"Diam!"
Jackson membentak ke arah Daniel dan Rain dengan ganas. Dia memelototi mereka berdua dan sangat ingin memukuli mereka.
Mereka berdua sungguh tidak berguna!
"Diam lah kalau kalian berdua masih ingin hidup!"
Daniel dan Rain langsung menyusutkan leher mereka. Beberapa bandit yang lain juga menghentikan niat mereka untuk ikut membujuk Jackson. Mereka tentu saja merasa takut. Mereka masih ingat dengan jelas sudah berapa saudara mereka yang mati karena tidak menuruti perintah Jackson ataupun ingin memberontak kepadanya. Mereka masih menyayangi nyawa mereka dan ingin hidup lebih lama.
"Kamu bisa memikirkannya secara perlahan. Namun aku perlu mengingatkan sesuatu hal yang penting kepadamu. Kalau kamu tidak segera meminum penawarnya, racun itu akan dengan cepat menyebar dan merenggut nyawamu dalam jangka waktu kurang dari tiga jam. Pikirkanlah baik-baik." Kata Jungkook.
Perkataan Jungkook semakin membuat Jackson murka, dan bandit lainnya langsung merasa tak berdaya.
Sementara di sisi lain, Maki berjalan mendekati rumah keluarga Karina dengan golok di tangannya. Dia melangkah dengan hati-hati dan melihat ke sekelilingnya. Ketika Maki tidak melihat sesuatu yang aneh di halaman, dia kembali melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah.
Tiba-tiba, Maki menghentikan langkahnya. Dia bisa mencium aroma darah yang samar di udara. Maki mengeratkan genggamannya pada golok di tangannya. Matanya menyipit dan dia semakin waspada.
Taehyung menyelinap keluar dari sebuah kamar dan berdiri tepat di belakang Maki. Namun ketika dia hendak memegang kepala Maki untuk memutar lehernya, Maki berbalik dan mengayunkan goloknya dengan cepat ke arah Taehyung. Untung saja Taehyung mundur tepat waktu. Namun meski begitu, golok itu tetap menggores lengannya. Walau tidak dalam dan besar, luka itu tetap mengeluarkan darah.
"Siapa kamu?" Geram Maki ketika melihat sosok Taehyung.
Dia merasa tidak pernah melihat sosok mencolok seperti orang di hadapannya ini di antara kerumunan penduduk desa. Apakah dia hanya seseorang yang lewat dan ingin menjadi pahlawan di siang bolong? Atau dia seseorang yang berasal dari Desa Texxia?
Maki mengerutkan keningnya ketika pikiran itu melintas. Apakah mungkin desa kecil seperti ini memiliki seorang ahli bela diri?
Maki tidak mengenali Taehyung karena Jackson sama sekali tidak memberitahu mereka tentang pekerjaan yang diberikan oleh Siwon. Dia hanya mengajak kelompoknya untuk merampok desa miskin itu. Tentu saja karena dia ingin menguasai uang pembayarannya seorang diri.
Namun Maki tidak bisa menahan perasaan bergidiknya ketika merasakan hawa dingin yang terpancar dari Taehyung. Hawa dingin ini bahkan jauh lebih kuat dari yang dikeluarkan oleh ketua mereka.
"Bukan urusanmu." Jawab Taehyung dingin.
"Tentu saja itu menjadi urusanku! Apakah kamu melakukan sesuatu pada teman-temanku?" Tanya Maki curiga.
Dia memang sudah curiga dari awal karena teman-temannya tidak ada yang kembali setelah pergi ke kamar mandi. Dengan adanya dia, hanya tersisa enam orang di Aula Leluhur. Maki curiga Taehyung telah melakukan sesuatu kepada teman-temannya.
"Maksudmu empat belas bandit tidak berguna itu? Mereka sudah mati." Jawab Taehyung acuh tak acuh.
Maki membelalakkan matanya ketika dia mendengar perkataan Taehyung.
"Brengsek!"
Maki mengayunkan goloknya. Namun kali ini Taehyung sudah siap. Dengan sangat cepat dia meraih pergelangan tangan Maki, dan memutarnya menggunakan kekuatan ayunan tangan yang sedang menebaskan golok. Lengan itu pun tertekuk berubah arah, dan membuat golok mengarah ke arah jantung bandit itu.
