My Quileute - 4

8.8K 408 8
                                    

Hitam itu lah yang dilihat Silka saat ia mencoba terduduk dari posisinya yang semula terbaring. Silka mencoba duduk dan memahami ada dimana ia sebenarnya. Saat ia melihat ada sebuah cahaya dari ujung kegelapan itu, Silka sungguh tak percaya dirinya ada di dalam sebuah hutan yang begitu menyeramkan namun indah secara bersamaan.

Silka berdiri dari duduknya dan berusaha mendekati cahaya yang dilihatnya dari balik kegelapan hutan. Saat cahaya itu begitu dekat sekali lagi Silka terkejut akan apa yang dilihatnya. Ia berdiri di sebuah tebing batu yang begitu tinggi hingga mungkin Silka akan merasa bahwa tak ada dasarnya dari tebing itu.

Angin yang begitu segar menerpa wajah dan tubuhnya yang hanya terbalut piyama yang ibunya berikan untuk dirinya. Silka merentangkan kedua tangannya untuk merasakan hembusan angin yang begitu terasa menyejukkan dan memambukkan. Wangi yang dibawa oleh angin begitu lembut seperti campuran parfum termahal di dunia.

Perlahan Silka menurunkan kedua tangannya dan memasukkannya ke saku piyamanya. Dan Silka yang sudah puas dengan keindahan yang diterimanya merasa kaget tatkala saat ia berbalik ia bertemu dengan sosok Wolf yang begitu besar dengan warna hitam yang amat kelam dan mata yang berwarna emas. "Siapa kau!" Tanya Silka berusaha meyakinkan dirinya bahwa Wolf yang dihadapannya itu adalah Werewolf atau hanya Wolf si binatang saja.

"Hmmm... aku kira kau akan lompat."

"Apa-apaan kau! Untuk apa aku lompat! Aku hanya menghirup anginnya saja." Ucap Silka kesal namun seakan terhentak ia terkejut. "HEI! Bagaimana mungkin aku bisa mendengar suaramu!"

Dan si Wolf hanya memiringkan kepalanya dan memandang Silka seakan menantang dirinya untuk mencari tahu sendiri.

"Hei kau kan bisa bicara! Ayo jelaskan padaku siapa kau! Dan.. dan dimana aku?" Silka yang mulai sadar akhirnya bertanya akan keberadaan dirinya yang tiba-tiba bisa ada di tempat yang ia tak kenal. Apalagi bertemu Wolf menyebalkan seperti yang di depannya sekarang. "Hei ayo jawab! Aku dimana dan kau siapa!"

Wolf itu mendekati Silka dan otomatis Silka mencoba menghindarinya dengan mundur satu langkah namun ketika kakinya tak lagi menemukan pijakan ia hanya mampu meringis. "Kau mau apa hah!" Teriak Silka yang mulai gemetaran tubuhnya.

"Kau akan tahu nanti, ketika kita bertemu lagi." Ucapnya lagi dan tanpa di duga Wolf besar itu mendorong Silka hingga Silka terjatuh dalam jurang tebing yang tak berdasar itu.

"AAAAAAA...!!!!" Seakan dikagetkan oleh ratusan orang Silka terbangun dari tidurnya dan langsung terduduk. Pintu yang semula tertutup kini terbuka dan menampakkan Sina juga Trees dengan wajah panik mereka.

"Ada apa sayang?" Tanya Sina yang langsung memeluk Silka.

"Ah aku tidak apa-apa kok bu, aku hanya mimpi buruk saja tadi."

"Beneran?"

"Atau ada seseorang yang masuk?" Tanya Trees melanjutkan sambil mengecek jendela yang ternyata tidak terkunci dengan rapat. "Kau harus mengunci jendela kamarmu. Agar tidak ada yang memcelakaimu." Ucap Trees sambil mendekati Silka dan mengelus rambutnya halus.

"Iya yah maafkan aku. Tadi aku sangat lelah jadi aku lupa mengunci jendela. Nah sekarang aku sudah tidak apa-apa kalian boleh kembali istirahat." Silka mulai menutupi tubuhnya dengan selimut tebal yang selalu ia kenakan. Dan Sina maupun Trees pun berpandangan singkat dan kemudian pergi dari kamar Silka setelah mencium keningnya juga memastikan sekali lagi keadaan Silka.

"Tidurlah kembali."

"Iya bu." Setelah pintu tertutup dan tak terdengar lagi suara akan kehadiran ibunya. Silka kembali terduduk dan mulai mengingat akan mimpi yang tadi mendatanginya. Dengan berusaha Silka mencoba untuk mengingat akan mimpinya namun yang terlihat hanyalah bayangan-bayangan samar.

My QuileuteWhere stories live. Discover now