SL 26

4.3K 332 59
                                    

Hari sudah larut malam, dalam kondisi sangat rapuh dan penampilannya sangat kacau pria itu melangkah. Walau langkahnya tak seiring dengan gerakannya tetapi al tetap memaksakan langkahnya. Bahkan di saat kakinya tak sanggup lagi untuk melangkah.

Tidak mempedulikan hawa dingin yang menyerang tubuhnya. Tidak juga mempedulikan kakinya yang sakit akibat lecet karena sudah berjalan cukup jauh. Hati pria itu lebih sakit.

Untuk pertama kali selama hidupnya, al kembali pulang dalam keadaan mabuk dan kehilangan akal sehatnya.

Penampilannya sangat kacau. Dengan rambut yang acak-acakkan. Kaki telanjang dan jangan lupakan bau alkohol yang memenuhi tubuhnya.

Bahkan sepanjang jalan dia melupakan mobilnya dan memilih untuk berjalan kaki walau tanpa tujuan walau akhirnya dia sampai di sebuah rumah. Mungkin lebih tepatnya adalah neraka bagi al. Di mana di dalam rumah tersebut hanyalah berisi orang-orang egois. Bahkan ayahnya sendiri sama sekali tidak pernah memikirkan perasaan anak-anaknya. Bahkan kebahagiaannya.

Al tidak mempedulikan waktu yang sudah sangat larut dan tidak mempedulikan apakah kedatangannya bisa menganggu waktu istirahat orang yang berada di dalam rumah tersebut.

Beberapa kali al terlihat mengedor pintu yang berada di hadapannya tersebut, walau sedikit lama seseorang dari dalam sana akhirnya membukakan pintu untuknya.

Betapa terkejutnya el melihat kedatangan kakaknya dalam keadaan kacau dan mengenaskan. El juga bisa mencium bau alkohol yang sangat menyengat.

"Kak al... Kakak kenapa? Kak al mabuk?" tanya el memastikan.

"Al...? Oh aku adalah al yang hancur sekarang. Al yang di tinggal jiwanya pergi. Hahaha..." racau al di sertai tawa perih yang keluar dari bibirnya. Dia tertawa tetapi juga mengeluarkan air mata. Ironis.

El membelalakan mata tak percaya dengan apa yang di lihat dan di dengarnya. Kakaknya ini kenapa? Seumur hidup el, ini baru pertama kalinya dia melihat kakak yang dia hormati dan kagumi pulang kerumah dalam keadaan kacau. Kakaknya adalah orang yang sangat peduli dengan penampilan jadi kenapa yang berdiri di depannya ini seolah bukanlah alghazali?

Sosok kakaknya al, kenapa jadi seperti ini?

"Kamu kenapa kak?" el mengernyit kala mencium bau alkohol yang keluar dari tubuh kakaknya.

" ayo,el antar kakak ke kamar" baru saja el akan memapah al tiba-tiba al jatuh bersimpuh di bawahnya.

"Walaupun jiwaku sudah pergi tapi aku masih bisa mengingat kau adikku, el" ucap al menundukkan kepalanya. Kali ini dia merasa lelah.

''Kak al, bangun. Kenapa seperti ini?" el menarik tubuh kakaknya tetapi al tetap menahan tubuhnya. El semaking bingung dengan tingkah sang kakak. Sebenarnya masalah apa yang di hadapi kakaknya sekarang ini. Masalah ayah dan bundakah? Atau masalah ibu tiri mereka? Atau masalah yuki, pacar kakaknya? Berbagai pertanyaan memenuhi kepala elrumi.

"Kamu adikku yang paling baik. Tolong bantu kakak untuk menghilangkan rasa sakit ini, el. Sungguh sakit sampai mati lebih baik. Please tolong bantu kakak, el. Bagaimana cara kakak terhindar dari rasa sakit ini?" al terus meracau dengan air mata yang mengalir. dengan tangannya yang terus memukuli dadanya. Berharap bisa mengurangi sedikit rasa sesak dan sakit yang bersarang di sana.

"Alghazaly!!!! Apa yang kamu lakukan?" teriakan ayahnya yang tiba-tiba muncul dari dalam rumah.

"Kamu kenapa, al?" kali ini ibu tirinya sedikit lembut mengucapkannya.

Al segera menoleh ke arah ayah dan ibu tirinya yang kini berdiri di tangga ujung paling bawah. Dengan langkah terseok, al menghampiri di mana ayah dan ibu tirinya berdiri.

simple loveWhere stories live. Discover now