dan mencoba kembali menilik seseorang di depannya,
"Pu.. Putri Laura?" ucapnya pelan yang membuat wanita di depannya menyeringai.
"Akhirnya kau sudah sadar" ucap Laura sambil melangkah mendekati Mery.
Mery terlihat cukup terkejut dan menatap Laura dengan bingung,
"Apa yang anda lakukan? Mengapa aku bisa terikat disini?" tanya Mery.
Laura tersenyum licik dan berdiri di hadapan Mery,
"Aku memang sengaja mengikatmu disini" balas Laura.
Mery menatap wanita itu dan masih berusaha untuk melepaskan ikatan di tubuhnya,
"Apa yang anda inginkan dariku? Mengapa anda mengikatku disini?" tanya Mery lagi dengan nada cukup berani.
Seketika wajah Laura mengeras dan dengan cepat wanita itu menampar wajah Mery,
PLAK!
Mery yang yang terkejut seketika membeku dengan wajah yang menatap ke samping,
"Berani sekali kau berbicara lantang padaku! Kau pikir siapa kau?" ucap Laura tajam.
"Kau hanya seorang gadis miskin penipu yang berpura-pura menjadi seorang putri kerajaan!" lanjut Laura lagi yang membuat Mery terdiam.
Jadi.. Laura sudah tau tentang penyamarannya? pikir Mery dalam hatinya.
"Asal kau tau, akulah orang pertama yang mengetahui kebohonganmu! Dan, aku jugalah orang yang memberitahu Devon tentang hal itu!" ucap Laura menegaskan.
Mery seketika terdiam dan menunduk, jadi.. Laura telah mengetahui tentang penyamarannya lebih dulu.
Laura mengangkat tangannya dan meraih dagu Mery lalu mencengkeramnya cukup kuat,
"Berani-beraninya kau melakukan tindakan tidak pantas seperti itu! Apa yang kau inginkan dari Devon??" tanyanya tajam.
"Kau pikir untuk apa Devon memilihmu menjadi calon istrinya saat itu?? Kau jangan terlalu naif!" lanjutnya lagi sambil melepaskan cengkramannya dengan kuat.
Mery hanya terdiam dan sedikit menunduk mendengar ucapan Laura. Lalu, tatapan gadis itu tidak sengaja melihat kearah cincin yang berada di jari manis Laura. Laura yang melihat tatapan Mery seketika menyeringai tajam,
KAMU SEDANG MEMBACA
Permaisuri Palsu Tawanan Sang Pangeran
RomanceMery, gadis berusia 17 tahun yang mempunyai tekad kuat untuk pergi dan masuk ke dalam istana Pearland, untuk menemukan ibunya yang di culik oleh para penjaga istana 2 tahun yang lalu. Mery pun rela mengorbankan dirinya dibawa oleh penjaga istana unt...