Chapter IV

529 28 0
                                    

HAI!!

Bahagia banget ngeliat view disini bertambah terus :)

Jangan lupa VOTE & COMMENT ya guys ;)

Happy Reading ❤️

< maaf kalau banyak typo >

------------------- * *

"Pagi," sapaku kepada Kia yang sedang duduk dibangku kantin kampus.

"Pagi," sapanya sambil membenarkan dasinya.

Aku berkuliah di Universitas Internasional. Meskipun kami sudah berkuliah. Kami memiliki seragam wajib.

Seragam wanita terdiri dari kemeja putih, jas berwarna abu-abu, dasi yang menyerupai pita berwarna hitam, rok pecah motif kotak-kotak.
Sedangkan seragam pria, hanya berbeda di bagian celana dan juga dasi yang berbentuk dasi pria pada umumnya.

Seragam ini hanya digunakan pada hari Senin dan Jumat. Selebihnya kami menggunakan baju bebas, namun tetap harus sopan.

"Kelas mulai kapan ?" tanyaku.

"Setengah jam lagi," sahut Kia sambil membereskan rambutnya.

Tiba-tiba suasana kantin mendadak riuh. Aku dan Kia menoleh kearah suara. Segerombolan orang berjalan memasuki kantin.

Gerombolan cowok dan cewek. Gerombolan kakak senior yang populer. Aku tidak tertarik dan kembali keposisi semula.

"Itu tuh, kakak kelas yang kemarin lo sapa," sahut Kia.

Aku menatapnya tidak mengerti.

"Yang di cafe baru kemarin," jelas Kia seolah mengerti akan kebingunganku.

"Gue enggak menyapa mereka. Waktu gue keluar toilet, gue enggak sengaja nabrak salah satu dari mereka. Tapi, karena mereka bau rokok dan alkohol, gue enggak tahan. Jadinya gue cuma minta maaf sambil nunduk terus langsung pergi," jelasku.

Kia mengangguk-anggukkan kepalanya. Tiba-tiba duduknya menegak dan berpura-pura membaca majalah yang ada didepannya.

"Kenapa lo ?" tanyaku bingung melihat tingkahnya.

"Pangeran es lagi ngeliat kearah sini," aku hendak melihat kearah gerombolan kakak kelas yang duduk tak jauh dibelakangku.

Tapi Kia langsung memegang lenganku dan mencegahku. Aku memandangnya dengan pandangan bertanya.

"Sebaiknya jangan cari masalah. Lebih baik kita tidak melihat kesana. Lagian ada nenek lampir disana," bisik Kia.

Aku mengangkat bahu, tidak perduli. Ya sudah. Aku memang bukan tipe orang yang serba ingin tau dan juga bukan tipe orang yang menyukai keramaian dan perhatian.

Karena itu, aku tidak pernah melihat dengan sungguh-sungguh kearah kakak kelas populer tersebut.
Aku selalu hanya melihat secara sekilas.

Hingga sampai sekarang, pangeran es yang orang-orang bilang ganteng tidak pernah aku lihat. Dan, nenek lampir yang dikatakan Kia juga aku tidak pernah melihatnya.

***

"Gue ke toilet dulu ya," kataku kepada Kia yang asik mendengarkan musik.

Dia tidak menanggapi perkataanku. Aku menarik earphonenya dan dia mendelik kesal.

"Gue ke toilet dulu," sahutku mengulang.

"Iya iya. Ya ampun, ke toilet doang. Gangguin orang aja," omelnya lalu mengenakan earphonenya kembali.

Aku berjalan kearah toilet. Jam kuliah pertamaku sudah selesai. Aku masih ada kuliah siang. Itu sebabnya aku belum bisa pulang kerumah.

Saat berbelok kearah toilet, tidak sengaja aku menabrak seseorang.

Ya ampun, kenapa setiap ke toilet aku harus menabrak orang sih ?!

"Maaf," kataku sambil sedikit membungkuk. Ternyata aku menabrak seorang cowok.

Wajahnya tampak pucat dan gusar. Aku melihat kearahnya dan melihat butiran keringat mengucur didahinya.

"Hei, lo baik-baik aja ?" tanyaku.

Dia memandangku. Tatapannya penuh ketakutan, aku jadi merasa ingin membantunya.

"Lo sakit ?" tanyaku memastikan.

Dia menggelengkan kepala lemas. Aku memandangnya. Aku hendak menjulurkan tanganku ke dahinya untuk mengecek apakah dia demam atau tidak, namun seseorang dibelakangku berbicara membuatku mengurungkan niatku.

"Disini kamu ternyata. Ayo, Pak Rektor sudah menunggu," sahut Bapak yang kalau tidak salah dari pihak administrasi.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, dia mengikuti Bapak tadi. Aku memandang punggungnya yang kelihatan begitu lemah.

Aku memandangi punggung itu sampai hilang. Lalu aku tersadar dari lamunanku.

Kenapa aku bengong seperti orang bego disini ?!
Aku jadi lupa tujuanku ke toilet.

Sepanjang jalan kembali kekelas, aku terus memikirkan cowok tadi. Ekspresinya terlihat begitu ketakutan. Sungguh kasihan.

"Prit! Ada gosip!" sahut Kia antusias. Aku menatapnya tidak terlalu bersemangat karena masih penasaran dengan cowok tadi.

"Gosip apa ?" tanyaku sambil duduk disebelahnya.

"Katanya ada Asisten Dosen yang di DO," sahut Kia.

Aku menatap Kia. Oke, gosip ini cukup membuatku melupakan masalah cowok tadi.

"Masalah apa ?" tanyaku.

"Ada yang bilang karena drug, ada yang bilang karena enggak mampu bayar uang kuliah," jawab Kia.

"Cowok atau cewek ?" tanyaku lagi.

"Enggak tau," jawab Kia sambil mengangkat bahu. "Beritanya masih baru banget, jadi belum ada versi lengkapnya," lanjut Kia.

"Lo tau berita ini darimana ?" tanyaku.

Kia memandangku dengan tatapan tersinggung mendengar pertanyaanku yang mempertanyakan beritanya.

"Gue dengar sendiri, pas si nenek lampir itu lagi nongkrong didepan kelas kita tadi," jelas Kia.

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Sayang sekali, sudah menjadi Asisten Dosen tapi disia-siakan.

Kalau memang karena drug, jelas itu bodoh sekali. Tetapi kalau karena tidak mampu membayar uang kuliag, rasanya tidak mungkin.

Dikampus ini menyediakan beasiswa untuk mahasiswa/i berprestasi.

Jika dia sudah menjadi Asisten Dosen, itu artinya dia pintar kan ?

----------------- * *

Siapa sih nenek lampir ?

Masih banyak banget ya identitas yang belum terungkap (ceilah...)

Ikutin terus ya part selanjutnya!

Jangan lupa VOTE & COMMENT :)

THANK YOU 💋

Malaikat KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang