Episode 10 Part 2

3.9K 111 0
                                    

[Sinopsis] Descendants Of The Sun Episode 10 Part 2

Shi Jin bersembunyi di balik sesuatu, ia terus menembak tapi pelurunya habis. Dan pria-pria yang tadi dilumpuhkannya sekarang bangkit dan kembali memegang senjata lagi.
Shi Jin melihat pistol di dekatnya, ia akan mengambilnya tapi tembakan terus kearah pistol tersebut jadi Shi Jin kesulitan.
Ternyata Mo Yeon tadi tidak pulang tapi mengambil ancang-ancang untuk menabrak pintu gudang dengan mobilnya.
Ia berhasil memukul mundur musuh dengan mobilnya, lalu ia mundur menuju Shi Jin dan Fatima dan menyuruh mereka masuk mobil. Setelah itu kabur bersama.
Mo Yeon sangat senang telah mengalahkan mereka, walaupun menegangkan,"Apa ini sebabnya kau jadi tentara?".
"Kau hampir menabrakku." Protes Shi Jin.
"Kupikir kau tidak dibelakangku." Jawab Mo Yeon.
"Bagaimana bisa dia belajar kedokteran dengan otak seperti itu?".
Tiba-tiba mobilnya tidak mau jalan. Mo Yeon bertanya-tanya, kenapa mobilnya jadi begini?.
"Kau tidak tahu? Kau menabrakkan mobilnya ke gedung. Ini mobil ketiga yang kau hancurkan." Jawab Shi Jin.

Dae Young dan yang lain menuju ke tempat ranjau untuk mengamankannya. Dae Young melihat ke arah datangnya Myeong Joo, ia terus kepikiran dengan syarat Ayah Myeong Joo.
"Kau benar-benar tidak mendengarkan? Aku dengan jelas mengatakan padamu untuk menunggu di zona aman karena itu berbahaya." Protes Dae Young.
"Zona aman membosankan." Jawab Myeong Joo sambil duduk di mobil.
Lalu Myeong Joo memerintahkan Dae Young melangkah dua langkah ke kiri dan lihat ke depan. Dan selanjutnya satu langkah ke depan.
Myeong Joo memakaikan Dae Young krim.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Dae Young.
"Aku tidak meminta apapun. Aku hanya menyentuhmu."
"Banyak yang melihat."
"Apa yang kau bicarakan?".
Dae Young memegang lengan Myeong Joo, baginya ini perlakuan kasar.
"Kenapa? Apa ini kasar karena aku bukan pramugari?".
Dae Young menjawab kalau itu karena dia adalah Letnan Yoon Myeong Joo.
"Banyak yang melihat." Giliran Myeong Joo yang malu.
"Aku bisa mengabaikan mereka."
Dan mereka siap melukannya. Tapi penggangu muncul.
Shi Jin memanggil dari Walkie-Talkie, ia minta bantuan karena mobilnya mogok.
"Aku tidak bisa mengabaikan yang ini." Kata Dae Young.
"Dia benar-benar tidak membantu." Keluh Myeong Joo.
Dae Young menjawab kalau ia akan mengirimkan Sersan Gong.
"Bagaimana dia tahu untuk hanya mengambil obat penghilang rasa sakit?" tanya Mo Yeon.
Shi Jin menebak kalau Fatima pasti belajar mana yang lebih murah dan mahal.
"Yang bisa menyelamatkan hidup banyak orang adalah yang murah seperti antiseptik, antibiotik dan vaksin. Itu akan lebih baik jika dia belajar itu."
Lalu Mo Yeon bertanya, bagaimana cara mengatakan 'Kau tertangkap dengan tindak kejahatanmu' dalam bahasa Inggris. Shi Jin pikir Fatima pasti mengerti.
"Mulai sekarang, kau harus ikuti perintahku. Kau tidak punya pilihan. Kembali ke sekolah." Kata Mo Yeon untuk Fatima dalam bahasa Inggris.
"Apa pedulimu?" Fatima tanya balik.
"Aku peduli karena aku menyelamatkanmu. Dan jangan membalas perkataanku. Karena kau terus membalas, aku harus bicara dalam bahasa Inggris. Aku sudah muak. Bagaimanapun juga." Jawab Mo yeon dengan bahasa korea, lalu ia melanjutkan dengan bahasa Inggris," Aku akan membayar biaya sekolahmu. Jadi selesaikan dulu sekolahmu. Tentu saja itu tidak gratis. Aku hanya meminjamkannya padamu. Jadi kau harus mengembalikan uangnya. Oke?".
"Kau pikir dia mengerti perkataanku?" Tanya Mo Yeon pada Shi Jin.
"Bagian kau mengatakan tidak gratis sangat jelas."
"Aku menekankan pada bagian itu."
Mo Yeon menunduk menyesal kerena telah membuat janji. Shi Jin mengelus kepalanya. Mo Yeon mengingatkan kalau ia tidak mencuci rambutnya. Shi Jin pun segera melepaskan tangannya dan meniupnya.