Mata Maki terbelalak lebar. Dia tidak percaya dia akan mati mengenaskan tertusuk goloknya sendiri. Tubuhnya ambruk ke tanah tak bernyawa dengan mata yang masih terbuka lebar namun kosong.
Beomgyu kembali bergidik. Dia benar-benar tidak bisa terbiasa dengan pemandangan di depannya. Kakaknya yang biasanya tenang, tiba-tiba berubah menjadi tidak berperasaan.
"Ayo kita langsung menuju ke Aula Leluhur." Ajak Taehyung seraya mengibaskan lengan bajunya.
Dia menepuk-nepuk pelan bajunya karena terlihat sedikit noda darah menempel di bagian dadanya.
"Sial! Dia mengotori baju buatan Jungkook! Kenapa dia tidak bisa mati dengan bersih!"
Beomgyu terdiam tidak berani mengatakan apapun. Kakaknya sedang dalam mode ganas, dia tidak ingin terkena imbasnya. Dia segera berjalan di sebelah Taehyung menuju Aula Leluhur.
"Kak, bagaimana rencanamu? Kalau menurut perkiraan, masih ada sekitar lima orang disana." Bisik Beomgyu.
"Tidak ada rencana. Serang dan bunuh!" Jawab Taehyung dingin.
Dia melirik ke arah Beomgyu dan melihat raut ngeri di wajahnya. Sebenarnya di sudah mengetahui kalau Beomgyu selalu menunjukkan ekspresi ngeri setiap kali dia membunuh seorang bandit.
Taehyung berhenti sejenak dan berbalik untuk menatap Beomgyu. Beomgyu merasakan gerakan Taehyung segera ikut menghentikan langkahnya. Dia menatap Taehyung dengan kebingungan di wajahnya.
"Ada apa kak?"
"Beomgyu, aku sudah menceritakan kepadamu rencanaku untuk masuk ke dalam militer bukan?" Tanya Taehyung tenang.
Beomgyu mengangguk.
"Ketika aku masuk ke dalam militer, kita mungkin akan lebih sering mendapatkan bahaya. Aku tahu identitas Kakak Iparmu tidaklah sederhana. Kita harus bersiap untuk menghadapinya ketika saat itu tiba. Lalu, apakah hanya dengan hal-hal seperti ini kamu sudah ketakutan?" Tanya Taehyung lagi.
Beomgyu tertegun. Dia jelas tidak pernah memikirkannya sebelumnya. Benar, Kakak Iparnya tidak mungkin hanyalah orang biasa. Dia ditemukan dalam keadaan penuh luka dan kehilangan ingatan. Kakaknya mengatakan kalau itu tidak seperti luka karena goresan dahan pohon atau hewan buas. Itu seperti luka dari senjata seperti cambuk. Bagaimana kalau seseorang memang menginginkan nyawanya? Bagaimana kalau mereka menyadari kalau Kakak Iparnya belum mati dan berusaha membunuhnya lagi?
Diri mereka yang hanyalah orang biasa tidak mungkin bisa menghadapi orang-orang seperti itu. Jadi inilah ternyata alasan utama Taehyung!
"Baik Kak, aku mengerti." Jawab Beomgyu seraya mengangguk.
Taehyung menghela napas panjang sebelum melanjutkan perkataannya.
"Kita harus menguatkan diri."
Setelah itu, di berbalik dan kembali bergegas menuju Aula Leluhur. Taehyung tidak ingin membuang-buang waktu lagi. Dia ingin segera menyelamatkan Jungkook.
Ketika dia sampai ke dekat gerbang Aula Leluhur, dia dapat mendengar suara Jackson yang penuh dengan pelecehan.
"Bagaimana kalau aku meniduri mu? Dengan begitu aku bisa menelanjangi mu dan mencari penawar di setiap sudut bajumu bukan?"
Darah Taehyung mendidih. Matanya kembali memerah dan raut wajahnya bahkan jauh lebih kejam dari sebelumnya. Dia menjejakkan kakinya ke tanah, melesat menggunakan ilmunya, dan mendarat tepat di atas meja di depan Jackson.
Jackson tertegun. Kenapa tiba-tiba ada sepasang kaki di depannya? Dia mendongakkan kepalanya dan menatap wajah lawannya yang menatapnya balik dengan mata yang haus darah.
"Siapa yang ingin kau tiduri dan telanjangi?" Tanya Taehyung dingin.
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinasti Versailles •Taekook•
Fanfiction⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae // Bott Kook Kim Taehyung Jeon Jungkook