Lima

1.4K 131 11
                                    

Lima : Kenapa dia dingin gitu?




"Gu---- gue--- cuma mau jalan jalan aja. Dikelas gak ada guru soalnya" jawab Vellen.

Vellen menatap pemandangan didepannya. Wildan mematikan rokoknya, lalu membuangnya di tempat sampah.

"Ikut gue, yuk" ajak Wildan.

"Kemana?" Tanya Vellen.

"Makan di warteg depan sekolah" jawab Wildan.

"Hah? Jadi keluar sekolah dong? Gila, ini kan belum pulang sekolah".

"Cabut lah" jawab Wildan dengan santainya.

Vellen menghembuskan nafasnya. Laki laki itu benar benar tidak ada kapoknya. Kenapa dia bandelnya keterlaluan gitu ya?.

"Lo kapan tobat sih? Bandel mulu gak capek apa?" Tanya Vellen. Wildan hanya tertawa pelan.

"Kenapa lo peduli banget sama gue? Orang tua gue aja gak peduli sama gue" kata Wildan.

Ini yang membuat Vellen terdiam. Maksudnya, apa?

"Emang orang tua lo kenapa?" Tanya Vellen.

"Gapapa. Lo gak perlu tau. Oh iya, gue mau makan aja, dikantin. Lo masuk ke kelas gih, nanti ketauan guru lo dihukum" kata Wildan. Vellen tidak menjawabnya. Vellen langsung melangkah pergi meninggalkan Wildan. Namun saat Vellen ingin pergi, Wildan menahan tangan Vellen.

"Nanti pulang gue anter lo lagi ya. Jangan kabur pokoknya" kata Wildan. Vellen mengangguk, lalu melepas tarikan tangan Wildan dan pergi menuju kelas.

***

Vellen menunggu Wildan dikelas. Ada yang perlu dia tanyain sekarang sama Wildan. Namun, saat Vellen sedang menunggu Wildan, tiba tiba ada pesan masuk di handphone Vellen.

Wildan:

Vel, lo pulang sendiri gapapa ya? Atau minta jemput aja. Sori nih tiba tiba gue ada urusan

Ya, kebetulan Vellen sudah menyimpan nomor Wildan. Dan saat itu juga, Vellen memilih untuk tidak membalasnya. Vellen mendengus kesal sebelum dia berdiri dan keluar kelas.

Namun, saat Vellen keluar kelas, didepan pintu kelas tiba tiba saja ada yang menutup matanya.

"Eh, siapa sih? Jangan iseng deh" kata Vellen sambil meraba sebuah tangan yang menutupi matanya. Namun, tidak ada jawaban.

"Eh, serius dong ini siapa. Tasya? Mila? Bella? Reyna? Angel? Siapa sih?" Tanya Vellen.

"Tebak dong" Terdengarlah suara seseorang yang...

Gila, suaranya berat. Kayak suara cowo. Siapa nih? Jangan bilang kalo ini Raihan. Gak lucu gila kalo dia tiba tiba sok asik sama gue,, batin Vellen.

"Ini cowo ya?" Tanya Vellen.

"Banci" jawab seseorang itu. Vellen mendengus kesal.

"Siapasih? Buka ih, gak lucu tau. Gue pengen pulang" kata Vellen. Seketika terdengar suara seseorang tertawa. Setelah itu, tangan yang menutupi mata Vellen kini tidak menutupinya lagi. Saat tangan itu menyingkir dari mata Vellen, Vellen membalikkan badan untuk melihat siapa yang menutup matanya, dan...

"Wildan?!" Vellen terlonjak kaget ketika melihat bahwa orang itu adalah Wildan.

"Lo kenapa sih? Ngeliatin guenya kayak ngeliat setan tauga" kata Wildan.

"Gak lucu, gue pengen balik" kata Vellen. Vellen membalikkan badan, lalu pergi. Wildan mengejarnya, dan menahannya.

"Galak banget sih" kata Wildan.

Confused [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang