Chapter I

1.1K 34 0
                                    

HAI GUYS!!!

MY FIRST STORY, semoga kalian suka yaaaa!!!!

Jangan lupa vote & comment :)

Happy Reading ❤️

<maaf banyak typo>

JANGAN LUPA CEK CERITA YG LAIN... "Mr. Lecturer" 😘

------------------- **

Siang itu terik matahari cukup menusuk kulit. Aku pun memacu sepedaku dengan cepat agar mendapat angin yang maksimal.

Namaku Prita Amelia. Kota Bali adalah kota kelahiran dan tempat tinggalku sekarang.

Aku gadis yang memiliki tinggi yang biasa saja. Badan yang biasa saja, wajah yang biasa saja dan kepribadian yang biasa saja.

Intinya aku hanya gadis biasa.

"Hu...huhu...," suara tangis seorang anak kecil terdengar. Aku menghentikan laju sepedaku dan memandang sekitar untuk mencari asal suara.

Aku melihat seorang anak kecil yang berdiri sendirian. Rambutnya berantakan, tangannya mengucek matanya. Aku menghampirinya.

"Adik kenapa nangis ?" tanyaku.

"Chika... Chika, kepisah sama kakak Chika," jawabnya sambil terisak. Aku mengelus kepalanya menenangkannya.

"Yaudah, jangan nangis terus. Kakak bantu cari ya," ajakku.

"Tapi kak, kaki Chika sakit," jawabnya masih dengan isak tangis yang mulai mereda.

"Sakit ? Coba kakak lihat," aku melihat pergelangan kakinya. Terdapat ruam merah disana.

Sepertinya kakinya lecet karena banyak berjalan.

"Kita cari kakak kamu sambil naik sepeda kakak aja yuk," sahutku lalu dijawab dengan anggukkan kepala olehnya.

Aku menggendongnya dan mendudukkannya dibelakang.

"Pegangan ya," sahutku lalu aku merasakan pinggangku dipegang kuat olehnya.

"Terima kasih ya kak," sahutnya polos. Aku tersenyum kearahnya. Aku baru menyadari dia memiliki wajah yang benar-benar imut.

"Sama-sama sayang, yuk kita cari," jawabku lalu mulai mengayuh sepedaku.

***

Kami sudah berkeliling hampir satu jam. Rasanya sedikit lelah, tapi aku tidak tega jika menyerah sekarang. Melihat Chika yang masih berusaha untuk mencari.

"Kak!! Itu kakaknya Chika!!" pekiknya tiba-tiba.

Aku segera melihat kearah yang dia tunjuk. Aku bernafas lega melihat seorang cowok yang sedang berdiri memunggungi kami. Dia tampak sedang bertanya kepada orang-orang. Sepertinya dia juga kebingungan mencari Chika.

Aku mengayuhkan sepedaku kearahnya.

"Kakak!!" jerit Chika yang menyita perhatian cowok tersebut.

Aku menurunkan Chika dari sepeda dan dia segera berlari kearah cowok tersebut.

"Ya ampun Chika! Kamu darimana saja ? Kakak khawatir nyariin kamu," sahut si cowok tersebut sambil menggendong Chika.

Aku yang melihat adegan tersebut hanya diam sambil tersenyum lega.

"Tadi Chika telsesat. Telus Chika nangis, telus kakak ini datang bantuin Chika," jelas Chika panjang lebar.

Si cowok tersebut langsung melihat kearahku. Aku yang ditatap secara tiba-tiba langsung mati gaya.

"Maaf ya sudah merepotkan," sahutnya sambil tersenyum sekilas kearahku.

"Oh, eh... Iya, enggak papa kok," sahutku gugup.

Ngapain juga aku gugup ?!
Harus kuakui sih, kakaknya Chika ini lumayan tampan. Memiliki postur tubuh yang tinggi dan lumayan tegap.

Hmm...

Loh! Kenapa aku jadi memperhatikan kakaknya Chika ?!

"Kevin Benedict," sahutnya sambil menyodorkan tangannya.

Aku kaget lalu menyambut uluran tangannya dengan sedikit panik.

"Prita Amelia," jawabku sambil berusaha tersenyum.

"Kakak tinggal dimana ?" tanya Chika yang membuyarkan lamunanku.

"Kakak tinggal di Komp. Perumahan Bunga Indah sayang. Kenapa ?" tanyaku.

"Kapan-kapan Chika main kerumah kakak ya ?" sahutnya dengan tersenyum manis.

"Boleh sayang. Boleh, kakak tunggu ya," jawabku sambil mengelus pipinya.

Lucunya anak kecil satu ini.

"Eh, tapi kabarin dulu kalau mau datang. Nanti kamu udah datang, kakak enggak dirumah lagi," sahutku menjelaskan.

"Kalau gitu gue minta nomor lo aja," sahut Kevin, kakak Chika yang membuatku gugup.

Ayolah, dia itu hanya meminta nomorku demi adik kesayangannya. Jangan ge-er dulu!

"Oh iya, boleh. Nomor gue...," aku menyebutkan nomor handphoneku dan Kevin menyimpannya di handphonenya.

"Kalau begitu, kami permisi pulang dulu. Terima kasih banyak untuk bantuan lo," sahutnya.

Aku tersenyum tulus.

"Sama-sama," jawabku.

"Kakak, Chika pulang dulu ya," sahutnya sambil tersenyum lebar.

"Iya. Hati-hati ya sayang. Lain kali jangan sampai tersesat lagi ya," sahutku lalu mengelus rambutnya.

"Kalau begitu, gue duluan ya," pamit Kevin sambil berjalan kearah parkiran mobil.

Aku hanya tersenyum dan melambaikan tanganku membalas lambaian tangan Chika.

Aku pun mengayuh sepedaku setelah mobil Chika tidak terlihat lagi.

***

DONE GUYS :)

Maaf ya singkat banget. Ini masih awal banget.

Jangan lupa vote & comment untuk update selanjutnya ya.

THANK YOU 💋

Malaikat KecilWhere stories live. Discover now