My Quileute - 5

6.5K 389 11
                                    

Trinson seakan tak percaya pada apa yang ia lihat saat ini. Bahwa sebesar itukah diri dari Silka yang sekarang hingga mampu membuat para Werewolf lain muncul hanya untuk meminta diri Silka untuk mereka.

Trinson dapat melihat ada sekitar 20 sampai 30 Werewolf yang kini tengah mencari sesuatu dengan penciumannya. Para pack Trinson atas perintah dari Roi pun mulai membangun pertahanan untuk sedikit saja menyamarkan bau yang terkuar dari dalam rumah Silka.

Para Werwolf itu berkumpul dalam satu kelompok namun dari mata masing-masing dari Wolf itu menunjukkan kelaparan akan hasrat terpendam yang tak pernah mereka miliki selama ini. Dan sialnya Trinson sendiri pun bahkan dapat merasakan hasrat terpendamnya itu saat ia melihat Silka dalam wujudnya yang berbeda. Hasrat yang pada akhirnya akan membuat dirinya sendiri menginginkan Silka untuk dirinya. Namun sebelum semua itu terjadi ia harus melakukan tugasnya sebagai seorang Alpha dari pack utara.

Trinson melangkah maju dari tempatnya semula berdiri dan menghampiri Roi yang langsung bergesar sedikit kesamping untuk memberikan ruang untuk sang Alpha-nya.

"Siapa kalian?" Tanya Trinson pelan tanpa menunjukkan emosinya yang mulai meledak-ledak.

Para Wolf yang sedari tadi berkumpul itu memberikan jalan untuk dilewati oleh seorang Wolf berwarna cokelat tua dengan sedikit campuran warna hitam di beberapa bagian tubuhnya. Saar berhadapan dengan Trinson yang masih dalam wujud manusianya ia pun ikut merubah dirinya menjadi manusia kembali. "Kami adalah Wolf dari pack barat daya."

Trinson melihat sosok laki-laki dihadapannya yang tak mengenakan apa-apa kini dan membuat para anak-anak dan wanita masuk ke dalam rumah. Namun tanpa di duga Triana datang dengan dirinya yang menjadi manusia dan memberikan laki-laki di hadapan Trinson sebuah jubah biasa untuk menutupi tubuh polosnya.

"Kenapa kau keluar?" Tanya Trinson geram.

"Lantas siapa yang akan mengambilkan laki-laki gila ini 'penutup' jika bukan aku?" Jawab Triana tak perduli akan pertanyaan yang diajukan Trinson dengan geram. "Kau mau menggukannya atau mau terus melihatku begitu?" Tanya Triana dengan nada ketus karena melihat laki-laki yang ditolongnya hanya menatapnya diam tanpa memakai jubah yang dirinya berikan.

"Terimakasih." Ucap laki-laki itu dan lansung membuang pandangannya dari Triana dan berbalik pada Trinson. "Bolehkah aku bertanya?" Tanyanya pada Trinson.

"Tanyakanlah."

"Aku datang kemari karena mendapat para packku mencium sesuatu yang begitu harum dari sini. Kalau boleh tau apa yang kau miliki?" Tanyanya dengan tatapan menantang.

"Apa kau tak ingin memperkenalkan siapa dirimu dahulu?" Triana ikut dalam perbincangan dan membuat Trinson kembali menatap geram pada Triana.

Laki-laki itu menoleh pada Triana lagi dan mulai memandang Triana lama hingga Triana sendiri merasa jengah. Ia maju selangkah dan tanpa terduga mengambil tangan kanan Triana dan mencium punggung tangannya. "Aku Areon dan aku adalah Alpha dari pack barat daya." Ucapnya sambil tersenyum lembut pada Triana.

Triana seakan kaku akan apa yanh baru dilakukan laki-laki yang ada dihadapannya. Jantungnya seakan berdetak begitu cepat apalagi ketika mata tajam milik laki-laki bernama Areon itu menatapnya begitu dalam.

Trinson yang melihat hal itupun melepaskan dengan paksa tangan Areon yang masing menggenggam tangan Triana. "Sudah perkenalannya." Ucap Trinson pada Triana dan kembali pada Areon. "Apa yang kau cari Areon, aehingga kau harua sampai melewati batas wilayah ku?"

"Seperti yang ku katakan, di dalam pack mu tercium harum yang begitu pekat. Milik siapakah ini? Hingga mengundang kami kemari."

