Bab 11

28.3K 1.4K 36
                                    

Valdi membungkus tubuhnya--yang serupa pahatan patung yang mengilustrasikan sosok dewa dalam mitologi Yunani--dengan sebuah kemeja berwarna navy blue dengan garis vertikal tipis sewarna pasir pantai.

Bisa dihitung dengan jari saat-saat Valdi berpakaian formal seperti ini karena ia bukanlah seseorang yang mengemari gaya preppy look yang cenderung mengesankan pribadi yang kaku dan tak tersentuh. Ia lebih menyukai gaya kasual namun tetap rapi sebagai ciri khasnya.

Tak ingin terkesan terlalu kaku dengan kemeja formalnya, Valdi menggulung lengan kemeja tersebut sesiku dan tidak memasukkan ujung kemejanya ke dalam celana.

Ia mengamati pantulan sosoknya pada cermin dan cukup puas dengan tampilannya kini. Semi formal, rapi, namun tetap terkesan santai dan sangat dirinya.

Diikatnya rambut panjang yang tergerai hampir menyentuh bahu. Rambutnya yang menjadi point of his look.

Sekarang, Valdi sudah menggenggam penuh kepercayaandirinya dan siap untuk merebut hati seseorang yang akan ia temui hari ini.

***

Hazzi dan Hara tiba di Il Mare. Sebuah restoran fine dining yang menyediakan makanan Itali yang terdapat di Hotel Mulia.

Sebelumnya Hazzi--melalui Nalin--sudah melakukan reservasi meja untuk mendapatkan spot paling nyaman bagi dirinya dan Hara. Ia ingin acara hari ini berkesan dan berbeda dari quality time mereka biasanya.

Memasuki Il Mare, pramusaji berseragam licin dan berpenampilan rapi menyambut Hazzi dan Hara. Tanpa buang waktu, Hazzi langsung menyebutkan reservasi meja atas namanya, "Tolong meja atas nama Hazzi Hanzalah."

Pramusaji pun segera menunjukkan letak meja yang Nalin pesankan sesuai kriteria yang Hazzi minta. Meski meja mereka terletak di sudut ruangan, tidak mengurangi kenyamanan dan menghalangi pandangan pada dekorasi indah restoran mewah tersebut.

Hazzi menarik salah satu kursi meja bundar yang ditata sedemikian rupa lalu mempersilakan Hara untuk duduk sebelum ia mendudukkan diri di hadapan adiknya.

Hara masih asyik menyapukan pandangannya pada penataan interior dan dekorasi Il Mare yang didominasi dengan warna merah bata, kuning, dan cobalt blue pada bagian langit-langit, hiasan besar di tengah ruangan, hingga setiap meja yang diperindah dengan lipatan serbet berwarna cobalt blue yang diserasikan dengan warna dekorasi restoran. Bagi Hara, semua warna cerah tersebut sangat menarik mata dan terlihat selaras meski sama-sama kuat.

Hazzi melarikan pandangan menelusuri penjuru restoran, namun bukan memandang objek yang sama yang sedang Hara kagumi. Sapuan matanya terhenti ketika pramusaji membawakan buku menu ber-hardcover yang dilapisi kulit berwarna hitam dengan huruf klasik berwarna emas tercetak pada permukaannya.

Hazzi mengangsurkan salah satu buku menu pada Hara yang terlihat antusias.

Ketika Hara masih sibuk melihat nama-nama sajian dalam bahasa asing dengan mata berbinar, tangan Hazzi membalik halaman buku menu namun matanya kembali menjelajahi ruangan restoran.

Tatapan Hazzi jatuh pada seorang perempuan yang duduk seorang diri beberapa meja di samping mejanya.

Perempuan itu berkulit putih yang ditunjukkan oleh pendeknya gaun hitam yang memeluk tubuh sintalnya. Rambut panjang bergelombang berwarna cokelat mendekati oranye milik perempuan tersebut terkesan hangat cenderung panas. Bibir tipis yang dipulas lipstik sewarna merah darah itu melengkung ke atas ketika mata mereka bertemu.

Hazzi mengangkat sebelah sudut bibirnya membalas senyum menyapa atau menggoda yang dilemparkan perempuan tersebut kemudian memutus kontak mata mereka.

Sister PsychomplexWhere stories live. Discover now