Part 4 - Kebetulan (2)

82.1K 6.2K 76
                                    

          "Satu bulan lagi gue akan menikah."

          Hening.

          Satu detik.

          Dua detik.

          Tiga detik.

          "HAH?!?!" teriak ketiganya bersamaan.

          "Sama siapa?!"

          "Bercanda lo nggak lucu, Ar!"

          "Kayaknya lo emang udah patah hati aku deh."

          Arjuna menggaruk kepalanya keras. "Menurut kalian, kayak gini pantes buat jadi bahan bercandaan?"

          "Tapi... tapi kan... elo-"

          Perkataan Bima terputus karena Arjuna sudah menyela lebih dulu. "Mama sama Papa yang maksa. Kalo gue nggak ngikutin, gue disuruh balik kerja di kantor Papa," ujarnya dengan nada yang sangat kesal.

         Teringat kembali bagaimana hasil dari pertemuan keluarganya dengan keluarga Olin dua hari yang lalu. Keputusan yang diambil adalah kalau dirinya dan juga perempuan itu akan menikah satu bulan lagi, tepatnya pertengahan tahun ini. Sebenarnya salahnya juga karena mengatakan setuju dengan acara pernikahan dadakan itu. Tadinya dirinya hanya berencana untuk membuat perempuan itu kesal. Tapi siapa sangka kalau ternyata Mamanya dan juga Mama Olin mendengar perkataannya.

         "Dari tadi tuh gue mau cerita tentang ini," ucap Arjuna dengan wajah frustasi.

         Mendengar itu Azka jadi sedikit merasa bersalah karena tidak peka dengan masalah yang dihadapi oleh sahabatnya. "Lo udah liat calonnya?" tanyanya sambil memasang wajah prihatin. Kenapa sahabatnya ini harus mengalami jaman Siti Nurbaya?

         Arjuna mengangguk kecil.

        "Cantik?" tanya Zean.

         Arjuna menatap Zean dengan pandangan nelangsa. Mau bilang cantik, gengsi. Tapi kalau mau bilang jelek, jelas saja itu suatu kebohongan. "Standard." Akhirnya jawaban kejam itulah yang dikeluarkannya.

        "Jadi siapakah perempuan malang yang dijodohkan dengan tuan Arjuna kita ini?"

        Pertanyaan Bima itu membuat Arjuna memukul keras kepalanya sambil mengumpat. Sedangkan Azka dan Zean lagi-lagi mengeluarkan tawanya karena pertengkaran kedua sahabatnya itu.

         "Jadi siapa namanya, Ar?" Bima kembali bertanya sambil masih mengusap kepalanya.

         "Olin. Caroline Deandrana."

         Ketiga mengerutkan keningnya saat mendengar nama perempuan yang akan dijodohkan dengan Arjuna itu. Nama itu seperti tidak asing di telinga ketiganya.

         "Kenapa?"

         "Gue kayaknya pernah denger nama itu." Zean menjawab dengan diikuti anggukan kepala oleh Azka dan juga Bima.

         Arjuna menghela napasnya dengan dibuat se-dramatis mungkin. Jadi perempuan itu memang cukup terkenal? "Kalo gue bilang dia itu arsitek muda yang sekarang lagi terkenal-terkenalnya, apa kalian akan percaya?"

         Lagi-lagi hening.

         Tapi sedetik kemudian, sorakan demi sorakan terdengar di apartemen itu.

#1 | Love in Chaos [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang