Epilog

5.2K 297 10
                                    

Rencana Tuhan memang terkadang tak terduga. Pacarannya sama ini eh jadiannya sama orang lain. Deketnya sama ini eh nikahnya sama orang lain. Tapi itulah rencana Tuhan, harus diterima karena itulah yang terbaik untuk kita.

Sama sepertiku. Saat SMA, aku dekat dengan Lian dan Azrof. Tapi tidak satu diantara mereka yang menjadi suamiku. Ya, aku telah menikah bulan lalu. Menikah dengan seseorang yang tidak pernah kuduga.

"Sugar, sudah siap?" Tanya suamiku yang tiba tiba masuk ke dalam kamar.

Aku menoleh dan tersenyum, "you look great!" Ujarnya dengan senyum lebar.

Hari ini aku akan menikmati musim gugur berdua. Hari pertama musim gugur sekaligus hari ulang tahunku.

"Rambutku mending dikuncir atau dilepas saja?" Tanyaku kepada suamiku.

Suamiku mendekat dan memelukku dari belakang, "mau dibotakkin juga tetap cantik kok," ujarnya.

"Zach! Aku serius tahu!" Pekikku kesal.

Ya, suamiku adalah Zachary, sahabatku semasa SMA.

"Autumn! Aku juga serius tahu!" Balas Zach terkekeh geli.

Aku mengerucutkan bibirku kesal lalu dia mencium bibirku sekilas.

"Sudah ah, kamu mau diapain juga cantik. Yuk keluar, nanti keburu sore loh," ujarnya merangkul pinggangku posesif.

Aku tersenyum, nyaman.

Jika kalian bertanya, dimana Lian? Dan kenapa aku tidak menikah dengan Lian?

Jawabannya karena aku tidak pernah bertemu Lian lagi. Aku tidak pernah bertemu bahkan kabarnya saja aku tidak pernah dengar.

Setelah aku bangun bangun dari pingsanku, lima tahun yang lalu. Aku tidak pernah melihat Lian. Dan Zachlah yang menemaniku selama lima tahun belakangan ini.

Aku seperti membaca buku yang sama untuk kedua kalinya saat tahu Lian menghilang lagi. Dan aku memutuskan untuk tidak membaca buku yang sama untuk ketiga kalinya.

And here it is, aku menikah dengan sahabatku sendiri.

:-:-:-:

Aku mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan lampu yang anat terang. Ruangan serba putih dan terlihat tenang.

Aku berusaha menggerakan tanganku namun terasa kaku. Hingga suara seseorang membuatku menoleh,

"Autumn? Lo udah bangun?"

Aku menoleh dan terlihatlah Zach dengan kantung mata yang tebal, wajahnya terlihat lelah. Kenapa dia?

"Minum dulu," ujarnya membantuku minum.

Dimana Lian?

"Wajah lo keliatan cape. Kenapa?" Tanyaku bingung.

Zach tersenyum lemah, "gue hanya takut lo nggak bangun bangun."

Mau tak mau kedua sudut bibirku terangkat.

"Dimana Lian?" Tanyaku.

Seketika wajah Zach menjadi berubah, seperti sedih?

"Nggak tau, gue nggak pernah liat lagi."

Aku hanya menghela nafas kasar, apa dia pergi lagi?

Love for AutumnWhere stories live. Discover now