Fortune Cookie 03

8.8K 732 11
                                    

Shinji Nakagawa tiba di pantai. Ia berjalan kaki dari rumah kakeknya ke pantai. Memang sih kalau jalan kaki jaraknya jadi terasa agak jauh. Tapi Shinji juga ingin melihat-lihat suasana jalan dan pemandangan menuju pantai.

Sudah 80 persen berubah sejak pertama kali Shinji ke sini.

Shinji mengambil handphone di sakunya untuk melihat jam. Masih pukul 08.20 waktu setempat.

Begitu tiba di pantai, mata Shinji langsung termanjakan dengan pemandanan pantai Hokkaido di musim panas ini.

Laut dan langit biru yang cerah, sinar mentari pagi yang hangat.

Shinji segera melepas alas kakinya dan berlari ke arah tepi air dan bermain dengan gelombang-gelombang kecil yang bergulung-gulung menyapu lembut kakinya.

Wow! Sensasinya sungguh luar biasa.

Shinji merasa sangat rileks hingga membuat kedua matanya terpejam.

"Hei! Kau!" teriak seseorang mengganggu ketenangan Shinji.

Shinji membuka matanya dan memutar-mutar kepala mencari dimana asal suara itu berada.

Shinji terkejut ketika melihat sekumpulan orang yang berada tidak jauh darinya. Kenapa ia tadi tidak melihat mereka? Apa mungkin Shinji tidak sadar dan baru tahu kalau ada sekumpulan orang di situ? Setelah di perhatikan, ternyata mereka sedang melakukan proses syuting.

"Kami sedang syuting! Sebaiknya kamu menjauh deh!" teriak salah satu dari mereka. Orang itu memakai topi dan kacamata hitam. Sepertinya Shinji pernah melihat orang ini. Tapi dimana ya?

Karena Shinji tidak melakukan reaksi apapun, akhirnya orang bertopi dan berkacamata hitam itu berjalan menghampiri Shinji. Begitu berdiri di depannya, Shinji baru sadar kalau ini adalah laki-laki kemarin yang ia jumpai di depan rumah kakeknya. Laki-laki ini adalah orang aneh waktu itu.

"Apa kau tidak dengar apa yang tadi kukatakan? Kami sedang syuting disini. Jadi tolong menjauhlah dari area syuting." laki-laki itu berkata dengan cepat.

"Memang kamu siapa? Apa hakmu menyuruhku pergi?" Shinji juga ikutan sewot karena ketenangannya baru saja diganggu.

"Kamu tidak tahu siapa aku?"

Hiuh! Sombong sekali orang ini!, batin Shinji.

"Tidak." jawab Shinji jujur.

Dengan percaya diri, laki-laki itu membuka kacamatanya. Tampan sekali. Mungkin perkiraan Shinji benar kalau laki-laki ini sebaya dengannya.

"Sekarang kau tahu kan siapa aku?" tanya laki-laki itu setelah melepas kacamata. Shinji menggeleng. Laki-laki itu terkejut. Bagaimana bisa Shinji tidak mengetahuinya?

"Aku Ryota Hashimoto!" orang itu berseru agak kesal. Baru kali ini ada orang yang tidak tahu-menahu soal dirinya.

"Siapa? Ryota Hashimoto? Pelawak?" tanya Shinji setengah mengejek.

"Kamu dari planet mana sih?" orang yang bernama Ryota itu mulai kesal.

Semakin lama, orang ini semakin sombong.

"Kamu ini....," belum sempat Shinji melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba tangan kirinya di tarik seseorang dengan kuat. Shinji menoleh ke arah pria bertelanjang dada yang tengah menggenggam tangannya.

Shinji hampir terpekik ketika menyadari kalau pria bertelanjang dada yang menarik tangannya itu adalah Guru Kazuya.

"Ayo kita pergi saja saja." ucap orang itu menarik tangan Shinji sambil berjalan menjauhi Ryota. Shinji hanya menurut tapi ia merasa senang didalam hatinya. Mereka meninggalkan Ryota yang masih terheran-heran ketika ada orang yang belum mengenalnya. Padahal Ryota sudah sering tampil menyanyi di televisi. Ia juga sudah memiliki 2 album. Apa mungkin ia tidak setenar yang ia kira?

