LGF (6) - Shocking Date

12.3K 1.2K 99
                                    

     Baru saja memasuki ruang kelas, Lintang sudah terlihat memberikan tatapan lekatnya kepada Sisi, bahkan sampai gadis itu menurunkan ransel dan duduk di bangkunya sendiri.

     "Sumpah, ya..., biar pun kakel, gue rasa Kak Diandra itu norak banget!" sembur Lintang langsung seraya menatap Sisi. "Apaan coba, masalah pribadi di-post di socmed? Biar apa? Biar rame? Biar orang-orang simpatik sama dia, terus pada nyalahin lo mentang-mentang satu sekolah tau lo deket sama Kak Davian?!"

     Sisi memilih diam.

     "Logikanya aja, ya, Si..., dia sendiri yang nge-post fotonya dengan caption mancing-mancing, terus rame dan kayak sengaja banget bikin semua orang mikir kalo dia sama Kak Davian ada hubungan apa-apa, padahal kan buat becandaan, tapi nggak diklarif kalo itu cuma becandaan," lanjut Lintang berapi-api. "Terus pas ada yang permasalahin, dia playing victim. Idiiih, il-feel banget gue sama tuh cewek. Sumpah!"

     Hening. Sementara Lintang mencak-mencak, Sisi mendapati beberapa orang masuk kelas dan langsung menatap dirinya. Gadis itu menghela napas. Inilah risikonya bermasalah dengan cewek paling hits di sekolah, lawannya pasti ikut disoroti.

     "Lo barusan sarapan apaan, sih? Pagi-pagi udah emosi aja," tegur Sisi, jauh lebih tenang dibandingkan Lintang.

     "Ya gimana gue nggak emosi? Ibaratnya gue bukan temen lo aja, gue bisa nilai siapa di sini yang drama!" tandas Lintang, menanggapi. "Mentang-mentang dipuja-puji satu sekolah dan followers-nya, dikira bakal dianggep suci, kali. Orang yang dukung dia, fix kagak ada otaknya."

     Sisi masih memilih diam. Dia sudah terlampau lelah.

     "Terus, tanggepan Kak Davian, apa?" tanya Lintang.

     "Udah dia telepon katanya. Udah ditegur dan dibilangin kalo Kak Davian sendiri yang minta fotonya diapus, bukan dari gue," tutur Sisi.

     "Tapi Ig story-nya 24 jam masih nangkring, kenapa, tuh?" nyinyir Lintang.

     "Udah, sih. Kita udah tau kalo doi emang maunya rame," tegur Sisi, lelah.

     "Awas aja kalo dia berani gencetin lo. Bakal gue kerahin massa seangkatan buat gencetin balik."

     Sisi tergelak. "Parah lo! Anarkis banget."

     "Bodooo!" Lintang melengos. "Jijik banget gue sama cewek drama!"

🌻

     "Balik, Bro? Cepet amat lo."

     Digo baru saja memasukkan seluruh barangnya ke dalam sport bag ketika terdengar satu teguran. Pemuda itu lantas mengambil botol air mineral kemasan dan menenggaknya cukup banyak.

     "Iya, nih. Ada kerjaan yang belom kelar," sahutnya kemudian sambil menutup botol minuman tersebut. "Gue cabut, ya." Dia menepuk punggung beberapa temannya yang masih bertahan.

     "Sip, hati-hati lo!" si pemuda lain yang menjadi teman klub futsalnya berpesan sambil mengacungkan jempol dan ditimpali beberapa yang lainnya lagi.

     "Yoi!" balasnya sambil berbalik dan mengangkat tinggi-tinggi genggaman botol minumannya sebagai tanda perpisahan. Lelaki yang menggunakan jersey klub futsal berwarna merah-hitam itu berjalan keluar menuju halaman parkir gedung futsal sambil bersusah payah merogoh ponsel di saku tas olahraganya begitu mendengar beberapa dentingan notifikasi.

Little GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang