Part 17 - Bersama Kamu

84.9K 5.7K 139
                                    

Vote and comment yaaa...

Aku butuh nih sebagai referensi hehe

Terima kasih :*:*

Hope you like this!

------------------------------------------

Setelah kejadian yang terjadi kemarin malam, baik Arjuna maupun Olin tidak berusaha membahas sama sekali. Keduanya berperilaku seolah-olah tidak pernah terjadi apapun.

Seperti saat ini, keduanya menikmati sarapan mereka dengan baik. Sekalipun saat ini, Olin harus berperang dengan jantungnya yang tiba-tiba berpacu cepat. Sedangkan Arjuna dapat merasakan bahwa tenggorokannya sedikit kesulitan menelan sarapannya saat tanpa sengaja melihat bibir tipis Olin.

Astaga, Ar! Lo bener-bener udah gila!

"Hari ini mungkin saya akan pulang lebih malam."

Arjuna mengernyit tidak suka saat mendengar kalimat Olin. Meskipun jika Olin tidak lembur dan ketika sampai di apartemennya, perempuan itu hanya berada di dalam kamarnya atau menonton televisi, tapi setidaknya, Arjuna masih dapat melihat Olin dari dekat.

Wait...

Seperti sadar akan sesuatu, kening Arjuna mengerut dengan sendirinya. Dia yakin sudah gila sekarang. Memangnya Olin siapa, sampai-sampai dia harus terus melihat perempuan itu?

"Ar..."

Mendengar Olin memanggilnya, membuat Arjuna mendongak. "Kamu lembur sampai jam berapa?"

"Nggak tahu. Mungkin jam sepuluh nanti saya sudah sampai rumah. Saya harus menemani Panji bertemu client."

"Siapa?" tanya Arjuna. Terlihat sekali kalau pria itu sangat tidak suka.

"Apanya?" Olin balik bertanya karena bingung dengan pertanyaan Arjuna yang menurutnya sangat ambigu.

Arjuna berdecak kesal. "Kamu mau pergi sama siapa? Panji?"

Olin mengernyitkan dahinya bingung. Tapi akhirnya, perempuan itu menjawab juga. "Iya. Saya udah janji sama dia."

"Kenapa harus kamu?"

Dahi Olin semakin mengernyit bingung. "Kenapa harus saya?" Olin mengulang pertanyaan Arjuna. "Karena saya rekan kerja Panji yang memang ditugaskan untuk bertemu dengan client kami."

"Panji itu pernah naksir sama kamu kan?"

Olin tersedak makanannya sendiri. Pertanyaan macam apa yang diajukan oleh Arjuna ini?!

"Tuh, kan! Kamu sampai salah tingkah karena pertanyaan saya," gerutu Arjuna sambil memberikan air minum pada Olin.

Setelah yakin kalau dirinya sudah bisa bernapas dengan normal, Olin membalas perkataan pria itu. "Kamu udah pernah bertanya tentang hal itu dengan konteks yang berbeda."

"Iya. Dan kamu belum menjawabnya."

Olin memutar kedua bola matanya malas. "Kalau begitu kamu udah tahu apa yang akan saya katakan."

Kali ini Arjuna yang memutar kedua bola matanya. Apa susahnya sih menjawab pertanyaannya?!

"Saya berangkat dulu," Olin bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan ruang makan.

Arjuna yang melihat Olin berjalan segera mengejar langkah perempuan itu. "Biar saya yang antar kamu."

"Kamu kan harus kerja."

"Ini masih jam setengah delapan pagi. Dan saya harus pergi ke tempat manajemen saya saat jam sembilan. Jadi masih ada satu setengah jam lagi."

"Tolong kurangi dengan waktu yang akan kamu habiskan kalau kamu mengantar saya," balas Olin sambil kembali melanjutkan langkahnya.

#1 | Love in Chaos [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now