***

Guru Kazuya melepas tangan Shinji begitu dirasa sudah cukup jauh. Shinji melihat sebuah alas berbaring disekitar situ. Sepertinya tadi Guru Kazuya berbaring disini menikmati cahaya matahari pagi.

"Guru Kazuya. Maaf, selalu merepotkan." Shinji membungkuk pada guru mudanya itu.

"Lebih baik menjauhi masalah kan dari pada menambah masalah?" Guru Kazuya terlihat keren seperti biasanya. Badannya terlihat seksi membuat dada Shinji sedikit bergetar.

"Kita duduk saja di sini." Guru Kazuya menunjuk alas berbaring lalu duduk. Shinji hanya menurut dan duduk di samping gurunya.

"Guru Kazuya ternyata juga berlibur ke Hokkaido juga?" tanya Shinji.

"Ayolah, Shinji. Kita tidak berada di sekolah sekarang. Berhentilah memanggilku guru. Usia kita juga tidak terpaut jauh kan?"

"Baiklah kalau begitu, Kazuya Oniisan."

"Kazuya saja sudah cukup kok."

"Aku tidak terbiasa memanggil guru hanya dengan nama secara langsung."

"Baiklah. Ku pikir Kazuya Oniisan juga tidak apa-apa. Tapi jangan panggil guru."

"Terimakasih, Oniisan."

Sejenak mereka terdiam sambil memandang batas antara laut dan langit di depan mereka.

"Kazuya Oniisan ternyata juga ke Hokkaido? Kenapa tidak bilang?" tanya Shinji mencoba memulai percakapan.

"Kenapa harus bilang padamu? Memangnya kita ada hubungan khusus?" balas Kazuya sambil tersenyum.

Shinji hanya meringis malu.

Bodoh banget sih!, batin Shinji kesal.

"Kazuya Oniisan ingin menghabiskan sepanjang liburan musim panas di Hokkaido?" tanya Shinji. Kazuya mengangguk.

"Kazuya Oniisan menginap dimana?" tanya Shinji.

"Sebelum aku menjawab pertanyaanmu, bisakah kamu memanggilku dengan Kazuya saja? Anggaplah aku sebagai teman yang sebaya."

"Oh. Baiklah kalau itu memang tidak mengganggu, Kazuya."

"Nah. Begitu lebih baik. Aku menginap di rumah pamanku. Rumahnya agak jauh dari sini. Kemarin siang baru sampai di Hokkaido."

"Oh. Aku juga baru sampai kemarin. Tapi tadi waktu tiba di pantai sini sudah di ganggu sama orang-orang itu." ujar Shinji sambil menunjuk sekumpulan orang yang tadi.

"Di sana sedang ada proses syuting video musik Ryota Hashimoto." kata Kazuya.

"Aku tidak kenal."

"Wajar saja. Ia baru saja vakum dari dunia hiburan 4 tahun. Tahun ini dia berencana untuk kembali ke dunia hiburan lagi dengan meluncurkan album baru. Lagu-lagunya bagus kok."

Shinji hanya mengangguk mendengar penjelasan Kazuya.

"Artis sombong," kata Shinji pelan, bahkan terdengar hampir seperti bisikan.

"Apa?" tanya Kazuya yang tidak sengaja mendengar ucapan Shinji barusan.

"Ah! Tidak apa-apa!" Shinji berkilah sambil menyunggingkan senyum yang terkesan dipaksakan.

Tak lama Kazuya membaringkan tubuhnya. Kazuya memandang Shinji sambil menggerakkan kepalanya, mengisyaratkan agar Shinji juga ikut berbaring.

Awalnya Shinji agak grogi. Tapi akhirnya ia ikut berbaring juga.

Ia menoleh ke arah Kazuya. Kazuya sedang memejamkan mata.

Shinji pun juga ikut memejamkan mata. Tenang sekali rasanya. Damai.

Semoga liburan musim panas kali ini menjadi liburan paling menyenangkan, batin Shinji penuh harap.

[Bersambung...]

FORTUNE COOKIE (boyxboy)Where stories live. Discover now