"Itu bukan urusan kalian. Sebaiknya kalian pergi sebelum batas kesabaranku habis."

"Tenanglah Trinson, aku tak akan mengambil apa yang bukan milikku. Tapi mereka kawananku tak akan mau pergi. Karena mereka telah haus akan sesuatu yang bahkan aku sendiri tak mengerti."

Trinson menggeram pada kawanan pack yang dibawa Areon telah memencar dan mulai mengerumuni rumah Silka. Para Wolf dari pack Trinson mulai menggeram marah. "Aku peringatkan kalian! Lekaslah kembali pada Alpha kalian!" Bentak Trinson pada para kawanan Areon.

"Percuma Trinson. Apa yang kau miliki sebenarnya? Hingga mereka semua melindungi rumah itu sampai seperti ini."

"SUDAH KUKATAKAN! Ini bukan urusanmu!!" Trinson yang amarahnya telah lebih dari ambang batas pun berteriak di depan wajah Areon.

Aeron diam tak bergeming akan teriakan dan bentakan yang diberikan Trinson terhadap dirinya. Ia juga kawanannya telah melanggar perjanjian yang dibuat dan telah dipatuhi selama hampir seribu tahun lamanya. Dengan adanya pelanggaran ini maka semua batas wilayah yang dimiliki keenam pack dunia tidaklah berlaku lagi sekarang. Dan apa yang ada dibalik perlindungan Trinson membuat Areon sadar ada hal yang begitu berharga juga berbahaya disaat yang sama yang memang harus dilindungi.

"Kau telah melanggar peraturan Areon. Kau harus bertanggung jawab akan ini semua. Kau harus!" Trinson yang marah menatap Areon.

Dalam hembusan kemarahan yang terasa tiba-tiba terdengar sebuah suara lembut memanggil Triana. Mendengar suara itu bukan hanya dirinya yang menoleh tapi semua Wolf melakukan hal yang sama. Dibalik tubuh Trees dan Sina berdirilah Silka dengan tatapan bertanya yang diajukan untuk dirinya.

"SILKAAAAAA!!!!!" Trinson berteriak saat sekumpulan Wolf itu menerjang Silka. Para Wolf dari Trinson seakan terhipnotis dengan kedatangan Silka. Dengan amarah yang menggelegar Trinson menerjang para Wolf itu setelah Trinson menjadi sosok Wolfnya.

Silka hanya bisa terpaku saat melihat dengan ganasnya Trinson juga para Wolf yang lain berusaha untuk menghampirinya dan berusaha untuk melindunginya. Trinson yang selama ini tak pernah terlihat marah kini malah menggigit dan menyerang dengan ganasnya pada para wolf yang tak dikenal oleh dirinya.

Triana menghampiri Silka begitu pula dengan Roi yang kini mereka berdua juga menjadi sosok Wolfnya. Dengan sosok Wolf mereka menjaga Silka agar tak ada yang dapat mendekatinya.

Trees berdiri dibelakang Silka dan menutup mata anaknya dengan sehelai kain yang kini menutup matanya hingga yang terlihat hanya kegelapan. Dan kemudian Silka merasakan lehernya terasa dingin oleh sebuah rantai kecil, Silka menggapai apa yang melingkari lehernya dan ternyata itu adalah kalung entah milik siapa. Silka terhentak ketika mendengar suara lolongan juga benda seperti kayu yang hancur, tubuh Wolf yang ada dihadapannya pun seakan menuntun dirinya untuk mundur selangkah.

"Jangan kau lepaskan penutup mata ini juga kalung yang kau pakai. Semua ini untuk melindungimu."

Silka mendengar sura ayahnya dan kemudian tubuhnya terasa terabgkat dan berpindah pada bulu tebal yabg diyakini Silka milik Roi. Sebuah kain besar terasa menyelubungi tubuhnya menambah kadar kegelapan yang ditangkapnya.

"CEPAT BAWA DIA PERGI!!!" Suara yang begitu kencang milik Trinson seakan menggoncangkan pikirannya.

Roi mulai berlari, meninggalkan suara lolongan juga kehancuran. Dan entah kemana ia akan pergi dan apa yang sebenarnya terjadi Silka hanya percaya bahwa semua baik-baik saja.

My QuileuteWhere stories live. Discover now