Bab 16 (He Come Back Again?)

16.5K 853 2
                                    

Gheana Danishwara POV

" Aku yang baru saja membuka lembaran baru bersama orang lain diganggu dengan ia yang datang kembali. Aku tak pernah mengerti mengapa ia harus kembali disaat aku menata hati dan mencoba melupakan dirinya."

Hari ini seperti biasa Adrian mengajakku makan siang. Meski hubungan kami masih tak tau arahnya ia tetap sangat baik padaku. Ia memperlakukanku seperti aku tunanganya, padahal aku belum memberi jawaban atas pertanyaannya mengenai pertunangan dan pernikahan.

"Mba Ghea dapet bungan nih" OB yang biasa di kantorku menyerahkan buket bunga mawar putih ketanganku. Aku mengerutkan kening dan menatap Adrian. Ia menggeleng dan mengangkat bahu dan bilang bukan ia yang mengirim bunga.

"Siapa yang kirim?" aku bertaya pada OB yang memberikan bunga namun sang OB bilang ia juga tak tau. Aku melirik bunga mencari tau siapa tau ada pesan yang ditinggalkan dan benar saja ada sebuah kertas berisi tulisan.

Hai My Princess

Aku tak sabar bertemu denganmu lagi

Satu-satunya orang yang memanggilku princess adalah Kean. Aku tak percaya ia masih saja mengirim bunga padaku. Ia bahkan tau bahwa aku sedang berhubuangan dengan Adrian dan ia akan menikah dengan Diana tapi masih saja menggodaku seperti ini.

"Aku rasa itu dari Kean" aku berhati-hati ketika menyebutkan nama Kean.

"Sudah lupakan dia, aku ada disini untukmu bukan dia" ia merangkul pundakku menyerahkan bunga yang ada ditanganku kepada OB.

Perasaan aneh bergelanyut dalam hatiku. Baru kali ini Kean memberikan bunga lagi padaku setelah vakum selama beberapa minggu. Ini sangat aneh melihat ia kembali mengirim bunga seperti ia saat menggodaku pertama kali.

***

Hari ini aku pulang sendiri tanpa Adrian. Biasanya Adrian selalu menjemputku dari apartemen dan mengantarkanku pulang. Hari ini ia bilang ada urusan mendadak sehingga tak bisa mengantarkanku pulang.

Mobilku saat ini ada di bengkel karena mogok beberapa hari lalu. Aku pun memilih pulang menggunakan taksi. Aku berjalan kehalte yang ada didepan kantor untuk menunggu taksi.

Halte ini sepi sekali, hanya aku yang duduk disana menunggu angkutan umum. Aku melirik jam yang melingkar ditangan kananku, ini masih jam tujuh malam tapi benar-benar sepi. Aku menjadi sedikit takut karena sepi yang melanda.

Sebuah mobil berhenti tepat didepan halte. Aku pikir mobil itu tengah menunggu seseorang tapi ia sang pemilik mobil turun dan menghampiriku. Aku tak tau harus berkata apa bertemu kembali dengan laki-laki ini.

"Hai" ucapnya membuatku canggung.

"Hai Pak Kean" ucapku ramah berusaha menyingkirkan pikiran bahwa ia adalah orang yang pernah ada dihatiku. Aku hanya akan menganggapnya adalah orang yang pernah menjadi klienku.

"Lama tidak bertemu dan aku tak suka kamu memanggilku Pak" ia tersenyum padaku meski aku tau ia tengah protes karena aku bicara formal padanya.

"Tentu saya harus menghormati anda sebagai orang yang pernah menjadi klien saya. Saya selalu memanggil klien saya dengan embel-embel pak" ucapku tersenyum meski dalam hati aku sangat takut.

"Aku mantan klienmu bukan klienmu lagi jadi kamu bebas memanggilku apapun yang kamu suka" ia masih saja seperti itu seenaknya sendiri menentukan apa yang ia mau tanpa mempedulikan perasaan orang lain.

"Terserah bapak tapi saya akan tetap menghormati bapak seperti klien saya" jawabku dan aku mendengar ia mendesah kecewa.

"Ah kamu menunggu Adrian?" aku ingin sekali bilang aku memang tengah menunggu laki-laki itu tapi aku tak bisa berbohong. Aku benar-benar tak pandai berbohong.

Wedding PlannerWhere stories live. Discover now