Part 26 (Clover)

138 16 0
                                    

“Yang mulia, aku rasa kita harus memindahkan semua penghuni Aileen ke kota yang lebih aman,” pintar Roon pada Jordan dan Cilsara.

Melihat kondisi sekarang, memang sepertinya mereka harus mengungsi untuk sementara waktu hingga kondisi membaik.

“Apakah kita perlu meminta bantuan dari negara lain?” tanya Cilsara ketakutan.

Dia kemudian menatap ke istana, tempat dimana putri kecilnya bertarung dengan sahabat baiknya saat kecil.

Oh, Starlight, Dariel, kenapa harus begini? — Cilsara.

“Aku rasa kita justru tidak boleh menyebarluaskan masalah ini,” ucap Erin sang asisten. “Citra baik kerajaan Sinar bisa saja hilang saat orang lain mengetahui kalau kerajaan kita tidak aman.”

Roon mengangguk setuju dengan pendapat Erin barusan. Lagipula, bukan kah seharusnya pertarungan ini selesai secepatnya?

Samar Samar Roon mendengar teriakan dari atas. Seperti suara Vettel yang sedang berteriak memanggil Starlight.

“Uh, apa itu suara Vettel?” tanya Roon tak pasti. Pandangannya berkunang kunang sesaat.

Namun beberapa saat kemudian, dia seperti melihat Starlight yang terkapar karena sebuah luka yang dia dapatkan dari pedang Dariel.

“Putri?!”

Tanpa basa basi, Roon segera naik kembali masuk ke dalam istana Aileen.

“Tuan Erin, sisanya ku serahkan padamu. Aku harus kembali untuk memastikan sesuatu,” ujar Roon yang langsung berlari begitu saja.

.

Dari kejauhan Roon melihat Starlight yang pingsan di dekat tembok istana. Dan, astaga? Darahnya tidak berwarna merah?

“Dasar sialan kau Dariel Yvette!” teriak Roon yang langsung menyerang Dariel menggunakan kekuatan sihirnya.

Roon tak benar benar berniat untuk menyerang Dariel, dia hanya ingin mendekati Starlight dan membawanya pergi.

Dalam keadaannya yang setengah sadar, Starlight melambaikan tangan kepada Roon.

“Sepertinya ini hanya bisa kau yang melakukannya,” ucap Starlight lirih. “Tentunya dengan menggunakan kekuatan sihirmu.”

Roon masih bisa mengetahui hal itu karena dia bisa membaca gerakan bibir Starlight. “Sihirku?”

“Serang titik utama nya, pada bagian leher belakang, tepat di bawah rambut nya,” ucap Starlight setengah sadar.

“Kepala? Leher belakang?”

Mata Roon menatap ke berbagai sisi untuk mencari celah agar bisa menyerang Dariel dari titik buta nya.

Dapat!

Dengan segera Roon langsung menyerang Dariel menggunakan sihir bunga sakura nya. Hanya butuh waktu dua detik untuk mengenai sasaran—

Dan tepat sasaran! Roon berhasil mengenai titik yang Starlight perintahkan.

“Kau berhasil Roon,” ucap Starlight sebelum akhirnya benar-benar tumbang tak sadarkan diri.

“Uh, Putri Starlight?!” Roon langsung berlari ke arah Starlight untuk membantunya.

Di sisi lain, Dariel sendiri terjatuh sesaat setelah Roon menyerangnya. Kini warna bola matanya telah kembali normal dan tidak pucat lagi.

“Apa yang terjadi disini?” ucapnya saat melihat banyak cat berwarna biru di tangannya dan banyak pengawal di sisi nya yang menyerang.

Pandangan Dariel langsung teralihkan saat melihat Roon yang hendak menolong Starlight yang terluka parah.

Monkart N LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang