#15 What? Frost? *****

11.2K 682 48
                                    

Halohaa.. Ini Chapter ketiga dari 3 Chapter yang di janjikan Author '-')/

Pastikan Sudah baca chap sebelumnya yak (〜^∇^)〜
Ingat Author Publish 4 CHAPTER
Jan sampai ketinggalan yak '-')/

Oke Enjoy~

-------------------------------------------------------------

*Sound~

>> Glaire

Seseorang menepuk pundakku dan hawa dingin menusuk tubuhku. Saat aku berbalik aku melihat.

>> ????

Aku melihat gadis itu melangkah masuk menuju kamar yang sudah di jadikan jebakan khusus untuknya. Jika dia masuk ke sana, dia akan benar benar terperangkap di Ilusi ini sebelum 'dia' mengambil miliknya yang berharga.

Dia membuka pintu itu dan berniat masuk, aku melebarkan mataku dan langsung bergegas menahannya agar tidak masuk.
Aku menepuk pundaknya dan sepertinya dia terkejut, namun saat berbalik dia mengganti ekspresi terkejutnya dengan bingung.

"Kau siapa?"

>> Glaire

Saat aku berbalik badan bukanlah Frost yang sedang ku lihat, namun seorang gadis seumuranku 'mungkin' dengan rambut putih dan mata merah menyala, hampir mirip dengan Frost namun gadis ini terlihat lebih lembut dari senyum dan gerak geriknya.

"Aku Rum, saudara Frost." Ujarnya sambil menarikku dan segera mengunci pintunya.

'Tunggu dulu kalau dia saudara Frost, berarti dia bersekongkol dengan Frost!' Aku segera menjauh darinya namun Rum hanya memandangku bingung.

"Kau kenapa? Ah tenang saja aku tidak sejahat saudaraku." Katanya sambil kembali mendekat.

"Bagaimana aku tau? Mungkin saja Frost dan pasukkannya sudah mengepungku dari tadi. Astaga! Tidak bisakah kalian menunggu sampai aku bisa memakai kekuatanku? Bahkan aku belum bisa membuat Tixels bukannya konyol kalau kalian menyerangku sekarang?!" Aku protes panjang lebar. Sedangkan dia hanya tersenyum sambil melihatku.

"Tenanglah.. aku berada di pihakmu kali ini."

"Bagaimana aku percaya?"

"Kau ingin memasukki kamar yang tadi kan? Lihat apa yang terjadi jika kau memasukinya." Dia membuat kristal es di tangannya dan memasukkannya ke celah pintu. Kemudian terdengar suara yang mengerikan dari balik pintu.

"Sekarang kau percaya?" Aku mengangguk pelan.

"Baiklah, sekarang kita harus keluar dari ilusi ini." Ujarnya sambil menarik tanganku.

'Ilusi?'

"Ilusi? Apa maksudmu?"

"Ah sayang, apa kau tidak berpikir aneh sekali kalau semua orang di sini menghilang? Tidak mungkin ada manusia yang mempunyai kekuatan menghilangkan semua orang di Fantasy World yang luas ini. Kau juga tidak tau ada berapa dimensi yang tersebar di Fantasy World ini."

"Maksudmu? Aku tidak mengerti."

"Hm.. sepertinya kau harus ku ajak keluar dari Magical Land dan sesekali berkeliling Fantasy World. Kau tau beberapa legenda tentang peri? Putri duyung? Goblin? Elf? Atau yang lainnya? Itu sudah terlalu mainstream. Di sini, adalah sumber dari semua hal yang fiksi. Bahkan kau bisa memerankan karakter yang kau sukai dari sebuah Film, komik, maupun Novel. Baik 2D ataupun 3D."

"Ha? Jadi maksudmu kita bisa menjadi 2D? H-hei.. ini gila kau tahu."

"Kau tidak percaya? Mau di coba?"

'Menjadi kertas? Yang benar saja."

"T-tidak aku tidak mau." Sanggahku cepat sebelum aku berubah menjadi kertas. Dia lagi lagi mengangkat bahunya. Lalu berjalan mendahuluiku.

"Kita akan pergi ke mana?"

"Keluar dari Ilusi ini." Jawabnya singkat. Ah baiklah sebaiknya aku turuti saja dia.

-Skip-

Aku di bawanya ke sebuah hutan entahlah sepertinya ini pernah ku lewati entah kapan.

Aku berlari sekuat tenaga 'Aku harus memberikan ini.' Ujarku di dalam hati. Ini tidak boleh terlambat, dia tidak boleh mati sekarang! Tidak! Banyak yang membutuhkannya! Dia tidak boleh berakhir di sini! Aku tidak boleh mati di sini!

Dep.

"Glaire?" Rum membuyarkan lamunanku.

'Apa Itu tadi? Deja vu?'

"Deja vu?" Katanya. Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat.

"Tidak, aku hanya um.. masih berpikir tentang apa yang ada di luar Magical Land. Kalau memang benar apa aku bisa bertemu karakter kesukaanku?"

"Hm, tunggu masalahmu dengan kakakku sudah selesai aku berjanji akan mengajakmu berkeliling Fantasy world." Ujarnya sambil tersenyum, saat itu juga aku merasakan kehangatan dan tiba tiba saja aku merasa semua akan baik baik saja.

"Nah Glaire, ayo kita pergi ke Selatan, tepatnya di kastil kakakku. Di sana kita bisa keluar dari ilusi ini. Aku harap begitu."

"Baik!"

***

"Ah! Tidak bisa aku belum bisa mengendalikan kekuatanku!" Pekikku.

"Ayolah Glaire! Kau pasti bisa, kau ini bukan Allment biasa."

"Kenapa bukan kau saja yang melakukannya? Kau kan juga bisa mengendalikan air!" Protesku sambil tetap mencoba menyeimbangkan kapal keciOK yang terbuat dari kristal es yang cukup tebal. Aku merasakan isi perutku berputar putar.

"A-aku mau muntah." Ucapku pelan.

"A-apa!? Hey tahan Glaire ini sebagai latihan juga. Ayolah!" Aku tidak memperdulikan perkataan Rum. Perutku sudah sangat mual, rasanya tenggorokanku ingin mengeluarkan sesuatu.

"Hweeek!" Aku memuntahkannya, bersamaan dengan gelombang besar menghantam perahu kami. Perahu kami kehilangan keseimbangan. Begitu juga denganku, aku terjatuh dan merasakan air yang sangat dingin yang bisa saja membuatku mati beku. Aku mendengar suara Rum memanggilku sebelum semuanya menjadi gelap.

Jan Lupa Vote dan Comment

Lanjut ke Chap Depan Yeyeyeyee(〜^∇^)〜

Chapter Depan: Glaire dan Rum akan terpisah. Glaire bertemu dengan seseorang yang sepertinya dekat dengannya (?) Yang katanya dia datang dari masa depan (?)

Lost Secret of Magical Land  [END]Where stories live. Discover now