Friyay!

12.6K 751 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dari hari Jumat pagi, entah kenapa perasaan Lala gelisah. Ia jadi uring-uringan saat di sekolah. Sewaktu ditanya kenapa oleh teman-temannya, Lala juga tidak tahu harus jawab apa. Entah apa yang salah pada dirinya hari ini. Mungkin efek karena hari ini adalah hari yang sudah ditunggu-tunggunya. 

Sudah ada seminggu ia menantikan datanganya hari Jumat ini, tapi saat harinya datang ia malah jadi gelisah. Sempat terlintas dipikirannya untuk absen pada acara itu. Karena saking gelisahnya ia bahkan tidak berpikir jernih. Lantas untuk apa ia mati matian memohon pada Mamanya untuk membelikannya gaun dan sepatu kalau ia malah tidak ikut acara itu. 

Ya, malam ini adalah pesta ulang tahun Rey. Pukul tujuh pestanya baru akan dimulai tapi kegugupannya bahkan malah sudah ia rasakan sebelum pukul tujuh pagi ini. Sebelum berangkat sekolah ia bahkan mengecek gaun pestanya dulu. 

Berkali-kali ia membuka lemari baju yang menggantung gaunnya itu. Berkali-kali ia berkaca memastikan apa gaunnya cocok atau tidak untuk dipakai ke acara itu. Padahal kan cuma acara ulang tahun biasa. Toh, yang hadir di acara itu juga paling teman-teman SMP-nya dulu, tapi Lala malah bertingkah seolah presiden presiden di seluruh dunia diundang ke pesta itu. 

Lala tahu ia sedikit berlebihan hanya untuk menghadiri pesta ini. Tapi ini adalah satu satunya kesempatan untuk mendapat kesan yang baik dalam rangka pendekatannya lagi dengan Rey.

Oh iya, Lala juga sudah siap menyewa Nadia untuk mendandaninya malam ini. Nadia juga dengan senang hati membantu Lala berdandan. Gaun beres. Sepatu beres. Tukang dandan beres. Ah, nyaris perfect, sebelum akhirnya ia teringat kalau hari ini ia ditinggal dirumah sendirian lagi. 

Papa, Mama, dan Akbar seperti biasa punya acara sendiri mengunjungi Abangnya di Bandung. Sebenarnya Lala juga diajak, tapi tentunya ia menolak karena malam ini ada acara. Tepatnya ia lebih memilih untuk pergi ke pesta ulang tahun Rey ketimbang berkunjung ke tempat Abangnya. 

Biarlah ia di cap sebagai adik durhaka, toh ikut atau tidak ke tempat Abangnya, Lala akan tetap di cap sebagai adik durhaka olehnya. Bang Nathan kan memang seperti itu padanya.

"Ntar malem jadi kan, La?" tanya Nadia usai bubaran sekolah.

"Iya jadi, ntar lo ke rumah gue sorean aja, gimana?"

"Sir, yes Sir!" setuju Nadia lantang.

"Mau kemana lo pada? Ih, enggak ngajak ngajak nih?" timbrung Reina yang mendengar percakapan kedua temannya itu.

"Ke rumah Lala, mau ikut?" ajak Nadia pada Reina.

"Ikut aja Rei, sekalian ntar malam lo berdua nginep tempat gue." ujar Lala. "Gue ditinggal sendirian di rumah soalnya," tambah Lala sambil mengerucutkan bibirnya.

"Lah, kalo lo dirumah sendiri, terus berangkat kesananya sama siapa?" tanya Nadia. 

Lala diam sejenak, nah lagi-lagi ia teringat satu hal yang membuat segala persiapannya menuju pesta tidak beres. Yap, ia tidak tahu harus pergi ke pesta itu naik apa. Karena anggota keluarganya tidak ada di rumah otomatis ia tidak bisa diantar untuk kesana. Raut mukanya berubah masam. Tidak mungkin kan Lala meminta Nadia untuk mengantarnya juga. Ah merepotkan. Lagi-lagi terlintas dipikirannya untuk tidak menghadiri pesta itu.

LOVELORNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang