Part 43

2.6K 462 36
                                    


Selamat membaca

Maaf banyak typo

-

-

-

3 hari sudah berlalu

Sepasang mata kini perlahan mulai bergerak terbuka, seorang dokter yang tengah memeriksa keadaannya pun lantas tersenyum senang. Pihak medis sudah sangat khawatir karena ia sempat mengalami masa kritisnya, dan yang pastinya pihak keluarga akan merasa sangat bahagia.

"Ayo Cio, kamu pasti bisa!" Ucap dokter tersebut memberi semangat.

Gracio mengerjapkan matanya berkali-kali, hingga pandangannya kini mulai terlihat jelas. Pria itu terdiam dengan pandangan ke atas, ia masih mengingat apa yang sudah terjadi padanya.

"Sus, beritahu orangtuanya bahwa pasien sudah sadar." Perintah dokter tersebut.

Seorang suster kini membuka pintu IGD, ia langsung memberitahukan kepada Keynal dan Veranda yang kini masih menunggu kabar di depan ruangan anaknya itu. Melihat suster itu keluar, Keynal dan Veranda langsung bergegas menghampirinya.

"Gimana, sus. Ada perkembangan pada anak kami?" Tanya Keynal langsung.

"Alhamdulillah, pasien sudah sadar. Kalian bisa menemuinya," balas suster tersebut membuat Keynal dan Veranda bernapas lega dan bahagia.

Keduanya langsung bergegas masuk ke dalam ruang IGD dengan perasaan bahagia, mereka ingin melihat langsung keadaan anak mereka.

"Alhamdulillah, kamu udah sadar sayang?" Ucap Veranda berdiri di samping Gracio. Tangan wanita itu mengelus lembut rambut anaknya, wajah Gracio saat ini banyak sekali memar dan kepala yang diperban akibat benturan yang sangat keras.

Gracio masih terdiam, dari sudut matanya kini perlahan mengalir air mata yang membasahi pipinya. "Sha-Shani.., Sha-Shani di-mana mah?" Tanya Gracio teringat akan Shani.

"Tenang Cio, jangan khawatir ya. Shani ada kok," sahut Keynal menenangkan.

"Sha...ni pah, Cio mau Sha-ni..," tegas Gracio terus memikirkan wanita yang ia cintai itu.

"Iya, Cio bakal ketemu Shani. Tapi Cio harus tenang dulu ya, Shani juga bakal sedih kalo liat Cio kaya gini. Tenang ya boy ya," balas Keynal memberi pengertian pada anaknya itu.

Gracio kembali diam, ia berpikir apa yang Keynal katakan ada benarnya. Shani pasti baik-baik saja, ia sangat yakin. Ia harus bisa mengembalikan tenaganya untuk bisa bertemu dan mengobrol dengan Shani, bercanda bersama kembali dengan calon istrinya itu.

Namun sesaat kemudian, raut wajah Gracio kembali panik. Ia menatap satu persatu orang-orang yang berada di sana dengan tatapan paniknya. "P-pah, ka-kaki. Kaki Cio, ke-napa gak bisa gerak pah?" Tanyanya takut.

Keynal dan Veranda juga tersentak kaget, mereka langsung menatap dokter yang masih berada di sana dengan tatapan penuh tanya.

Dokter tersebut pun kemudian menghela napasnya berat. "Maaf pak, buk. Pasien mengalami kelumpuhan," Sesal dokter tersebut membuat Gracio dan yang lain sangat terkejut.

"Engga, gak pah. Cio, gamau pah. Cio, Cio gamau pah!" Lirih Gracio memberontak.

Keynal dengan sigap langsung menahan tubuh anaknya itu, memeluk erat putranya agar tetap tenang. Sementara Veranda, wanita itu menangis dalam diamnya. Ia sungguh tidak sanggup melihat bagaimana kondisi mental dan fisik sang putra.

Sedangkan di tempat lain, di sebuah taman rumah sakit. Seorang wanita kini tengah duduk termenung seorang diri, ia terus menangis menatap kosong ke depan.

You Are My Everything [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang