Name

25K 1.6K 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ya, alasan pertama mengapa ia benci Daniel adalah karena namanya yang nyaris sama dengan Lala. 

Karena nama yang nyaris sama absen mereka selalu atas-bawah. Karena nama yang nyaris sama Lala harus sering satu kelompok dengan orang yang ia benci. Karena nama yang nyaris sama mereka jadi bahan olokkan teman sekelasnya.

Saat awal masuk SMA teman-teman sekelasnya bahkan mengira mereka adalah anak kembar. Setelah dijelaskan panjang lebar oleh Lala bahwa mereka sama sekali tidak punya hubungan darah mereka percaya, tapi gara gara Taufik si pencetus 'Pradipta couple' teman-teman sekelasnya malah jadi mengolok-olok kalau nama mereka yang nyaris sama menandakan bahwa mereka berjodoh. Sinting.

Gara gara julukan 'Pradipta couple' yang telah membahana ke seluruh angkatan, oh bahkan seluruh siswa di SMA Bina Nusantara, Lala menjadi terkenal dengan embel embel 'pacar Daniel'. Shit!

Lala bahkan mendapat tatapan sinis jika ia lewat di depan kakak kelas perempuan yang nge-fans berat dengan Daniel. Risih juga kalau harus ditatap seperti ia terkena penyakit langka yang menular. 

Tapi Lala sudah mulai terbiasa dan sekarang ia selalu bersikap cuek jika ada kakak kelas perempuan yang menatapnya seperti itu. Mottonya adalah ' I don't give a damn about anyone not liking me, just don't smile in my face when you see me ' motto yang ia dapat dari internet inilah yang ia pegang sampai saat ini.


"Klunk. Sial mulu gue hari ini. Pertama, gue bangun kesiangan dan nyaris telat tadi pagi, belom lagi pas di mobil nyokap gue ngomel mulu. Kedua, ada tugas dari 'Guru Klasik' dan gue bener bener lupa kalo ada tugas itu dan parahnya gue sekelompok sama si urakan yang songongnya ga nahan. 

Dan Ketiga, sepulang sekolah gue harus bantuin penjaga perpus buat beresin buku buku perpus yang udah bermandikan debu bareng si tukang bolos, dan itu adalah hukuman karena gue ga ngerjain tugas. Parah. Gila. Sinting," Lala berceloteh panjang lebar dan hanya mendapat anggukan oleh teman teman di depannya itu.

Kebiasaan.

Saat Lala berceloteh tidak jelas teman temannya pasti hanya menganggukan kepala atau hanya dapat jawaban 'oh gitu' 'hm iya ya' dan itu sama sekali bukan jawaban yang membantu.


Entah sudah berapa kali ia bersumpah serapah saat ini. Disinilah Lala sekarang, bergulat membersihkan buku buku yang debunya sudah menebal.

Daniel?

Entahlah, Lala tidak peduli apa ia akan membantunya atau tidak. Lala menebak Daniel pasti sekarang sudah pulang ke rumah atau mungkin ia sekarang sedang nongkrong bersama geng-nya.



"Dan, lo ga bantuin pacar lo? kasian tuh harus beres beres perpus sendirian," ucap Niko saat melihat Daniel akan memakai helm dan bersiap menunggangi motornya.

Daniel tampak berpikir sejenak. Mengingat.

Oiya, hukuman si guru klasik batin Daniel. Daniel tidak jadi memakai helmnya dan langsung bergegas menuju perpustakaan untuk menjalankan hukumannya.

Tunggu?

Daniel?

Seorang Daniel dengan sukarela menjalankan hukuman tanpa harus mendapat peringatan oleh guru yang memberi hukuman? Amazing.

"Thanks ya Nik!" seru Daniel sambil berjalan meninggalkan Niko.



"Nah semuanya sudah beres. Lala, kamu boleh pulang sekarang, sisanya biar ibu yang lanjutkan. Lain kali jangan sampai dihukum oleh Pak Erno lagi ya," kata Bu Sri si penjaga perpustakaan.

Setelah berpamitan Lala segera melesat pergi. Ia berniat untuk mengambil tasnya yang sengaja ia tinggal di kelas.

"Daniella," panggil seseorang dengan suara baritonnya. 

Lala tahu persis siapa yang memanggilnya. Satu-satunya orang yang masih bersikeras untuk memanggilnya Daniella, padahal ia sudah memperingati agar orang itu tidak memanggilnya 'Daniella' lagi.

"Apa?" jawab Lala ketus dan super dingin.










LOVELORNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang