Menjelajah

1.3K 108 5
                                    

Yeeee seneng banget ya cerita ini udah lebih dari 2k pembaca dan 100+ vote!!! Thank you for your vote and thank you readers!!! But, Don't be silent readers please....

N.B: Semoga ga ngantuk baca cerita ini XD

-------------------------------------------------




























Anggota CAPAS langsung kaget dan jantung mereka juga langsung berdegup cepat.

"Apa kek? Penjahat? Bagaimana bisa?" Tanya Steven khawatir. "Siapa mereka kek?"

"Kakek juga tidak tau. Ayo ikuti kakek, mungkin inilah waktu yang tepat bagi kalian untuk menguji kemampuan yang kalian miliki" Papar sang kakek kepada semua anak yang diajaknya berbicara.

Cheryl dan Alycia langsung bergandengan tangan. "Bagaimana ini Alyc? Kita tidak mungkin bisa melawan musuh kita yang infinity itu" Kata Cheryl pada Alyc dengan nada khawatir.

Ya, semua anak di situ khawatir. Masih ditambah dengan setumpuk bayangan yang menumpuk di otak mereka. Flashback lagi dengan kejadian mereka pada waktu itu.

Di antara orang-orang yang memakai 'topi kerucut', mereka berjalan terus. Berjalan dengan langkah yang sangat cepat hampir menyamai orang yang berlari kecil atau biasa disebut jogging. Tak ada orang yang melihat mereka. Berarti mereka tidak menarik perhatian orang sekitar situ.

Namun, mungkin karena terlalu khawatir sang kakek berlari hampir cepat. Tenaganya masih saja kuat. Semua anggota CAPAS langsung berlari mengikuti kakek. Malah, keringat sudah bercucuran di dahi mereka. Bukan karena lelah, tetapi karena rasa takut yang membakar habis akal pikiran sehat mereka.

"Bagaimana kalau kami mati? Aku tidak bisa berpikir dengan baik" Batin Pingkan dengan tangan menggenggam. "Doakan aku ya mama"

Tiba-tiba orang tua yang memimpin mereka berhenti. Lalu memejamkan matanya sebentar, selama beberapa detik lalu membuka mata lagi.

"Mengapa aku mencium bau kalian di sini? Apakah kalian pernah mengunjungi tempat seperti ini? " Tanya sang kakek lalu menyipitkan mata kepada seluruh anak di situ. Dengan tatapan mematikan itu, mereka langsung gugup tak beraturan.

Tetapi, dengan tegas, Albert melihat ke sekelilingnya sebanyak satu putaran, tiga ratus enam puluh derajat.

"Sepertinya iya kek, pada saat kami datang ke sini, aku dan teman-teman jatuh di sini tepatnya di sekitar sini. Awalnya kami jatuh, namun, setelah kami mengedarkan pandangan kami, kami melihat penduduk setempat yang berjalan ke sana ke mari. Muka mereka juga menampakkan ketakutan yang sangat kek.

Mungkin karena melihat kami kebingungan, ada seorang penduduk muda berkelamin wanita datang mendekati kami. Namanya Lauditta. Wajahnya juga menunjukan ketakutan. Awalnya kami mengira dia adalah orang baik. Ternyata, dia hanya anak buah dari monster yang namanya 'purple king' itu kek" Jelas Albert panjang lebar.

Orang tua yang diberi penjelasan hanya mengelus-elus jenggotnya yang sudah berwarna putih. Lalu kembali berjalan tanpa membalas ucapan Albert. Untung saja Albert tidak mendengus kesal.

CAPAS kini kembali berjalan lalu melewati sebuah gang. Sepertinya mereka pernah melewati gang ini.

"Kami pernah melewati gang ini!" Seru Pingkan paling semangat, tak menghiraukan rasa takutnya.

"Iya! Bukankah gang ini....." Alycia tak melanjutkan pembicaraannya dia terlalu gugup untuk melanjutkan, apalagi jalan itukan terlalu mengerikan untuk diingat. Salah. Kenangannya yang terlalu suram untuk di ingat.

Once Upon A TimeWhere stories live. Discover now