Ketika sampai di penginapan Robin langsung merebahkan dirinya di tempat tidur. Sedangkan Michael duduk di sebuah kursi dekat jendela.
"Huwah, hari ini melelahkan sekali," keluh Robin sambil menutup matanya.
Satu detik, dua detik, tiga detik, Robin masih belum mendengar respon dari kakaknya. Dia kemudian menatap kakaknya yang sedang terdiam memikirkan sesuatu.
Robin menatap Chicky dengan ekspresi bertanya. "Chicky," Chicky hanya menggelengkan kepalanya tidak tau.
"Kakak, kau kenapa?" tanya Robin pada akhirnya.
"Tidak apa apa," jawab Michael singkat.
"Huh, akhirnya kau merespon ucapanku juga," ujar Robin dengan nada yang senang. "Tapi kau yakin kau tidak apa apa? Dari wajahmu saja terlihat sekali kalau kau itu sedang memikirkan sesuatu," lanjut Robin.
"Atau jangan jangan kau sedang memikirkan putri Starlight ya?" ujar Robin asal. "Benar sekali, putri Starlight itu memang sangat cantik dan baik."
Michael terdiam sesaat. "Hei Robin," ucap Michael. "Kenapa hari ini aku merasa aneh ya?"
"Ya mana aku tau. Kan yang merasakan kau sendiri," jawab Robin. "Memangnya apa yang kau rasakan?" tanya Robin mulai penasaran. "Kau demam atau bagaimana?"
"Bukan perasaan seperti itu yang aku maksud," Michael terdiam sesaat lalu menatap Leo.
Bayangan itu sama sekali tidak bisa menghilang dari pikiranku.
Ya, bayangan wajah dan senyuman Starlight yang manis tidak bisa hilang dari pikiran Michael.
"Apakah menurutmu wajar saja kalau aku terus memikirkan putri Starlight," lanjut Michael.
Robin, Leo dan Chicky terkejut saat mendengar pernyataan Michael. Mereka bertiga menatap satu sama lain untuk sesaat.
"Ah... Jangan jangan kau jatuh cinta pada putri Starlight ya?" balas Robin merespon. "Pantas dari tadi kau diam saja. Ternyata kau sedang memikirkan putri Starlight ya?"
Apa mungkin yang Robin katakan itu benar? Michael menatap ke arah luar jendela. Tapi dia itu seorang putri, ditambah lagi dia juga seorang Gadis Suci.
"Jatuh cinta ya?" gumam Michael.
Robin menatap kakaknya yang diam. Tidak biasanya Michael memikirkan hal seperti itu sejauh ini.
* * *
Keesokan harinya balapan di kota Ligeon dilanjutkan. Hari ini Starlight kembali datang bersama Shale dan Roon. Hari ini adalah giliran Robin untuk beraksi.
Sebelum balapan dimulai Michael, Robin, Starlight, Shale dan Roon pergi ke salah satu rumah makan di kota Ligeon untuk makan siang.
Dari awal tadi terlihat Shale sangat teliti dengan keadaan sekitar. Hal itu membuat Michael penasaran, apa yang Shale perhatikan?
"Hei, Shale. Kenapa dari tadi kau terlihat sangat waspada?" ujar Michael.
"Oh? Bukan apa apa. Aku hanya ingin berjaga jaga saja. Aku takut akan ada yang tau identitas Tuan Putri Starlight," jawab Shale.
"Benar juga ya. Putri Starlight kan seorang Ga-" sebelum Robin sempat melanjutkan kata katanya Roon sudah membekap mulut Robin.
"Tolong jangan bicara keras keras Robin," ujar Roon.
Untunglah tidak ada yang memperhatikan mereka berlima dari tadi. Jadi tidak ada yang begitu memperhatikan kalimat Robin.
"Sudah kubilang panggil saja aku Starlight. Tidak usah pakai putri," ujar Starlight sambil tersenyum khawatir.
Ternyata memang benar, keamanan Gadis Suci sangatlah ketat. Kalau bukan karena Shale dan Roon, Starlight pasti tidak boleh pergi sendirian. Batin Michael.
"Um... Karena putri lebih tua dariku. Apa boleh aku memanggilmu kakak saja?" ujar Robin tiba tiba.
"Eh?" Starlight cukup terkejut mendengar ucapan Robin. Karena sejauh ini belum pernah ada yang memanggil Starlight dengan sebutan kakak. "Ehm, tentu saja boleh," jawab Starlight sambil tersenyum.
Betapa mudahnya kak Starlight berkata ya dan tersenyum. Apa mungkin ini yang disebut Gadis Suci?
Starlight kembali tersenyum saat mengetahui apa yang Robin pikirkan. Dia senang kalu Robin berpikir kalau dia adalah orang yang baik.
"Robin," Robin langsung menoleh. "Semangat ya," dukung Starlight.
"Ehm, itu pasti," balas Robin senang.
* * *
"Mari kita mulai babak berikutnya balapan ini!" sorak sorai para penonton terdengar lebih bersemangat saat juri mengumumkan turnamen monkart selanjutnya akan segera dimulai.
"Robin itu anak yang baik. Dia memang tidak sekuat dan sehebat dirimu. Tapi dia adalah anak yang pantang menyerah," ujar Starlight tiba tiba.
"Huh?"
Starlight menatap wajah Michael sambil tersenyum. "Iya, kalian berdua adalah pria pria yang hebat," lanjut Starlight.
Wajah Michael tiba tiba langsung berubah menjadi merah karena malu.
K-kenapa Starlight tiba tiba bicara begitu?
Michael langsung mengalihkan pandangannya dari wajah Starlight agar dia tidak tambah blushing.
Starlight masih terus memandang wajah Michael. Meskipun mereka baru bertemu kemarin. Tapi Starlight merasa sangat senang saat berada di dekat Michael.
"Monkart, masuk lintasan!"
Suara itu langsung membuyarkan pandangan Starlight tentang Michael. Tiba tiba saja balapan sudah dimulai.
Ketika itulah Starlight menyadari kalau dia tidak boleh mencintai Michael. Kodratnya sebagai Gadis Suci membuat Starlight harus menerima semua keputusan Phoenix.
Sebagai seorang Gadis Suci, kau harus bisa mengendalikan dirimu secara utuh. Pertama, kau tidak boleh berbohong atau melakukan suatu hal yang buruk baik sengaja ataupun tidak sengaja. Kedua, identitasmu sebagai Gadis Suci harus dirahasiakan dari para penduduk. Dan yang ketiga, kau tidak boleh mencintai seorang pria tanpa adanya keputusan dariku.
"Huh, aku bisa memenuhi dua syarat pertama. Tapi syarat yang ketiga?" Starlight menatap Michael yang terlihat semangat memberi dukungan pada Robin.
"Ayo Robin! Kau pasti bisa!"
Aku tidak bisa.......
Halo lagi nih guys.
Hari ini aku terlampau gabut, jadinya bisa upgrade lagi
Oh iya, buat yang udah baca jangan cuma dibaca aja dong 😁
Jangan lupa buat like dan vote ceritanya ya, biar aku tambah semangat upgradenya 😀Ok guys see you di cerita selanjutnya and bye bye👋🏻👋🏻👋🏻
Happy Reading Guys 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Monkart N Love
FantasyCompleted Story ✔️ Untuk baca lebih lengkap bisa ke tittle Princess's Past di akun yang sama Menceritakan kisah seorang pembalap hebat bernama Michael White yang mengembara ke seluruh negeri untuk mengikuti turnamen Monkart bersama adiknya Robin. B...