Fortune Cookie 12

5.6K 453 4
                                    

Hari ini hari libur. Shinji sedang duduk di sofa di depan televisinya. Sambil sesekali melirik jam dinding yang menunjukkan jam setengah empat waktu setempat.



Tapi Kasumi belum juga datang. Shinji memang meminta sahabat karibnya itu untuk datang kerumah, mumpung orang tua Shinji belum pulang dari pekerjaannya. Shinji sudah tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan sekarang.



Sebenarnya ia ingin Kasumi datang lebih awal, mungkin pukul 10-12 siang. Tapi tadi Katanya ia sedang berada di mall bersama ibunya.



"Ting! Tong!" terdengar bel pintu rumah berbunyi. Shinji berlari menuju pintu depan dan segera membuka pintu.



"Kasumi!" teriak Shinji langsung memeluk Kasumi sambil menangis tersedu.



"Shinji! Ada apa? Kenapa kamu menangis sih?" tanya Kasumi bingung. Tapi Kasumi tahu, kalau Shinji memintanya datang kerumahnya, pasti ada sesuatu yang ingin Shinji ceritakan padanya.



Shinji tidak mau menjawab dan masih memeluk Kasumi sambil menangis.



Kasumi berusaha melepas tangan Shinji dari tubuhnya.



"Kita masuk dulu deh. Baru kamu beritahu apa yang terjadi padamu sampai kamu menangis seperti ini." kata Kasumi sambil menghapus sisa airmata dipipi Shinji. Shinji hanya bisa mengangguk lemah.



Mereka pun masuk kedalam rumah dan langsung duduk di sofa, di depan televisi yang masih menyala.



"Ada apa, Shinji? Ada masalah apa?" tanya Kasumi sambil memegang kedua tangan Shinji. Shinji kembali menangis.



"Cup! Cup! Cup! Jangan nangis. Kamu bisa cerita padaku." ucap Kasumi.



Shinji akhirnya bisa mengendalikan dirinya sendiri dan mulai bercerita.



"Gamal... Gamal suka sama aku," kata Shinji dengan bibir bergetar.



Tapi Kasumi seperti tidak terkejut. Mungkin Kasumi sedikit kaget, tapi hal itu tidak terlihat.



"Terus gimana? Kamu terima?" tanya Kasumi. Ia memang sudah mengenal Shinji sejak kecil. Jadi ia tidak terlalu terkejut ketika Shinji menceritakan hal seperti ini. Bahkan dulu ketika mereka masih SMP, Shinji pernah bercerita kepada Kasumi bahwa ia pernah menyukai kakak kelas yang tampan yang bernama Hiro Masai. Tapi akhirnya ia memendamnya karena kakak kelasnya itu ternyata sudah punya pacar.



Tapi sepertinya kali ini berbeda. Shinji menangis. Kasumi jarang sekali melihat Shinji menangis. Sepertinya masalahnya lebih kompleks daripada yang Kasumi duga.



"Aku bilang padanya kalau aku masih butuh waktu. Tapi sebenarnya didalam hati, aku sudah menganggap Gamal sebagai adikku sendiri. Aku masih belum bisa menganggapnya lebih dari itu. Aku bingung, Kasumi. Aku bingung! Aku tidak tahu harus bagaimana lagi!" kata Shinji sambil menahan tangis.



"Kalau begitu kenapa kamu harus memberinya harapan, Shinji?"



"Aku tidak ingin membuat Gamal kecewa. Aku sayang Gamal seperti menyayangi adikku sendiri. Aku takut nanti kalau aku menolaknya, sikapnya akan berubah kepadaku," jawab Shinji.



"Tidak bisakah kamu, setidaknya, memberi kesempatan pada Gamal? Mungkin saja nanti kamu perlahan-lahan bisa mencintainya," Kasumi menyarankan.



Shinji terdiam. Tiba-tiba ia teringat Ryota. Sudah 3 hari ini ia tidak berjumpa Ryota. Kemana perginya anak itu?



Tunggu dulu!


Kenapa ia harus teringat Ryota disaat-saat seperti ini.



"Aku tidak tahu. Aku takut aku tidak bisa." jawab Shinji.

FORTUNE COOKIE (boyxboy)Where stories live. Discover now