Chapter 26

80.3K 5.4K 406
                                    

Tara sedang sibuk menyelesaikan soal tentang persamaan kuadrat ketika Alvan memainkan anak-anak rambutnya yang terlepas dari cepolan membuatnya melirik ke arah pacarnya itu sebentar sebelum akhirnya kembali melanjutkan menyelesaikan soal matematika tersebut.

"Van, diem deh jangan iseng," katanya memperingati saat gerakan tangan Alvan memainkan rambutnya semakin intens.

"Abis gue gemes masa Ra ngeliatin rambut lo yang keluar-keluar gini," kata Alvan sambil berusaha menyelipkan anak-anak rambut yang mencuat keluar masuk kedalam cepolan tapi karena rambut Tara yang terlampau lembut, rambut itu tergelincir lagi keluar. "Tuh...masa keluar-keluar lagi." Tunjuk Alvan pada rambut pacarnya.

Tara menghela nafas. Lalu dia melingkari jawaban pada option baru dia beralih kepada pacarnya. "Lo tuh ya dari kemaren demen banget nguyel-nguyel rambut gue, deh."

Alvan terkekeh. "Abisnya wangi, sih."

Tara memutar bola matanya. "Lo udah ngerjain soal latihan dari tempat bimbel belum? Katanya mirip-mirip soal TO besok."

Alvan masih berfokus pada rambut Tara saat menjawab, "semua soal TO juga mirip Ra, Cuma beda angka doang."

"Alvan,ih!" omel Tara karena Alvan yang masih saja asyik memainkan rambut Tara seolah ini baru pertama kalinya bagi Alvan melihat sebuah rambut.

"Pacaran mulu lo berdua! UN woy UN!" komentar Dimas yang sedang melintasi ruang keluarga dimana Alvan dan Tara sedang bercengkrama untuk menuju ke dapur. Dibelakang Dimas ada Gio yang mengikutinya dengan wajah datar. Gio melengos cuek seolah Tara dan Alvan adalah makhluk tak kasat mata. Maklum, Gio belum sepenuhnya ikhlas soal Tara. Apalagi saat tau jika Tara dan Alvan kini pacaran.

"Bacot!" seru Tara kepada Dimas.

Lalu dari arah dapur terdengar nyanyian yang entah kenapa lebih kepada curahan hati daripada sebuah lagu.

Tuhan tolonglah

Hapus dia dari hatiku

Kini semua percuma

Tak kan mungkin terjadi

Kisah cinta yang selalu aku banggakan

Kau hempas semua

Masa yang tercipta untukmu

Tanpa pernah melihat

Betapa ku mencoba

Jadi yang terbaik untuk dirimu

Alvan dan Tara sama-sama terdiam. Mereka tau kalau Gio lah yang sedang bernyanyi. Dan lagu itu pasti dia nyanyikan untuk Tara.

Alvan pun memilih tidak ambil pusing dengan Gio. 'kan dia tidak merebut Tara dengan sengaja. Memang sudah jalan takdir yang menuliskan jika Alvan dan Tara harus saling jatuh cinta. Jadi Alvan tidak perlu merasa bersalah apa-apa terhadap Gio.

Sedangkan Tara meringis, merasa sedikit tidak enak juga. Tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Alvan lalu kembali memainkan rambut Tara. "Gue mau dong nyoba ngiketin rambut lo, Ra," pinta Alvan membuat Tara menatapnya.

"Hah?"

Alvan memasang cengiran, "boleh ya?" pintanya lagi membuat Tara akhirnya berdecak sambil melepas ikatan rambutnya. Membuat rambut kecoklatannya tergerai dengan indah.

"Contohin dulu coba," pinta Alvan membuat Tara semakin tidak habis pikir.

"Lo kenapa sih, salah makan ya?" tanya Tara sambil menggeleng-geleng lalu dia menyontohkan bagaimana dia membuat cepolan dari rambutnya sendiri.

SomeWhere stories live. Discover now