Fortune Cookie 06

7.1K 585 7
                                    

Kasumi menceritakan banyak sekali hal mengenai liburannya di Pulau Bali kepada Shinji.



Dimana ia menginap di sebuah hotel bersama satu keluarga besarnya dari Indonesia. Dan berlibur di berbagai tempat wisata populer di Pulau Bali.



Awalnya Kasumi sempat merasa khawatir. Bagaimana ia berbicara dan berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain yang seluruhnya berbahasa Indonesia, sedangkan Kasumi sendiri hanya bisa berbahasa Jepang dan juga bahasa Inggris yang tidak terlalu lancar. Akhirnya ia bisa berkomunikasi kepada anggota keluarga yang lain berkat bantuan Gamal yang ternyata cukup lancar berbahasa Jepang. Gamal sendiri yang mentranslasi kalimat-kalimat bahasa Jepang dari Kasumi menjadi bahasa Indonesia kepada anggota keluarga yang lain, dan begitu juga sebaliknya.



Bagi Kasumi, Gamal adalah sebuah kamus berjalan. Gamal sangat baik kepada Kasumi, karena Gamal sendiri juga tidak cukup pandai bergaul dengan anggota keluarga yang lain. Karena sering membantu Kasumi, secara tidak langsung, Gamal jadi bisa lebih dekat dengan anggota keluarga yang lain. Tapi walaupun begitu, Kasumi hanya menganggap Gamal sebagai adiknya. Begitu juga sebaliknya. Karena Gamal setahun lebih muda, dan Shinji sangat tahu sekali bahwa Kasumi tidak akan pernah mau punya pacar yang usianya lebih muda.



Gamal juga tidak pernah menganggap Kasumi lebih dari seorang kakak.



"Bagaimana kamu bisa bahasa Jepang?" tanya Shinji langsung kepada Gamal. Pertanyaan pertama yang ia lontarkan kepada Gamal.



"Dulu waktu SMP di Indonesia, pernah ada pelajaran dasar bahasa Jepang. Karena di sekolah hanya membahas secara basic, aku akhirnya belajar secara otodidak." jawab Gamal.



"Oh. Jadi kamu sekarang mau lanjut sekolah di Jepang? Memangnya usiamu berapa?" tanya Shinji.



"Enam belas tahun." jawab Gamal.



"Oh ya? Berarti satu tahun lebih muda dari pada aku dan Kasumi." balas Shinji.



"Betul. Rencananya Gamal akan satu sekolah bersama kita di SMA Haruna." kata Kasumi menambahkan.



"Bagus sekali kalau begitu. Kita dapat teman hang-out baru nih." ucap Shinji ceria.



Gamal tersenyum memandang Shinji. Sepertinya Shinji itu orang yang mudah bergaul.



***



Hari ini hari pertama di tahun ajaran baru.



Langit pagi begitu bersahabat. Cuaca yang cerah membuat siapa saja pasti akan merasa senang sekali.



Begitu pula dengan Shinji, Kasumi dan juga Gamal yang tengah berjalan bersama menuju SMA Haruna.



"Kamu sudah tahu belum mau di tempatkan di kelas apa?" tanya Shinji kepada Gamal di samping kanannya. Shinji harus sedikit mendongak ketika berbicara dengan Gamal karena tubuh Gamal yang menjulang tinggi.



"Di kelas 1-A. Memangnya kamu dan Kasumi di kelas apa?" tanya Gamal balik.



"Aku dan Kasumi di kelas 2-C." jawab Shinji.



"Begitu ya?" Gamal seperti menerawang.



"Kok kamu jadi mikir-mikir begitu sih? Memangnya apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Shinji ketika meliat raut wajah Gamal yang susah ditebak.



"Oh, tidak ada kok. Hanya memikirkanmu."



"Apa?!" tanya Shinji setengah berteriak.



"Ah! Maksudku memikirkan kamu dan Kasumi bisa saling kenal dan menjadi sahabat dekat." jawab Gamal cepat. Semoga saja Shinji tidak mengetahui perubahan raut muka Gamal tadi.



***



Bel masuk sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Tetapi guru baru saja datang ke ruang kelas 2-C.



Guru Takeshi, guru pelajaran kimia yang akan mengajar di jam pelajaran pertama memasuki kelas Shinji dengan langkah tegas. Pria paruh baya berkacamata dan bertubuh kurus itu langsung berhenti tepat di depan kelas.



"Selamat pagi." Guru Takeshi mengucap salam.



"Selamat pagi." anak-anak satu kelas menjawab salam.



