Bab 18 (Finally We Married!!!)

34.4K 1K 21
                                    

Gheana Danishwara POV

" Aku bahagia bisa mendapatkanmu meski awalnya aku meragukanmu. Kamu orang yang kusangka sudah gila karena tiba-tiba bilang mencintaiku dan menggodaku ketika akan menikah, tak kusangka akan jadi orang yang aku cintai dan menemaniku seumur hidupku. "

Aku menatap atasanku tak nyaman. Aku memang sudah bukan tunangannya. Meski sedikit kasar karena Kean yang memutuskan hubunganku dan Adrian. Sebenarnya aku sendiri yang ingin bilang bahwa hubungan kami berakhir tapi aku tak tega. Jadi aku sepakat dengan Kean bahwa ia akan membantuku mengakhiri segalanya bersama Adrian.

"Gheana bisa keruangan saya" Adrian berdehem beberapa kali saat ia berdiri didepan mejaku. Aku hanya mengangguk dan mengekor di belakang Adrian. Aku benar-benar gugup dan memikirkan berbagai hal negatif dikepalaku karena Adrian memanggilku keruangannya.

Saat pintu ditutup Adrian mempersilahkanku duduk dihadapannya. Aku sedikit tak nyaman duduk menghadap wajah Adrian. Aku merasa bersalah telah menyakiti hatinya yang begitu tulus mencintaiku.

"Untuk pernikahan pak Gilang dan Bu Jenny sudah kamu urus kan?" tanya Adrian.

"Oh itu tinggal beberapa persen lagi persiapannya beres" jawabku.

"Lalu bagaimana pernikahanmu dengan Kean?" aku melongo mendengar apa yang baru saja ia katakan. Ini pertama kalinya kami membicarakan hal-hal diluar pekerjaan.

"Maaf Pak?" aku pura-pura bodoh demi menghindari percakapan ini.

"Aku tau kamu perempuan pintar Gheana jangan pura-pura bodoh" aku mengutuk diriku yang sudah pura-pura tak mengerti dengan apa yang ia tanyakan.

"Maaf Pak tapi saya dan Kean belum berencana menikah" ucapku karena Kean belum melamarku sampai saat ini. Aku juga masih senang dengan kebersamaan kami dan belum memikirkan untuk menikah dalam waktu dekat.

"Kean sepertinya harus berhati-hati karena jika ia tak segera mengikatmu kamu bisa aku rebut kembali" aku terkejut kemudian ia tertawa dan bilang ia hanya bercanda untuk menggodaku.

"Aku tak menyangka kamu begitu serius. Ayolah Gheana aku sudah melupakan segalanya. Aku sudah merelakanmu untuk Kean" ia tersenyum padaku.

"Anda benar-benar baik Pak, saya akan selalu mendoakan bapak agar mendapatkan perempuan yang baik yang anda cintai dan mencintai anda. Saya selalu berdoa yang terbaik untuk anda" aku mendoakannya setulus hati.

"Terimakasih Gheana" ia tersenyum padaku.

"Ah ya, aku harap kita masih bisa berteman. Kamu kekasih temanku jadi kita berteman kan?" aku mengangguk menerima tawarannya untuk berteman.

***

Kean bilang ia akan memberikan kejutan padaku. Ia mampu membangkitkan rasa penasaranku setelah bilang akan memberi kejutan. Aku sudah tak sabar dengan kejutan yang akan ia berikan padaku.

Aku keheranan ketika mobil Kean memasuki basement apartemenku. Ia bilang akan memberikan kejutan tapi ia mengantarkanku pulang. Mungkin ia lupa, ini membuatku sedikit kecewa karena tadi ia tersenyum padaku dan bilang akan memberikan kejutan untukku.

"Kita pulang?" tanyaku ketika kami turun dari mobilnya dan ia tersenyum padaku bilang bahwa ia lelah seharian bekerja jadi langsung mengantarku pulang.

Kami kini telah ada didepan pintu apartemenku. Ia sudah memelukku dan mencium keningku, memberi salam perpisahan. Sepertinya ia lupa dengan kejutannya membuatku sedikit jengkel.

"Selamat malam sayang, sampai jumpa besok" ucapnya benar-benar pergi dari hadapanku membuat harapanku sirnah mengenai kejutan yang sedari tadi ia ucapkan.

Wedding PlannerWhere stories live. Discover now