Chapter 6

127K 7.8K 439
                                    


ALVAN memarkirkan motornya di pelataran parkir sebuah mall di kawasan Pondok Indah. Untungnya Alvan sudah sering ke mall tersebut dan hafal dimana letak kios j.co berada. Dengan langkah cepat Alvan menyusuri pusat perbelanjaan tersebut.

Setelah memilih dua belas rasa donat secara acak, Alvan berjalan ke arah kassir untuk membayar pesanannya namun matanya terpaku pada sosok cewek yang sedang berdiri masih lengkap dengan seragam putih abu-abu yang ditambah sweater warna navy blue sambil menatap menu minuman di papan.

Rambut coklat milik cewek itu yang tercepol asal membuat anak-anak rambutnya yang tidak ikut tercepol menempel di sekitaran pelipis dan rahangnya menimbulkan kesan manis membuat mata Alvan untuk beberapa waktu terpaku pada sosoknya sebelum akhirnya secara refleks ia memanggil sosok yang dikenalnya itu.

"Tara?"

Cewek itu menoleh ketika sadar namanya dipanggil. Matanya terbelalak menunjukkan keterkejutannya. "Al..van?"

Alvan melambai dengan bersemangat karena sosok itu benar-benar Tara. Entah kenapa Alvan bersikap se-bersemangat itu hanya karena tidak sengaja bertemu Tara disini.

Alvan melirik kassir yang ternyata sudah menunggu Alvan. "Oh iya maaf mbak, jadi berapa?" tanya Alvan sambil meringis tidak enak karena sudah membuat petugas kasir itu menunggunya. Untung saja saat itu tidak ada pembeli lain setelah Alvan jadi dia tidak menghambat pembeli lain.

"Ngapain lo disini?" tanya Alvan kepada Tara yang kini sudah berdiri lebih dekat dengannya.

"Mau nonton Van, tapi filmnya masih satu jam lagi jadi gue jalan-jalan aja dulu. Lo sendiri?" tanya Tara balik.

Alvan mengedikkan dagunya ke arah pesanannya. "Tuh, beli donat buat dibawain ke temen yang sakit."

Tara mengangguk-angguk.

"Eh Tar, lo pesen apa? Sini gabungin aja sama gue."

"Hah? Eh gak usah!"

"Yaelah gak apa-apa sih! Mba ini nambah... lo mau apa?" tanya Alvan kepada Tara.

Tara menatap Alvan sungkan. Tara yakin kalau nanti ujung-ujungnya Alvan akan membayarkan pesanannya juga. Bukannya geer atau apa, masalahnya Tara tau sekaya apa seorang Alvan ini.

"Gak usah, Van!"

"Yaelah Tar, buruan mbaknya udah nungguin tuh!" ucap Alvan keras kepala membuat Tara mau tidak mau akhirnya menyebutkan pesanannya. "Iced thai tea..."

"Yang uno apa due?" tanya Alvan menggantikan tugas sang kasir untuk menanyakannya pada Tara. "Uno aja."

"Yaudah, itu satu mbak sama..." Alvan menatap papan minuman sejenak. "capuccino caramelonya deh mbak satu. Yang uno juga."

"Atas nama?"

"Alvan dan Tara."

Hening. Alvan langsung mengejapkan matanya sadar kalau ucapannya agak rancu.

"Eh maksudnya Alvan buat yang capuccino terus Tara buat yang Thai tea, bukan Alvan dan Tara..eh"

Tara terkikik. Lucu juga melihat Alvan mendadak salting, padahal Tara yakin mbak-mbak kasirnya juga ngerti maksud Alvan soal nama mereka tanpa harus diperjelas.

"Iya udah pokoknya gitu deh, mbak!" ucap Alvan sambil memberikan selembar uang seratus ribu dan selembar lima puluh ribu. "Duduk dulu yuk, Tar!" ajak Alvan sambil menunjuk ke arah salah satu kursi yang berhadap-hadapan.

Tara mengangguk dan berjalan duluan menuju kursi yang dimaksud Alvan sambil membawa dua piring donat free yang diberikan atas pembelian dua jcoffe tadi, sedangkan Alvan mengambil plastik berisi donat yang ia beli lalu menyusul Tara.

SomeWhere stories live. Discover now