"Senang sekali bisa bertemu kalian di tahun ajaran baru. Saya harap semoga semua bisa semakin meningkatkan kemampuan akademisnya untuk bisa naik kelas dengan nilai yang baik."



Semuanya diam. Sepertinya kalimat Guru Takeshi menggantung dan membuat seluruh murid satu kelas termasuk Shinji lebih memilih diam dan menunggu kalimat Guru Takeshi selanjutnya.



"Oke. Pada tahun ajaran baru ini, kelas 2-C sudah mendapatkan teman baru. Silahkan bagi murid pindahan untuk memperkenalkan diri." ucap Guru Takeshi yang membuat seluruh siswa satu kelas riuh. Termasuk Shinji duduknya paling depan yang bercakap dengan Kasumi yang tempat duduknya tepat di belakangnya. Mereka mengira mungkin itu Gamal. Tapi Kasumi menepisnya karena tidak mungkin Gamal langsung melompat ke kelas dua. Tapi orang yang di maksud Guru Takeshi belum juga muncul.



"Dimana dia? Bukannya dia sudah ada di kelas?" tanya Guru Takeshi.



"Maaf, Pak. Tapi dari tadi tidak ada orang asing ataupun siswa baru di kelas ini." Shinji yang duduk paling depan dan dekat dengan tempat Guru Takeshi berdiri.



Belum sempat Guru Takeshi membalas kalimat Shinji, terdengar suara langkah kaki yang berlari mendekat ke arah kelas dan berdirilah seorang laki-laki yang berdiri di ambang pintu kelas 2-C.



Suasana kelas langsung riuh. Jauh lebih riuh. Para siswa laki-laki pun juga. Kasumi pun juga bersorak.



Hanya Shinji yang tidak terlalu ribut. Shinji memang tidak pernah bersikap berlebihan dan lebih memilih untuk tidak menonjolkan diri. Toh yang berlebihan itu memang tidak baik kan?



Shinji menghembuskan napas agak jengkel bercampur malas.



Siswa laki-laki baru pun itu berjalan memasuki kelas lalu membungkuk dalam kepada Guru Takeshi sebagai tanda hormat.



"Maaf. Saya terlambat. Tadi perjalanan kesini sedikit macet. Maaf sekali lagi." ucap siswa baru itu pada Guru Takeshi.



"Ya sudah. Tidak apa-apa. Untungnya masih hari pertama di tahun ajaran baru. Jangan diulangi lagi." kata Guru Takeshi.



Siswa baru itu membungkuk lagi kepada Guru Takashi.



"Baiklah. Sekarang perkenalkan dirimu pada teman-temanmu. Walaupun mungkin semuanya sudah mengenal dirimu." pinta Guru Takeshi.



Siswa baru itu memutar tubuhnya sedikit dan menghadap ke seluruh siswa satu kelas. Ia juga sempat tersenyum sekilas kepada Shinji yang duduk tepat di depannya.



Siswa baru itu membungkuk rendah lalu mulai memperkenalkan diri.



"Selamat pagi. Perkenalkan, nama saya Ryota Hashimoto, siswa mutasi dari SMA Musashi, Tokyo."



Tanpa jawaban, siswa cewek satu kelas malah berteriak histeris sambil memegangi kedua pipi mereka yang merah merona. Termasuk Kasumi yang malah menggoyang-goyangkan pundak kiri Shinji dari belakang.



Ryota yang bingung malah menggaruk-garuk tengkuknya sendiri dan memasang senyum meringis memikat.



"Sudah ku duga reaksi kalian pasti akan seperti ini. Baiklah Ryota, silahkan duduk," kata Guru Takeshi. Ryota langsung membungkuk kepada Guru Takeshi.



Sambil berjalan, Ryota sempat mencuri kesempatan memegang pundak Shinji dan meremasnya dengan kencang yang membuat Shinji mengaduh kesakitan dalam diam, lalu berlalu menuju kursi kosong yang letaknya paling belakang.



Sebenarnya Shinji ingin sekali berdiri lalu menonjok Ryota saat itu juga. Tapi karena keadaan yang sangat tidak memungkinkan, akhirnya ia hanya bisa mengelus pundaknya sambil bersumpah serapah tanpa suara.



Buat apa juga sih anak itu pindah ke sini?, gerutu Shinji dalam hati. Sesaat kemudian, Shinji sadar kalau ia tidak akan pernah lagi mendapatkan ketenangan yang ia inginkan di dalam kelas 2-C, bahkan ketenangan di sekolah. Pasti kedatangan seorang penyanyi muda terkenal ke sekolahnya membuat semua hal akan berubah. Dan Shinji sudah siap untuk hal itu.



[Bersambung...]

FORTUNE COOKIE (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang