Jungkook pergi ke pengrajin toples kaca untuk memesan lebih banyak toples kaca. Setelah membayar semuanya, dia dan rombongannya segera meninggalkan kota.
Kereta kuda berjalan melewati hutan pinus. Jarak Desa Skylos dari Kota Amabi tidak sejauh Desa Texxia. Jalan menuju Desa Skylos hanya melewati hutan pinus kecil.
Setelah perjalanan setengah jam lamanya, mereka sampai di pintu gerbang Desa Skylos. Beomgyu melompat turun dari kereta kuda dan bertanya pada seorang lelaki paruh baya yang sedang berjalan. Dia menanyakan lokasi tempat penjagalan ayam kepadanya. Setelah beberapa saat, Beomgyu kembali dan melajukan kereta kuda lagi.
"Lokasinya sangat mudah ditemukan, kak. Tempat itu berada di ujung jalan ini." Kata Beomgyu.
"Apa kamu menanyakan nama pemiliknya?" Tanya Jungkook.
"Ya, kakak ipar. Nama pemiliknya Kyungsoo." Jawab Beomgyu.
Tanpa menunggu lama, kereta kuda berhenti didepan sebuah rumah. Rumah itu terlihat seperti rumah pedesaan pada umumnya, hanya saja halamannya sangat luas.
Tampak seorang pria paruh baya yang menatap ke arah kereta kuda dengan tatapan penasaran. Dia bahkan menghentikan kegiatannya membelah kayu. Dia melihat dua orang lelaki tampan dan menawan berjalan menuruni kereta kuda. Pakaian mereka terlihat sederhana namun itu malah membuat keduanya menjadi semakin menarik.
"Permisi, apakah benar di sini rumah Kyungsoo?" Tanya Jungkook kepada pria paruh baya di depannya. Pria itu tampak berusia sekitar lima puluh tahun.
"Ah, kamu hendak bertemu dengan anakku? Tunggulah sebentar di sini." Kata pria tersebut seraya berjalan menuju halaman belakang.
Tidak lama kemudian dia kembali bersama seorang pria yang berwajah mirip dengannya namun berusia lebih muda.
"Ada perlu apa mencariku? Apakah ingin membeli ayam?" Tanya Kyungsoo ramah.
Jungkook mengangguk. Melihat itu, Kyungsoo mengajak keduanya untuk duduk di meja batu yang ada di halaman rumahnya. Dia masuk sebentar ke dalam rumah, tidak lama kemudian, seorang perempuan berbadan agak gemuk ikut keluar seraya membawa teh. Itu adalah istri Kyungsoo. Setelah menyapa tamunya sebentar, dia kembali masuk ke dalam rumah.
"Bagian apa yang kamu butuhkan? Dan seberapa banyak?" Tanya Kyungsoo.
"Aku membutuhkan cakar ayam." Jawab Jungkook.
"Cakar ayam?"
Kyungsoo mengernyit bingung. Namun dia tetap lanjut bertanya.
"Seberapa banyak?"
"Untuk minggu ini, aku hanya membutuhkan seratus kilogram per hari. Namun mulai minggu depan, saya membutuhkan dua ratus kilogram per hari." Jelas Jungkook.
"Cakar... cakar ayam?"
Kyungsoo tertegun. Untuk apa mereka membeli cakar ayam sebanyak itu? Bahkan penjual ayam di pasar tidak membawa sebanyak itu setiap harinya.
"Iya." Jawab Jungkook.
"Apakah bisa?"
"Bisa, tentu saja bisa!" Jawab Kyungsoo cepat.
Dia merasa sangat senang. Meskipun cakar ayam berharga murah, tidak banyak orang yang mau membelinya. Itu semua karena cakar ayam memiliki terlalu banyak tulang.
Mereka bahkan kesusahan menjualnya dan karena sisanya yang cukup banyak, keluarga Kyungsoo sampai harus mengkonsumsi cakar ayam setiap harinya. Mereka juga membagi-bagikan kepada penduduk sekitar sampai mereka bosan dengan cakar ayam. Apabila ada seseorang yang menginginkan cakar ayam dalam jumlah banyak seperti ini setiap hanya, masalahnya langsung teratasi.
"Berapa harganya?" Tanya Jungkook.
"Satu koin tembaga untuk perkilonya." Jawab Kyungsoo.
Jungkook mengangguk. Dia tidak akan menawar sama sekali. Harga cakar ayam di kota seharga dua koin tembaga. Harga yang diajukan Kyungsoo jelas wajar. Lagipula dia tidak akan kehilangan keuntungan.
"Bagaimana kamu ingin mengurusnya?" Tanya Kyungsoo lagi.
