#20

6.7K 414 12
                                    

"Secepat itu ya aku ketahuan?"

"Jadi kau ibunya David? Yang mulia ratu!" Aku mendorong tubuhku kebelakang, untuk melihat wanita itu dari jarak pandang yang lebih jauh.

"Semirip itu kah aku dengan David?" Ia terkekeh.

"J-jadi?!" Aku menenangkan diriku, orang ini baru pertama kali kulihat sejak kedatanganku di Fantasy World. Dan juga aku tidak pernah mendengar tentang Ratu Maviyle dari orang-orang disini.

"Sstt... aku kemari hanya untuk memberitahumu sesuatu. Jadi jangan bilang kepada siapapun oke?" Aku mengangguk pelan, masih dengan mulut yang sedikit terbuka karena terkejut.

"Tapi kau bilang kau sedang tidak ingin membahas masalah David kan?"

"B-bukan seperti itu Yang Mulia ... tapi aku tadi hanya ... Um..." Lagi lagi ia tertawa kemudian menunjukkan senyuman khasnya.

"Baiklah, aku akan memberitahumu hal yang lebih penting dari pada kisah percintaan anak muda." Perkataannya membuat wajahku memerah. Ratu itu menepuk kepalaku pelan.

"Kau punya sebuah tanda di bahu kirimu kan?," tanya nya, aku lagi-lagi mengangguk seraya menurunkan baju untuk membuat tanda di bahu kiriku terlihat. Eh tunggu, darimana dia tahu kalau aku memiliki tanda ini?

"Hmm, kau tahu kerajaan Maviyle dan Vanessa mempunyai tanda khusus untuk menandai anggota kerajaan. Dan tanda di bahumu itu, sepertinya aku pernah lihat tanda yang sama pada tubuh Skye." Aku mencerna apa yang barusan wanita itu katakan. Kalau anggota kerajaan memang mendapatkan tanda khusus, dan Skye memiliki tanda yang sama denganku. Itu berarti...

"Bisa kau beri tahu nama panjangmu?"

"Glaire ... Valendra..."

"Apa kau tahu nama panjang Skye?"

"Skye..."

"Valendra," ucapnya melanjutkan kalimatku yang menggantung. Jadi aku adalah putri Vanessa? Kerajaan Vanessa? Aku dan Skye adalah saudara dan King Ralevan adalah ayahku?

Aku kira kesamaan nama belakang kami hanya sebuah kebetulan karena aku berasal dari bumi dan dia tidak.

Aku mengerjapkan mataku, entah kenapa aku merasa apa yang barusan aku pikirkan tidak mudah untuk di cerna.

"Aku mengandalkanmu." ia menepuk pundaku lalu beranjak pergi. Aku yang masih kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi hanya memandang punggung sang Ratu menjauh.

Author

Glaire berjalan kembali ke rombongan, dipikirannya terus terngiang perkataan sang Ibunda David alias Ratu Maviyle. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya, apakah dia harus memberitahu Raja kalau ia adalah anaknya, atau memberitahu Skye kalau dirinya adalah saudara perempuannya? Itu sungguh tidak mungkin dilakukan karena siapa yang akan percaya apalagi dalam keadaan yang seperti ini.

"Sebaiknya aku fokus ke perang terlebih dahulu, lagipula tujuan utamaku adalah untuk kembali ke bumi."

"Glaire!" David berlari kearah Glaire dan memeluknya dengan erat.

"Kemana saja kau tadi? Apa kau tidak memikirkan ku yang sangat khawatir hm?"

"D-Dave, aku..." Tanpa sadar Glaire memikirkan bagaimana David yang ditinggalkan oleh ibunya, dan seberapa tidak adilnya karena malah dia yang bertemu dengan Ratu Maviyle, mungkin kalau David yang ditemui oleh sang Ratu pasti itu akan sangat berarti baginya. Glaire merasa bersalah begitu saja.

"Maafkan aku..."

"Hm? Seharusnya aku yang minta maaf." David mengacak rambut gadis itu kemudian menarik tangannya menuju pasukan utama.

—0—

Perang akan segera dimulai, para Allment dan sang Raja berdiri di paling depan, para petinggi petinggi dari kedua kerajaan itu dan para Veezard dan Veezardez handal berdiri di barisan kedua. Yang berada di tengah tengah adalah para ksatria beserta makhluk makhluk mistik yang ada di Magical Land. Sedangkan di paling belakang adalah para Murid murid dari Surounders Magical Academy yang sudah mendapat pelatihan khusus.

Ini adalah pertama kalinya bagi mereka para pemuda, Glaire tampak sangat tegang dan berkeringat dingin. Dia terus menguatkan dirinya dan berkata pada dirinya sendiri kalau dia bisa mengalahkan Frost, dan mencoba untuk percaya mengenai ramalan Vezaard tua itu.

"Glaire, kau yang memimpin." Raja Maviyle menepuk pundak Glaire dengan lembut, memberikan sedikit motivasi kepada gadis itu. Mereka semua tahu pasti sangat berat bagi Glaire untuk menghadapi itu semua.

"Maafkan kami karena membuatmu ikut masuk kedalam masalah dunia kami."

"Tidak masalah Yang Mulia, serahkan semuanya padaku." Glaire tersenyum dengan tulus sambil memberikan hormat terakhirnya kepada sang Raja sebelum perang dimulai.

"Perhatian! Aku yang akan memimpin perang ini, tujuan utama kita adalah untuk melindungi penduduk sipil jangan sampai ada pasukan Frost yang bisa masuk ke perbatasan! Hanya aku yang boleh berhadapan dengan Frost kalian mengurus sisanya!"

Chapter depan : Perang sudah dimulai, seseorang yang kuat tiba tiba datang di tengah tengah mereka, pihak manakah yang akan diambilnya?

Jangan lupa Vote oAo/

Lost Secret of Magical Land  [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora