Selamat membaca
Maaf banyak typo
-
-
-
Jam kini sudah menunjukkan pulang kerja, Shani langsung bergegas pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya. Hari ini ia merasa tidak lelah sama sekali, malah sangat antusias untuk pulang bekerja.
Sesampainya di rumah, ia langsung masuk ke dalam kamarnya setelah menyapa adik dan mamanya di ruang keluarga. Ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri lebih dulu, setelah selesai ia membaringkan tubuhnya di atas kasur menunggu panggilan telepon dari pria yang ia rindukan.
"Kok Cio belum telpon ya, apa dia lagi sibuk?" Gumam Shani dengan menatap layar ponselnya.
Shani duduk kembali di atas kasur miliknya kemudian menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 17.00 sore, apakah Gracio memang sibuk saat ini?
Merasa bosan menunggu telepon dari Gracio, Shani kini beranjak dari kasurnya, menuju keluar kamar berniat ingin membantu Melody untuk menyiapkan makanan, hitung-hitung ia ingin belajar masak karena ia sama sekali tidak bisa memasak, bisa tapi tidak terlalu pandai.
"Masak apa mah?" Tanya Shani memasuki dapur menghampiri Melody dan beberapa asisten rumah tangganya.
"Eh sayang, mama lagi goreng ayam doang. Kakak kenapa ke sini?" Tanya balik Melody.
Shani menggelengkan kepalanya, ia bisa melihat minyak di wajan tersebut menyiprat ke atas. Niat ingin membantu langsung ia urungkan karena takut akan minyak yang bisa mengenai dirinya.
Lantas ia langsung menoleh pada Gita yang tengah fokus menonton televisi di ruang keluarga, lebih baik ia bersama dengan adiknya saja lah.
"Ciee yang udah gak dihantui sama skripsi, udah lega ya dek?" Tanya Shani duduk di samping Gita dan merangkul lengan adiknya itu.
"Dih, aku mah gak pernah panik sama apa itu skripsi kak." Balas Gita sombong.
"Gak pernah panik tapi pernahnya stres kan." Timpal Shani terkekeh.
"Apa sih kak, gak lucu ih." Sinis Gita membuat Shani langsung menghentikan tawanya begitu saja.
Kali ini Gita yang langsung tertawa melihat ekspresi dan raut wajah kakaknya itu. Padahal ia hanya becanda saja tetapi kakaknya itu langsung terbawa perasaan sepertinya.
"Kak aku becanda kali." Kekeh Gita mulai merangkul sang kakak.
Di sebuah ballroom kini Gracio tengah menghadiri acara dengan Anin yang selalu berada di sampingnya. Acara itu dihadiri beberapa wakil dari perusahaan-perusahaan ternama lainnya, mereka tampak begitu serius mengikuti acara itu.
"Anin, apakah masih lama?" Tanya Gracio berbisik pada Anin yang duduk di sampingnya.
"Mungkin sebentar lagi pak." Balas Anin pelan.
Gracio menghela napasnya panjang, ia kemudian kembali menyandarkan tubuhnya di kursi memperhatikan seseorang yang tengah berbicara di depan sana. Rasanya waktu begitu lama, ia sudah sangat rindu dengan Shani dan pastinya wanita itu sudah berada di rumah saat ini.
30 menit berlalu, kini acara tersebut telah selesai. Semua orang yang berada di sana satu persatu mulai keluar dari ballroom tersebut begitu juga dengan Gracio dan Anin yang langsung pergi menuju kamar mereka.
"Anin, besok kita akan mulai kegiatan jadi malam ini kamu jangan begadang dan tidak perlu mempersiapkan apapun karena besok hanya akan ada lomba saja." Ucap Gracio memberitahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Everything [END]
Teen FictionMencintaimu adalah sebuah keindahan Dan memilikimu adalah suatu keharusan.