"Aku ingin cakar ayam itu dikirim ke rumah kami di Desa Texxia setiap pagi, apakah itu merepotkan mu?" Tanya Jungkook.
"Tidak, tentu saja tidak." Jawab Kyungsoo.
Dia memberinya seratus koin tembaga perhari, bahkan mulai minggu depan itu akan menjadi dua ratus koin tembaga. Untuk Kyungsoo, itu penghasilan yang lumayan besar. Apalagi mulai besok dia tidak perlu memakan cakar ayam lagi setiap harinya, itu juga keuntungan tersendiri!
"Kalau begitu aku akan membuatkan kontrak kerjasamanya." Kata Jungkook.
Beomgyu datang dengan peralatan tulis Jungkook. Jungkook tampak menulis dengan sangat teliti. Dengan ini, keduanya memiliki kerjasama.
Sebelum pergi, Jungkook memberikan peta rumah mereka di Desa Texxia. Kyungsoo terlihat sangat bahagia, wajahnya terus berseri-seri hingga kereta kuda Jungkook tidak terlihat lagi.
••••
Di dapur, Jungkook meminta Suzy, Baekhyun dan Nayeon berkumpul sebentar. Mereka berempat duduk mengelilingi meja makan.
"Bibi, Kak Nayeon dan kak Baekhyun, seperti yang kalian tahu, rumah kami akan selesai di akhir minggu ini." Kata Jungkook mulai membicarakan maksudnya.
Suzy, Baekhyun dan Nayeon tidak dapat menyembunyikan kesedihan mereka. Selama beberapa waktu ini, mereka mendapatkan bayaran yang bagus dari pasangan ini. Hari-hari mereka di sini juga amat menyenangkan. Sangat disayangkan Karena sebentar lagi itu semua akan berakhir.
"Tapi, aku masih membutuhkan bantuan kalian semua untuk membantuku memproses Acar Cakar. Ini pekerjaan jangka panjang dan aku membutuhkan tujuh orang pekerja yang bisa dipercaya untuk membantuku membuat Acar Cakar dan Bola Cahaya. Aku akan memberikan upah empat puluh koin tembaga seharinya." Jelas Jungkook.
Sebenarnya mereka hanya perlu membantunya melakukan pekerjaan berat, seperti mengupas singkong, mengukus singkong, memisahkan cakar dari tulangnya. Sedangkan untuk meracik bumbu acar dan memasak bola cahaya, untuk sementara ini akan dia lakukan sendiri.
Wajah Suzy, Baekhyun dan Nayeon terlihat bercahaya ketika mendengarnya.
"Keadaan pamanmu sudah jauh lebih baik. Apakah tidak masalah kalau dia ikut membantu?" Tanya Suzy.
Keadaan Hyungsik memang bisa dikatakan hampir sembuh total. Lagipula dia tidak perlu mengerjakan pekerjaan berat, itu tidak akan menyiksanya.
"Tentu saja kalau paman tidak keberatan." Jawab Jungkook.
"Dia tidak mungkin keberatan!" Jawab Suzy.
Selama Suzy membantu Jungkook, dia mendapatkan upah yang cukup. Dia juga sering membawa pulang lauk. Keluarga mereka sudah hidup sangat menderita beberapa tahun belakangan ini. Dengan adanya dia dan suaminya yang bekerja, tentu itu akan sangat membantu keadaan ekonomi mereka.
Berbeda dengan rencana Suzy yang polos, Jungkook memiliki rencananya sendiri yang jauh lebih besar. Jungkook tidak berencana akan tinggal di Desa Texxia selamanya. Dia masih harus mencari keluarga dari pemilik asli tubuhnya. Dia juga harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Beberapa hari yang lalu dia mengalami mimpi buruk. Jungkook bermimpi dirinya diculik oleh beberapa lelaki berpakaian hitam. Apakah itu hanya sekedar mimpi? Atau penggalan ingatan sang pemilik tubuh asli?
Selain itu Jungkook ingin Taehyung juga mengejar mimpinya. Dia percaya, Taehyung juga bisa menjadi sosok yang besar di dunia kemiliteran. Dia tidak tahu kenapa, tapi dia mempunyai firasat yang sangat bagus soal itu.
Seorang istri yang memiliki bisnis besar akan sangat bagus kalau bisa memegang paha suami yang memiliki pangkat di kemiliteran bukan?
Saat waktunya tiba, dia akan meminta keluarga Taehyung untuk membantunya mengurus semua bisnisnya di Kota Amabi.
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinasti Versailles •Taekook•
Fanfiction⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae // Bott Kook Kim Taehyung Jeon Jungkook