My Quileute - 19

4.9K 306 35
                                    

Matahari sudah terbit dan memancarkan cahayanya yang berkilauan, di balik kabut cahaya matahari mengalahkan kegelapan yang dibawa oleh hutan tempat dimana Falka dan packnya tinggal. Melihat keindahan dipagi hari tentu membuat Falka begitu senang apalagi saat ia mendengar suara anak-anak werewolf yang saling tertawa bersama teman-teman mereka. Tawa dan canda yang terdengar tak berdosa, lugu dan rapuh.

Dibalik jendela kamar tempat dimana Silka biasa tidur, hanya tempat inilah yang dapat membuatnya nyaman dan merasa seperti di rumah. Falka berdiri sambil memandang keluar pikirannya entah ada dimana sekarang. Dia ingin memikirkan tentang packnya tapi ia malah kembali memikirkan Silka.

Kembali ingatan tentang apa yang diceritakan Lexius memasuki pikirannya, saat ia mendengar bahwa Tardoka yang melakukan semua ini pada packnya dan juga Silkanya. Tentu Falka marah, namun apa yang bisa ia lakukan saat ini hanyalah menunggu seperti apa yang dikatakan Lexius, meski berjuta perasaa kini meluap dalam dadanya ia hanya bisa mempercayai perkataan Lexius meskipun Falka sendiripun masih ragu untuk mempercayainya.

Falka tersadar dari pikirannya saat ia mendengar pintu kamar diketuk seseorang.

"Masuk."

Pintupun terbuka dan Jim pun masuk sambil membawa sebuah nampan tertutup yang entah isinya apa.

"Ada apa Jim?" Tanya Falka sambil menghadap kearah Jim yang berjalan menghampiri sebuah meja dan menaruh nampan itu diatasnya.

Untuk sesaat Jim hanya diam sampai kemudian ia pun berbicara. "Aku hanya ingin mengingatkan kalau ini waktunya untuk kau minum obat." Ujar Jim sambil menuangkan sebuah air berwarna kehijauan kedalam cangkir.

Falka mengernyit. "Aku tidak sakit Jim." Ucap Falka.

"Kau memang tidak sakit Falka tapi kau butuh penenang. ini aku membuatkan teh hijau yang aku yakin bisa membuat mu tenang. Ini cepat ambillah." Jim berdiri dan menyerahkan cangkirnya kepada Falka.

Falka memandang teh hijau yang masih mengeluarkan asap itu dengan memikirkan apa yang dikatakan Jim akhirnya Falka mengambil cangkir yang di sodorkan Jim dan perlahan mulai menyesap teh hijau itu.

Jim juga menyesap tehnya sendiri. Rasa hangat menuhi tubuh mereka berdua. Falka dan Jim menghembuskan nafas bersama-sama merasa tenang akan rasa hangat, manis dan juga harum dari teh hijau yang mereka minum.

"Bagaimana?" Tanya Jim dengan mata yang dibuat-buat lucu sambil berkedip-kedip.

Falka terheran-heran melihat tingkah Jim dan kemudian tertawa pelan. "Kau benar teh ini sedikit banyak membuat aku tenang. Mungkin aku memang terlalu banyak pikiran akhir-akhir ini. Terimakasih untuk tehnya." Ucap Falka sambil mengangkat cangkirnya dan menyesap tehnya kembali

Jim hanya membalas ucapan terimakasih Falka dengan senyuman.

Dalam benerapa saat baik Falka maupun Jim hanya terdiam, mereka sama-sama dipenuhi pikiran mereka sendiri sambil sesekali menyesap tehnya.

Jim melihat Falka yang terdiam sambil memendangi tehnya. "Alpha." Panggil Jim yang tidak lagi memanggilnya Falka.

Falka yang dipanggil Alpha oleh Jim langsung menatap Jim dengan pandangan penuh pertanyaan.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang Alpha?" Tanya Jim.

"Soal Silka maksudmu?" Tanya Falka memastikan meskipun ia sendiri sudah tahu pasti apa yang akan ditanyakan Jim padanya.

"Iya."

"Hmmm.. entahlah, aku sendiri sedang memikirkan apa yang sebaiknya aku lakukan tapi, aku sendiri tak tahu tindakan apa yang harus aku lakukan." Jelas Falka sambil berjalan kearah meja dan menaruh cangkirnya diatas meja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My QuileuteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang