Bab 14 (Someone New?)

16.7K 881 3
                                    

Gheana Danishwara POV

" Ia laki-laki yang telah lama kukenal. Ia memperlakukanku dengan baik dan aku tak pernah menyangka ia menyimpan perasaan khusus padaku."

"Kalian tampak serasi" Kean berkata seperti itu ketika kami tak sengaja bertemu di acara pernikahan teman Adrian. Aku tak menyangka ia berkata seperti itu.

"Ah terimakasih Kean, gue juga lagi mengejar cinta Gheana yang masih malu-malu" aku menatap Adrian yang tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya pada Kean. Aku masih tak bisa berpikir apakah yang dikatakannya hanya sebuah candaan atau perkataan yang serius.

"Ah, Kean gue harus kasih selamat sama kedua mempelai, gue tinggal dulu ya" ucap Adrian menepuk pundak Kean dan pergi meninggalkannya sendiri.

"Aku tau kamu pasti terkejut tapi aku tak main-main dengan apa yang baru saja kamu dengar" ucapnya tepat disebelah telingaku membuat mataku membulat.

"Aku tak perlu jawaban cepat tapi aku akan menunggumu" ia tersenyum padaku.

Baru saja hubunganku dengan Kean berakhir dan kini Adrian mengatakan cinta padaku. Aku masih belum bisa berhubungan dengan orang lain terlebih dia atasanku. Kami memang akhir-akhir ini dekat karena ia mempercayakan pernikahan sepupunya padaku sehingga kami sering bicara bersama tapi aku tak pernah menyangka ia punya perasaan khusus padaku terlebih ia sendiri tau hubunganku dengan Kean.

Adrian memang atasan yang sangat baik hati bahkan Hani sangat memujannya. Hani bilang Adrian punya kharisma luar biasa untuk memikat perempuan. Hani juga bilang jika ia tak punya Daniel yang merupakan pacarnya ia ingin sekali dekat dengan Adrian. Saat itu aku hanya bisa geleng-gelang kepala mendengar ucapan Hani.

Adrian juga sangat ramah pada setiap orang termasuk bawahannya. Ia sering sekali menebar senyum pada semua orang sehingga beberapa perempuan di kantor kami sering terpesona padanya. Ia sukses dan punya perilaku yang baik, bukankah itu yang dicari perempuan. Ia juga single tak seperti Kean yang sudah dimilik Diana. Ah, aku tak tau dengan perasaanku sendiri. Ini terlalu mendadak, lagipula tadi Adrian bilang ia tak perlu jawaban secepat mungkin.

***

"Apakah kamu mau makan siang?" Adrian tiba-tiba menghampiri mejaku membuat hampir seluruh pegawai kantor terkejut. Aku jadi bingung haru jawab apa. Aku memang akan makan siang karena ini memang waktunya aku makan siang. Hani menyikutku dan melirik Adrian yang tengah menunggu jawabanku.

"Ah iya pak saya akan makan siang" ucapku sopan karena ini kantor dan bakal menjadi gosip yang tak sedap jika aku bicara santai seperti yang Adrian minta.

"Kalo gitu ayo bareng" aku menatapnya tak percaya ia akan mengajakku makan siang terang-terangan di seluruh pegawai kantor. Aku melirik Hani dan ia memberi kode agar aku setuju dengan ajakan Adrian.

"Hani hari ini saya pinjam Gheana gak apa-apa kan?" tanya Adrian pada Hani yang masih berdiri disampingku. Hani mengangguk antusian dan bilang ia akan makan dengan yang lain dan tidak masalah jika aku makan siang dengan Adrian.

Kami sampai di restauran di sebrang kantor. Adrian bilang karena jam makan siang singkat ia jadi mengajakku ketempat makan yang paling dekat dengan kantor. Aku sendiri setuju saja kemanapun ia mengajakku makan siang.

"Ayo makan" ucap Adrian.

"Ah iya pak" ucapku ragu karena ia benar-benar tak nyaman karena beberapa pegawai kantor juga sedang makan disini dan diam-diam mencuri pandang kearah kami.

"Bukannya saya sudah bilang jangan panggil saya bapak. Saya tak setua itu Gheana" ucap Adrian dengan senyum. Aku tau ia masih muda namun aku tak bisa memanggilnya tanpa embel-embel bapak ketika ia adalah atasanku sendiri.

Wedding PlannerWhere stories live. Discover now