Mo Yeon mengeringkan rambutnya di bawah kipas angin.
"Kau akhirnya mencuci rambutmu." Shi Jin lega, dan bercanda, apa Mo Yeon yakin sudah mencucinya? Apa airnya lancar?
Mo Yeon kesal dan menyuruhnya untuk tidur saja.
"Bukankah malam ini terlalu bagus untuk disia-siakan?" tanya Shi Jin.
Lalu ia mengeluarkan 2 bungkus ramen dari kantongnya.
"Hormat. Aku sudah mendidihkan air." Lapor Gi Beom.
Lalu Shi Jin memberikan 2 ramen pada Gi Beom untuk dimasak.
Lalu Mo Yeon bertanya, bagaimana dengan mobilnya, apa bisa diperbaiki?.
"Sedang diperiksa. Kau sudah memiliki hutang merusak mobil Daniel dan kau juga merusak mobil lagi hari ini. Dan juga, kau harus membayar biaya sekolah."
Shi Jin mulai serius, apa Mo Yeon benar-benar akan akan mendukung biaya sekolah Fatima. Mo Yeon bertanya kenapa memangnya.
Shi Jin mengingatkan walaupun Dokter gajinya banyak, tapi memberikan bantuan berarti memiliki tanggung jawab.
"Aku hanya melakukan apa yang bisa kulakukan. Bahkan jika itu mengacaukan. Kau ingat siapa yang mengatakan ini? Aku tidak banyak membaca." Jawab Mo Yeon.
Shi Jin menjelaskan kalau Mo Yeon tidak bisa bertanggung jawab untuk setiap orang yang ditemui di sini. Itu tidak mengubah dunia.
Mo Yeon tidak akan bisa mengubah dunia. Tapi hidup Fatima akan berubah. Dan itu berarti dunia untuk Fatima. Maka itu cukup baginya.
"Kupikir kau mengatakan kau bukan dokter semacam itu." Ungkap Shi Jin.
"Kupikir kau mengatakan aku Dokter semacam itu." Elak Mo Yeon.
Shi Jin bertanya, kenapa Mo Yeon menunjukkan pesonanya padahal ia sudah sudah jatuh cinta pada Mo Yeon. Mo Yeon beralasan kalau ia wanita dengan banyak hutang dan dengan hutang tersebut, sangat mudah untuk dibuang.
"Terima kasih sudah menyelamatkan aku hari ini." Ucap Shi Jin tulus.
Dan ramen pun matang. Gi Beom juga membawa kimchi. Tapi tiba-tiba lampunya mati.
"Haruskah kita makan seperti Pasukan Khusus?" Tanya Shi Jin.
Selanjutnya mereka mengunakan teropong khusus agar bisa melihat di tempat gelap. Mo Yeon merasa ini lucu dan bersyukur karena bisa melakukan hal-hal aneh setelah bertemu seorang pria di Pasukan Khusus.
"Kau cocok jadi tentara. Kau harus tetap bersama seorang pria di Pasukan Khusus." Jawab Shi Jin.
Lalu Mo Yeon merencanakan untuk bermain sepak bola. Ia akan pamer nanti setelah kembali ke Korea kalau ia bisa bermain sepak bola.

Drama Korea Descendants of The SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang