Sembilan

1.2K 118 14
                                    

Sembilan : UKS.

***

Selesai main di rumah Tasya, Vellen, Bella, Mila, Angel, dan Reyna kembali ke rumah masing-masing. Mereka berjalan bersama, sampai di perempatan jalan, Vellen harus berpisah dengan teman-temannya karena rumah teman-temannya tidak ada yang searah dengannya.

Saat sedang jalan sendiri, tiba-tiba Vellen merasa ada yang mengikuti. Suara motor yang dijalankan pelan. Dengan nekat dan karena penasaran banget, Vellen menengok ke arah asal suara. Dan mendapati Raihan yang sedang duduk di atas motornya sambil tersenyum.

"Kok sendirian, Vel? Mau gue anterin pulang?" tanya Raihan. Dan dengan cepat Vellen langsung menggelengkan kepalanya, menolak ajakan Raihan.

"Gak usah. Gue bisa pulang sendiri" Vellen pun kembali melangkahkan kakinya menuju rumahnya, namun Raihan tetap terus mengejarnya.

"Vel, sekali kali terima tawaran gue kek. Gue cuma mau nganterin lo pulang aja, gak mau ngapa-ngapain" kata Raihan. Vellen pun tidak memperdulikannya, dan tetap terus berjalan tanpa menghiraukan Raihan yang terus mengikutinya dari belakang.

Sesampainya Vellen di rumahnya, Raihan masih mengikuti. Vellen pun menatap Raihan dengan tatapan tajam.

"Gue udah sampe. Lo pulang sana" kata Vellen. Raihan tersenyum dan mengedarkan pandangannya ke rumah Vellen. Akhirnya laki-laki itu menemukan rumah Vellen. Rumah seorang perempuan yang selama ini dia kejar. Sudah lama Raihan mengejar Vellen, tapi baru kali ini Raihan mengantar Vellen sampai rumahnya. Ya, meskipun tidak dibonceng di atas motornya. Tapi, yang penting Raihan sudah tau dimana rumah Vellen, dan yang paling penting, perempuan yang ia sukai bisa sampai di rumah dengan selamat.

"Yaudah, sana masuk. Gue pulang kalo lo udah masuk" kata Raihan. Tanpa memperdulikan Raihan, Vellen langsung meninggalkan Raihan dan masuk ke dalam rumah. Raihan hanya tersenyum, lalu melajukan motornya, meninggalkan rumah Vellen. Dan tanpa Vellen sadari, sepasang mata sedang memperhatikannya dari tadi. Sejak Vellen sampai di depan rumahnya dengan diikuti Raihan dibelakangnya, sepasang mata tersebut melihat semuanya.

"Waahh, pulangnya di anterin sama penggemar" ucap seseorang yang sedaritadi memperhatikan Vellen dan Raihan. Vellen menengok ke asal suara tersebut.

"WILDANN???" Ya, Vellen sangat sangat terkejut. Dia sudah 2 jam main di rumah Tasya, dan sampai Vellen pulang, laki-laki itu masih ada di rumahnya?

"Kok kaget gitu sih? Kayak liat setan aja" kata Wildan.

"Kok lo masih di rumah gue? Ngapain?" tanya Vellen.

"Ibu sama kakak lo lagi keluar. Kerumah suami kakak lo. Katanya kalo gue mau, gue disuruh tunggu disini aja sampe lo pulang. Ya jelas gue mau lah. Yaudah gue tungguin" jawab Wildan. Vellen memutar bola matanya dan pergi gitu saja meninggalkan Wildan. Wildan pun mengejar Vellen dan menahan tangannya.

"Jangan tinggalin gue dong. Aus nih, bikinin minum kek" pinta Wildan. Vellen pun melepaskan genggaman tangan Wildan, dan menatap mata laki-laki itu.

"Ambil aja sendiri" kata Vellen.

"Tapi gue kan gak tau ambil minumnya dimana".

"Ya lo kan daritadi disini, masa gak tau".

"Ya engga lah. Gue kan daritadi cuma nunggu di ruang tamu. Gak kemana-mana. Masa gue harus room tour dirumah lo sih? Kan gak sopan".

Vellen pun terdiam. Emangnya, laki-laki nakal ini masih mengerti sopan santun?

"Yaudah, tunggu sini. Gue ambilin".

Seketika Wildan tersenyum. Akhirnya Vellen bisa menuruti kemauannya.

Baru kali ini gue ngejar cewe sampe segininya. Pengorbanan banget ya. Tapi gapapa deh. Biar gue ngerasain gimana rasanya ngejar cewe sekuat tenaga dan pikiran. Ngejar Vellen itu gak cuma pake tenaga, tapi pake otak juga. Kalo lo bego dan gak bisa ngatur strategi, gak bakal bikin Vellen nurut dan jatuh cinta. Suatu saat gue pasti bisa bikin lo jatuh cinta sama gue, Vel. Gue bakal tunggu sampe waktu itu tiba,,, batin Wildan dalam hati.

Confused [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now