Chapter 27

85.3K 5K 310
                                    

Pekan UN sudah berlalu. Anak-anak kelas dua belas kini sedang menikmati kebebasan mereka sebelum nanti kembali dibuat pusing oleh seleksi ujian masuk universitas.

Hubungan Tara dan Alvan masih berjalan dengan baik. Mereka juga masih datang ke tempat bimbel untuk persiapan SBMPTN kalau-kalau nanti mereka tidak lulus SNMPTN.

"Besok pengunguman SNM nih, Ra, lo deg-degan ga?" tanya Alvan saat mereka sedang duduk menunggu sate padang pesanan mereka jadi.

Tara menggeleng, "gak tau ya perasaan gue biasa aja. Bukannya karena yakin bakal lolos tapi gatau deh, biasa aja. Lo?"

Alvan mengangguk, "sama, gue juga kok biasa aja. Tapi kayaknya gue biasa aja karena tau gak bakalan lolos sih. Saingan gue Fadhil."

Tara tertawa. "Jangan pesimis, orang beruntung kadang bisa ngalahin orang pinter loh, Van."

Alvan mengangguk membetulkan, "iyasih, tapi gue gak ngarep-ngarep amat juga sih. Gue aja kayak masih labil gitu Ra mau masuk mana terus ngambil apa."

Tara terdiam. Dia sudah sering membahas ini dengan Alvan. Alvan yang masih labil tentang pilihan jurusan dan universitas mana yang akan dia ambil.

"Apa gue ambil IPB aja kali, ya?"

Tara terbahak. "Ngaco lo, ya, lo kan IPS, mau ambil apaan coba di IPB? Emang lo sanggup lintas jurusan?"

"Ya enggak sih, tapi gue tertarik sama kedokteran hewan deh."

"Ih jangan Van, jangan jadi dokter hewan," kata Tara tidak setuju membuat Alvan bingung.

"Emang kenapa?"

"Takut nanti lo jatuh cinta sama pasien lo, Van," ucap Tara sambil memasang wajah pura-pura sedih. Sedetik kemudian Alvan baru sadar apa maksud Tara.

"Hehh, maksud lo gue jatuh cinta sama hewan?!"

Tara terbahak. Apalagi ketika Alvan langsung memegang tengkuknya membuat Tara menggelinjang kegelian, tetapi aksi lovey-dovey mereka terhenti ketika abang tukang sate menyajikan sate pesanan mereka berdua.

Alvan sedang asyik menikmati satenya ketika ponsel di kantung celananya bergetar. Alvan melirik Tara yang juga sedang serius menikmati satenya sebelum akhirnya mengeluarkan ponselnya untuk mengecek notifikasi. Dan ternyata dari grup.

Ariano Devandra:

Ariano Devandra: Manis banget ya esnya

Ariano Devandra: Jadi pengen bungkus yang punya :)

Putrandi Wijaya: Subhanallah

Haryo Adji P: Subhanallah (2)

M. Fadhil Akbar: inalillahi

Putrandi Wijaya: Kok inalillahi sih Dhil?

Ariano Devandra: Tau lo Dhil parah, emangnya Tara musibah apa

M. Fadhil Akbar: Itu inalillahi buat lo, No.

M. Fadhil Akbar: bentar lg lu palingan tewas ama Alvan

Alvan S Permana: WEY NGAPAIN LU NGESHARE FOTO CEWE GUE

Ariano Devandra: Norak lu van

Ariano Devandra: Tara jg khilaf kali jadi cewe lu

Ariano Devandra: entar gue bikin Tara eling biar dia sadar

Ariano Devandra: Kalo I'm the one for her

Alvan S Permana: :)

Putrandi Wijaya: Besok kalo ada mayat tanpa identitas hanyut di got itu berarti Nino

SomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang