Wattpad Original
Ada 3 bab gratis lagi

6

13K 840 15
                                    

Ia sudah tahu mengenai konsekuensi apa yang akan didapatnya saat memutuskan untuk keluar dari Sargent; menjadi pengangguran dalam waktu lama. Karena apa? Karena mencari pekerjaan itu sangat sulit. Terutama bagi seseorang yang tidak punya bakat dan skill sepertinya.

Tabungannya tinggal sedikit, dan Vanessa masih harus membiayai kebutuhannya. Ia bisa saja meminta bantuan Zeyran sebab pria itu takkan pernah keberatan, tetapi kalau begitu, percuma ia mengundurkan diri dari pekerjaannya. Vanessa juga masih menyimpan uang kematian orang tuanya, namun sampai kapan pun, ia takkan menggunakannya. Nyawa orang tuanya tidak semurah itu sampai bisa dinilaikan.

Vanessa tampak mengusap peluh yang bercucuran di dahinya. Kemudian duduk sejenak di salah satu bangku taman guna mengumpulkan tenaganya kembali. Rasanya sungguh melelahkan, sudah hampir tiga jam ia mengayuh sepeda sembari membawa map berisi surat lamaran kerja untuk diajukan kepada perusahaan-perusahaan. Sebelumnya, Vanessa juga melamar kerja melalui email. Namun, semua itu tak menghasilkan apa-apa. Sampai sekarang belum ada satu perusahaan pun yang menghubunginya.

Vanessa mengembuskan napas lelah, ia meminum air mineral dalam botol kemasan yang dibelinya barusan. Setengah botol sudah habis, Vanessa beranjak dari tempat duduk, mengayuh sepeda untuk mencari pekerjaan lagi.

Gerakannya terhenti tepat di depan sebuah bangunan hotel mewah. Salah satu hotel terbesar di kotanya milik grup bisnis konglomerasi Perancis. Vanessa sempat ragu untuk masuk, sampai ia merasakan keadaan seolah mendesak dirinya agar tak mengabaikan peluang sekecil apa pun di hadapannya. Di sana tertulis: Dibutuhkan Cleaning Service. Segera.

Ia memarkir sepeda. Tampak seorang security menyambutnya dengan senyum tipis di ambang pintu. "Bonjour, Mademoiselle!"

Vanessa mengangguk dan membalas senyum itu. Tatapannya menyapu sekeliling lobi, tampak kebingungan harus pergi ke mana, alhasil ia memutuskan bertanya kepada security tadi.

"Excusez-moi! Saya melihat tanda di depan sana ada lowongan kerja untuk bagian cleaning service, kalau boleh tahu ke mana saya harus memberikan lamaran kerja ini?" tanya Vanessa merasa agak sungkan.

"Anda bisa menitipkannya kepada saya, Mademoiselle. Nanti akan saya sampaikan kepada HRD kami," jawab security itu ramah.

"Merci beacoup, Monsieur," ungkap Vanessa sembari tersenyum tulus. Ia menyodorkan map yang dipegangnya kepada security itu.

"Omong-omong, apa Anda tidak keberatan menjadi tukang bersih-bersih?"

Menjadi tukang bersih-bersih di hotel elit saja rasanya seperti mimpi bagi Vanessa.

"Hanya ijazah SMA yang saya punya," jawab gadis itu seadanya.

"Anda bukan orang Perancis, benar?"

Vanessa mengangguk. "Saya dari Boston."

"Bahasa apa saja yang Anda mengerti?"

"Bahasa Inggris, Perancis, Spanyol, dan sedikit Bahasa Rusia," kata Vanessa terus terang. Saat SMA, ia mengikuti kelas Bahasa Spanyol. Sementara di semester satu dan dua perkuliahan, ia sempat mengikuti kelas Bahasa Rusia.

"Sebaiknya Anda mempertimbangkan untuk mengisi bagian resepsionis, Mademoiselle," saran security itu. "Saya akan memberitahu atasan."

"Sekali lagi, terima kasih, Monsieur!"

"Sama-sama. Sampai jumpa lagi! Semoga harimu menyenangkan."

Vanessa mengangguk sopan, ia hendak membuka pintu lobi ketika security lain lebih dulu membuka pintu untuk bocah laki-laki yang tampak tengah berlari tergesa hingga tak sengaja menabrak kaki Vanessa. Dia hampir terjatuh kalau Vanessa tidak menahannya.

SURVIVRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang