Persiapan Untuk Mengalahkan Musuh

1.2K 92 4
                                    

"Yoyoyo"

Kuat sama cerita ini yee hahaha! Saya butuh vomentnya dong yaaa :P sorry update lambat \^^/











Kini mereka ber-enam tampak menyiapkan semuanya hingga kening mereka berkeringat. Siapa sangka tiba-tiba saja ada semangat yang menghampiri diri mereka?

"Gimana nih sama bahannya? Kita kumpulin plastik?" Tanya Steven ingin cepat-cepat memulai dan tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi.

"Benar. Lebih baik kita berlima berpencar" Sahut Albert sambil mengangguk tegas.

Kini mereka berlima telah memisahkan diri menuju daerah masing-masing. Ada yang ke kamar tidur, ke taman, halaman depan rumah, dan tempat-tempat lainnya.

--------------------------------------

Alycia....

Mari kita jelajahi satu persatu dari mereka. Ke manakah Alyc berjalan sekarang? Ke manakah dia akan mencari?

Ternyata Alyc kini sedang berjalan ke kamar tidurnya!! Dia mencoba membuka laci-laci lemari satu-persatu. Mulai dari laci meja, lemari, hingga laci-laci kecil lainnya. Namun, hasilnya hampir nihil, ia hanya menemukan dua kantong plastik.

Dengan langkah lunglai, dia kembali menjelajahi kamar itu. Memutar-mutarinya sebanyak tiga kali. Tapi tetap saja ia tidak menemukan apa-apa yang berkaitan dengan plastik.

"Mungkin ini sudah cukup. Ah tidak, ini masih kurang banyak. Aku tidak yakin." Pikirnya dalam hati namun ia tetap melanjutkan pencariannya.

Kemudian, tatapannya beralih pada tas selempang yang digunakannya. Langkah Alycia langsung menuju pada tas itu dan membukanya.

"Astaga, di sini ada banyak mengapa aku harus susah-susah mencari?" Batinnya dalam hati agak menyesal. Lalu mengambil semuanya dan diletakkannya ke dalam saku baju dan celananya.

-------------------------------------------

Steven........

Langkah Steven terhenti di halaman depan. Udara segar langsung saja menjumpainya.

"Bagaimana bisa di sini akan ada plastik? Udara se-asri ini makin membuatku patah semangat" Kata Steven dalam hati sambil menghela nafas berat.

Namun, beruntung dia. Matanya tak sengaja menatap seorang tua yang sedang mengumpulkan plastik yang dimasukkan ke dalam sebuah kresek.

Tanpa segan-segan, Steven menghampiri kakek itu dia berkata "Lebih baik kresek itu untuk saya saja bila anda bingung akan membuangnya di mana"

Orang yang bertopi kerucut itu membalas ucapannya "Baiklah. Baiklah. Tapi jangan mencemari alam menggunakan bahan ini. Aku rasa, kamu bukan berasal dari sini. Ya, ya! Kamu memang tidak berasal dari sini. Memangnya, kau datang dari mana anak muda?"

Steven menelan salivanya. Apakah kakek itu akan segera mengusirnya jika mengetahui jawabannya? "Pokoknya saya bukan berasal dari sini kek. Saya dari negeri yang sangattt jauh sekali. Kakek tidak akan bisa menemuinya" Jelasnya panjang.

Sang tua menyipitkan mata memandang Steven. Yang ditatap merasa diintimidasi. Keringatnya langsung keluar karena terlalu takutnya.

"Saya tau anak muda. Dunia ini hanya ada satu yaitu di sini saja. Sudahlah lupakan saja. Aku kasihan melihat mimik mukamu ketakutan begitu. Bawalah ini, ingat saja pesanku. Jangan membuang sampah sembarangan" Ucap kakek itu.

Steven merasa bahwa tubuhnya yang tegang kini terasa sedikit rileks. Pikirannya tidak ruwet seperti tadi juga. Tangannya langsung saja terulur meraih kresek yang sudah diincarnya itu. Sambil membungkuk, Steven mengatakan "Terima Kasih!"

Once Upon A TimeWhere stories live. Discover now