Bab 15 (Finally)

16.1K 885 3
                                    

Diana Miranda POV

" Akhirnya aku mengerti cinta bukan milik satu orang, cinta harus ada karena dua orang pihak saling mencintai. Aku mencintainya dan ia tak mencintaiku, itu cukup untuk membuatku sadar bahwa aku memang bukan ditakdirkan untuknya. Ia memang bukan milikku."

Sudah seminggu aku tak menghubungi Kean. Aku menenangkan diriku dengan masalah yang aku miliki. Aku bahkan seminggu ini menangisi hubunganku dengannya.

Aku mengingat bagaimana kami bertemu, menjadi dekat dan menjadi calon suami-istri. Aku sudah menyukainya semenjak kami dipertemukan dalam sebuah tugas oleh dosen kami. Aku saat itu sangat bahagia bisa satu kelompok dengannya.

Aku juga masih ingat bagaimana kami sering menghabiskan waktu berdua. Dulu saat kami kuliah banyak sekali perempuan yang menggodanya untuk menjadi teman dekatnya bahkan kekasihnya tapi ia terus saja menempel padaku. Ia bilang tak ada perempuan sebaik aku yang bisa mengerti dirinya. Saat itu perasaanku sangat senang, aku dianggap istimewa olehnya dibandingkan perempuan lainnya.

Kami mulai menjalani hubungan yang aneh. Kami sering jalan berdua layaknya sepasang kekasih. Kami juga sering sekali datang setiap acara secara berpasangan membuat semua orang mengasumsikan bahwa kami adalah pasangan kekasih.

Saat kami mulai mengenal keluarga kami masing-masing, aku tak menyangka jika ayah Kean adalah sahabat karib ayahku. Kedua orang tua kami bahkan senang sekali tau bahwa putra-putrinya berteman akrab. Hingga satu hari kedua orang tua kami sepakat membuat perjodohan untuk kami berdua. Aku saat itu takut sekali Kean takan setuju karena selama ini aku hanya menebak-nebak perasaan Kean tanpa tau perasaannya yang sesungguhnya.

Saat ia berkata ia setuju dengan perjodohan yang dibuat kedua orang tua kami, aku merasa menjadi perempuan paling bahagia di dunia ini. Bayangkan saja orang yang selama ini kamu cintai mau menjalani hidup selama-lamanya denganmu. Ini benar-benar membahagiakanku

Hingga aku tau bahwa ia ternyata selingku dengan perempuan lain. Tak tanggung-tanggung ia selingkuh dengan perempuan yang kami percaya mengurusi pernikahan kami. Duniaku benar-benar hancur ketika tau perempuan bernama Gheana Danishwara yang merupakan wedding planner kami adalah orang yang dicintai Kean.

Aku murka dan benci pada perempuan itu. Bagaimana mungkin ia dengan mudah merebut hati Kean dariku. Ia dalam sekejap mampu memiliki Kean sedangkan aku butuh bertahun-tahun untuk mendapatkannya meski aku hanya memiliki raganya bukan hatinya.

Aku dengan seluruh usahaku membuat mereka berpisah. Ini hakku untuk medapatkan Kean. Ia milikku dan selamanya akan jadi milikku. Itu yang aku pikirkan. Tapi melihat Kean begitu putus asa karena berpisah dengan Gheana membuat hatiku sedih. Lebih menyakitkan ketika ia bilang tak mencintaiku.

Ponselku bergetar membuatku sadar dari lamunanku. Nama mamahku muncul dilayar. Setelah sadar sepenuhnya aku mengangkat sambungan telefon.

"Hallo sayang bagaimana kabar kamu" mamahku baru saja menelfon menanyakan keadaanku karena sudah empat hari aku mengasingkan diri dirumah nenekku.

"Aku baik-baik saja mah" aku berbohong karena sampai saat ini perasaanku masih kacau dan tak menentu.

"Kapan kamu akan kembali" ucap mamahku tampak khawatir aku terlalu lama mengasingkan diri.

"Tenang saja mah aku pasti akan pulang" ucapku dan akhirnya kami mengakhiri sambungan telefon.

Aku mendesah karena lelah harus mengakhawatirkan mamahku berulang kali. Ketika pertama kali aku bilang ingin pergi kerumah nenek tak bisa disembunyikan bahwa mamahku benar-benar khawatir. Namun aku berhasil meyakinkan bahwa ini demi kebaikanku.

Aku tengah duduk dihalaman depan rumah nenekku yang didepannya terdapat pemandangan laut. Rumah nenekku memang didepannya laut. Nenek bilang ia sangat suka laut, karena laut itu menenangkan. Suara ombak bisa mengobati hati yang kacau dan angin sepoi-sepoi sangat menentramkan hati. Begitu nenekku bilang padaku.

Wedding PlannerWhere stories live. Discover now